"Ttok
Ttok
Ttok"
"Malk yuuung"
"Malk Hyuuung" Jeno dan Haechan berdiri dengan sabar di depan pintu kamar Johnten. Kacamata hitam masih bertenger di wajah mereka, tak lupa juga ransel dalam gendongan mereka yang sekarang terlihat sangat penuh. Mereka baru saja keluar dari mansion. Lusa Haechan akan pulang ke Amerika, jadi hari ini mereka ditemani Doyoung dan Taeil pergi berpamitan dengan teman teman, dan sapi sapi Om Mino, sekalian mengembalikan sepeda Jeni yang dipinjam Haechan."Ttok
Ttok
Ttok"
Jeno mengetuk lagi.
"Kok Mama yang buka?" Jeno mengerutkan dahinya saat melihat Taeyong yang muncul dibalik pintu.
"Mama sedang bantu Om Ten dan Om Johnny" Taeyong.
"Malk hyung lagi atian?" Haechan mencoba mengintip dari celah pintu yang dibuka sedikit oleh Taeyong. Samar samar terdengar suara erangan Mark yang minta dilepaskan."Nono ama Echan hyung bole liat?" Tanya Jeno.
"Jangan dulu ya… nanti malah Nono jadi ikutan pengen gigit Om Hansol. Di dalam banyak darah tumpah" Jeno mengangguk, ia dapat melihat bercak darah di ujung baju Mamanya."Masih lama Om Tae?" Tanya Haechan khawatir. Kini ia dapat mendengar suara Mark yang sedang menangis.
"Hmmm Om tidak tahu. Nono sama Echan tunggu di kamar main dulu ya… nanti Mark hyung kalau sudah selesai dibawa kesana" Taeyong.Haechan dan Jeno mengangguk dan segera turun ke lantai satu.
***
"Hiksss… hikkksss… Epaaaas… epasin" Mark terus menangis dan meronta ronta diatas tempat tidur. Kedua tangannya di tahan oleh Johnny, tempat tidur yang sudah dilapisi plastik sekarang sudah merah oleh darah. Hansol duduk tenang di kursi yang diletalkan di depan tempat tidur. Menatap lurus pada Mark yang terus meronta ronta hendak menggigitnya.
"Mark.. Tenanglah sayang. Tarik nafas… hembuskan perlahan… di depan itu Om Hansol" Ten berbisik pada Mark.
"Epaaassssss!!" Mark berteriak. Tadi Mark sudah berhasil mengendalikan kesadarannya selama beberapa menit, namun kemudian justru kesadarannya hilang lagi saat mencium bau darah. Ia bahkan menolak darah hangat yang ditawarkan padanya, padahal kemarin ia sudah bisa menerima darah hangat kemasan.
"Mark.. Ini Om Hansol" kali ini Hansol yang berbicara dengan suara tenang. Hansol sudah tidak takut sama sekali dengan Mark. Rasanya memang sakit, terlebih karena Mark masih balita dan tidak punya kontrol sama sekali dengan tubuh dan kesadarannya, tentu saja akan berbeda jika Mark mulai dilatih saat usianya sudah cukup, tapi Hansol tidak punya pilihan lain. Lagipula tugasnya ini juga sudah lebih ringan karena ia bergantian dengan Minhyun. Dan seperti kata Minhyun, lama lama ia jadi terbiasa.
"Sepertinya kesadarannya sudah sulit untuk kembali lagi" Jaehyun menghela nafas.
"Hari ini sudahi saja latihannya, kasian Mark. Dia bisa bisa terlalu lelah berteriak dan meronta ronta terus" Jaehyun."Kali ini aku saja yang menghampiri Mark. Dua hari lalu Mark melompat padaku dan gigitannya jadi terasa lebih sakit" Protes Hansol sambil berjalan ke arah Mark dan duduk di tempat tidur. Ia sudah tak perduli lagi dengan celananya yang sekarang kotor berlumuran darah.
"Lepas" Hansol memberi aba aba sambil merentangkan tangannya. Mark langsung memeluk Hansol dan dengan segera menghisap darah Hansol.
"Haaaah… hari ini lebih berantakan dari kemarin" Ten menghela nafas melihat kamarnya dan Johnny. Kepalanya jadi pening saat mengingat dia masih punya pekerjaan yang belum ia selesaikan.
![](https://img.wattpad.com/cover/240102913-288-k623137.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Heart of Immortal [JohnTen]
Fanfiction[M/M] "Kau..." "Kau vampir, Ten?" "Kau vampir sungguhan?" "Astaga Ten! Aku sangat bahagia!" "John, kau betulan vampir?" "Ya ampun Ten.. Aku vampir. Sungguh. Pure blood!" "Tapi.. Kau makan makanan manusia John" *** Cerita tentang kesalahpahaman ant...