Mark's first bite (51)

4.1K 519 26
                                    

Gaesssssss... Aku terharu banget... Makasih banyak semua readers akuuu.. Aku cinta kalian...

Dan jangan lupa vote dan commentnya

***

Mark menusuk nusukkan garpunya pada potongan semangka dengan kasar. Kedua sudut bibirnya yang sekarang terlihat kering ditekuk kebawah. Matanya menatap kosong mangkuk buahnya.
"Mark kenapa?" Tanya Yuta melihat kelakuan Mark pagi ini. Padahal biasanya Mark selalu gembira jika makan semangka. Namun beberapa hari ini Mark memang tampak murung dan terkadang terlihat marah seperti saat ini. Bahkan dihadapan semangka kesukaannya.
Ten hanya tersenyum tipis melihat kelakuan putra sulungnya.

'Pyaaar'

Mark mendorong mangkuk buah dan gelas darah miliknya hingga jatuh dan pecahannya berceceran di lantai.
"Mark!" Ten meninggikan suaranya. Namun kemudian ia ingat bahwa keadaan Mark sedang tidak baik sekarang.

"Yaaah Malk yung.. Cemakana jatoh" Jeno menatap sedih potongan semangka dan darah yang mengotori lantai. Mark hanya diam meski mendengar Ten meninggikan suaranya.

Johnny menatap putra sulungnya dengan pandangan sedih.
Semua vampir di meja makan terdiam. Mereka cukup kaget dengan kelakuan Mark pagi ini. Mark selalu menjadi anak yang lembut dan manis. Baru kali ini Mark terlihat sangat marah meski beberapa hari ini memang Mark tampak berbeda.

"Huwaaaaaaaaa waaaa" tiba tiba saja Mark menangis sambil menepuk nepuk dadanya.
"Malk hyung napaaa? Atit? Mana yang atit? Dadana?" Haechan yang duduk disamping Mark panik.
Ten menghela nafasnya berat dan memejamkan kedua matanya. Ia tahu betul Mark seperti itu karena dirinya.

Johnny yang sedang memangku Hendery langsung menyerahkan Hendery pada Yuta dan menghampiri Mark lalu berjongkok di hadapan Mark.
"Mark sayang, Mark tidak boleh begitu. Kan Papa sama Daddy sudah pernah bilang, kalau ada sesuatu yang terasa mengganjal disini Mark harus bilang kenapa" Johnny menegur Mark dengan lembut sambil mengelus dada Mark.

"Boong!" Mark berteriak.
"Papa ama Daddy boong! Hwaaaaaaa" Mark terus menangis.
Johnny menghela nafasnya.
"Mark…" Ten hendak berbicara namun Mark langsung loncat dari kursi tingginya.
"Mark!!" Jaehyun, Taeyong, dan Yuta berteriak saat badan Mark sempat oleng seakan hampir jatuh. Namun kemudian mereka bernafas lega saat Mark berhasil mendapatkan keseimbangannya lagi dan berlari keluar dari ruang makan.
Johnny menghela nafasnya dan mengikuti Mark.

"Jaemin biar aku pegang dulu Ten" Taeyong menawarkan bantuan.
"Tolong titip Nana sebentar ya" Ten menyerahkan Jaemin pada Taeyong.
"Dery aman denganku. Tenang saja" Yuta tersenyum.
"Terimakasih" Ten membalas senyuman Yuta dan bergegas menyusul Johnny dan Mark.

"Amarah Mark sepertinya semakin bertambah parah hari ini" Gumam Doyoung.
"Hhhhh jika aku jadi Ten dan Johnny juga pasti aku akan bingung" Winwin.
"Aku khawatir dengan kondisi Mark. Ia semakin lemah. Aku tidak menyangka tubuhnya masih bisa dibuat lari seperti tadi" Yuta.

"Orang itu sudah tidak berkeliaran disekitar mansion kan?" Taeil.
"Setelah 2 hari lalu ia diusir penjaga gerbang depan ia tak kembali lagi" Jaehyun.

"Orang itu betulan ayah kandung Mark?" Tanya Taeil lagi.
"Mungkin? Kami juga tidak tahu. Kami tidak tahu dia siapa, Johny maupun Ten juga tidak menemuinya karena mereka sedang disibukkan oleh kondisi Mark. Hanya saja penjaga gerbang selalu melapor bahwa orang itu tampak mencurigakan karena beberapa hari selalu terlihat di sekitar mansion saat sore" Yuta.

"Dan kata Jongin dia orang yang sama dengan orang yang mengantar Mark pulang minggu lalu" Taeyong.

***

[END] Heart of Immortal [JohnTen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang