10. Kebaikan Berujung Petaka

1.1K 128 6
                                    

"Kau terlambat 15 menit Jane" Ucap David, bos ku yang tiba-tiba menghampiri ku ketika sedang membersihkan salah satu meja yang telah selesai dipakai.

Kutegakkan tubuhku lalu menghadap David dengan perasaan sungkan dan bersalah. "Maaf atas keterlambatanku Dav, aku janji untuk tidak akan mengulanginya lagi" Jawabku penuh sesal. Aku hanya takut jika perilakuku itu akan membuat David marah hingga berakhir pada pemecatanku. Karena sulit sekali mencari pekerjaan dengan penyesuaian jam yang kumiliki.

Dalam hati aku menyalahkan Vano. Sungguh aku benar-benar ingin mencakar wajahnya. Bagaimana tidak, meskipun ia sudah berjanji untuk bercinta dengan cepat dan sudah mendapatkan kenikmatan, namun sayangnya hal itu tidak cukup bagi Vano.

Karena ketika aku sibuk membersihkan tubuhku, lelaki yang berperilaku seenaknya itu menerobos masuk dan melakukannya lagi. Vano membuat kami bercinta didalam kamar mandi dengan guyuran air shower yang membasahi tubuh. Dan bodohnya aku tidak bisa menolak, karena sekali merasakan sentuhan Vano, disana akal pikiranku akan menghilang. Memang sedahsyat itu efek dari sentuhan lelaki itu.

Itulah alasanku dengan keterlambatan 15 menit hingga mendapatkan teguran dari David. Tapi mau apa dikata, semua itu memang kesalahanku. Aku berdoa agar David memakluminya karena memang aku tidak pernah melakukan kesalahan sebelum ini.

"Alasannya?" David menungguku menjawab.

"Ehh-itu..."

Sial, aku tidak tau harus menjawab seperti apa. Tidak mungkin aku mengatakan alasan keterlambatanku karena morning sex bukan. Bisa-bisa aku dipecat detik ini juga.

"Itu... Karena perutku sakit. Ya-perutku sakit karena terlalu banyak makan pedas kemarin malam" Alhasil aku memberikan kebohongan yang menurutku sedikit logis. Aku beharap David akan mempercayainya.

"Kali ini akan ku biarkan, tapi sebagai gantinya kau harus pulang lebih lambat 15 menit dari yang lain"

"Tapi Dav...."

"Tidak ada tapi, salahkan pada dirimu sendiri yang terlambat bahkan tidak memberitahuku terlebih dulu" setelah mengatakannya David pergi meninggalkanku tapi aku tidak tinggal diam. Apa-apaan itu, kejam sekali David padaku, dasar tukang perhitungan.

Aku menyusul bosku yang terpaut umur tidak jauh denganku. Kami hanya berselisih beberapa tahun dengan usia David yang lebih tua. Entahlah bagaimana bisa seseorang semuda dia sudah dapat menjalankan bisnisnya sendiri. Membuatku merasa iri dengan kerja kerasnya.

"Dav, kenapa kau kejam sekali... Aku kan sudah berjanji untuk tidak terlambat lagi, kenapa kau masih menghukumku?" Ujarku setelah membuat David mengentikan langkahnya karena aku yang memotong jalan lelaki itu dengan berada tepat dihadapannya. Hal itu membuat David membawa kedua tangannya ke pinggang dan menatapku kesal.

"Kau ini memang tidak ada takut-takutnya ya..." David berdecak. "Itu hukumanmu agar tidak mengulangi lagi di lain waktu. Karena setiap orang perlu belajar akan konsekwensi dari perilaku yang dilakukannya, Anya"

"Ku kira kita teman, jadi kau akan setidaknya memakluminya untuk sekali ini"

David menggelengkan kepalanya. "Ohh no... Kita memang teman tapi ketika sudah menyangkut tentang bisnis semua berbeda. Sudahlah kembali bekerja, sekarang aku ini bos mu bukan temanmu..." tukasnya sembari mengibas-ibaskan tangan kanannya seolah mengusirku.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
1. LOVELY (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang