Mina (59)

3.5K 467 64
                                    

Jangan lupa vote dan commentnya 😘

***

"Aaaah… kau Appanya Mina. Ayo masuk.. Mina sedang main dengan putraku" Ten tersenyum pada Minhyung dan membuka pintu kamar Mark lebar lebar.

Minhyung mengangguk pelan. Namun ia hanya berdiri di pintu, tak menggerakkan kakinya satu langkahpun. Matanya tak hentinya memperhatikan setiap jengkal wajah pria dihadapannya.
Apakah dia Ten?
Seseorang yang Johnny Seo bilang adalah suami Johnny Seo, bukan Eleven seperti yang Minhyun kira selama ini.

Mata berekor, hidung tinggi, bibir yang tipis dengan senyum yang cantik. Ten terlihat persis seperti Eleven yang ada dalam memory Minhyung. Ia terlihat sama mudanya dengan Eleven 5 tahun lalu.

ah tidak.

Bahkan sama dengan Eleven 10 tahun lalu saat mereka pertama bertemu. Eleven selalu terlihat sama sejak Minhyung bertemu dengannya pertama kali hingga hari terakhir ia melihat Eleven sebelum wanita itu menghilang. Dan kini, pria dihadapannya memiliki wajah yang persis sama seperti Eleven yang tidak pernah menua.

Yang membedakan hanya Ten terlihat lebih sedikit maskulin dan lebih tinggi dari Eleven, dengan tubuh yang setelah Minhyung perhatikan dari dekat, lebih berotot dari Eleven. Meski ia hampir sama kurusnya dengan wanita itu.

Perasaan Minhyung campur aduk. Sedih, rindu, bingung, dan takut.

"Tidak usah sungkan. Masuk saja" Ten kembali mempersilahkan Minhyung yang masih belum bergerak se-incipun dari posisinya. Membuat Minhyung kembali tersadar dari lamunannya.
"Mi..mina" Suara Minhyung bergetar. Ia tak bisa menyembunyikan rasa gugupnya saat kedua bola mata coklat tua milik Ten menatapnya.

Minhyung menarik nafasnya perlahan.
"Ayo kita kembali sayang" ajak Minhyung dengan cepat pada Mina. Mengalihkan pandangannya dari Ten. Ia tak ingin larut dalam emosinya.

"Mina maci mau main dicini ama Deli" Mina menatap Minhyung dengan mata yang berkaca kaca.
"Eeuunggg mmmwaaaa naaaa" Hendery yang tengkurap menepuk nepuk karpet dibawahnya. Ia juga masih mau main dengan Mina.

"Ayo sayang kembali ke kamarmu, Mina harus isti…" Minhyung menghentikan kalimatnya saat matanya menangkap sesosok anak lelaki dengan kulit pucat yang ia kenali tergeletak memejamkan mata di ranjang rumah sakit. Minhyung diam menatap Mark yang kini menggerak gerakkan jarinya. Matanya terbuka perlahan, bibirnya bergerak gerak mengucapkan sesuatu.

"Paa.. Papa..." Minhyung tanpa sadar berjalan ke arah Mark saat mendengar bisikan pelan Mark.
"Oh Mark! Mark sudah bangun sayang?" Ten dengan cepat menghampiri Mark, mendorong pelan Minhyung yang menghalangi jalannya.
Minhyung kembali tersadar dan menggelengkan kepalanya. Sejak bertemu dengan Johnny Seo tempo hari, ia semakin yakin bahwa Mark adalah putranya dengan Eleven. Dan sejak itu juga wajah Mark selalu menghantuinya. Ia ingin sekali melihat Mark lagi, memeluknya, dan menepati janjinya pada Mark untuk bercerita padanya tentang Eleven.

"Mark jangan banyak bergerak dulu ya…" Ten melirik Minhyung yang diam saja menatap ke arah Mark. Ten segera menutupi Mark dari pandangan Minhyung, mata Mark masih merah dan taringnya masih menyembul.
"Papa…." Mark mencium bau darah manusia yang ia kenal, dan ia sangat haus sekarang.

"Ah... Sebaiknya anda bawa Mina kembali ke kamarnya dulu" Ten menggendong Mark dan mendekapnya erat. Menyembunyikan wajah Mark di dadanya.

"A... Apa... Dia baik baik saja?" Minhyung khawatir dengan keadaan Mark. Johnny bilang bahwa Mark baik baik saja, tapi kenapa Mark sekarang justru dirawat di rumah sakit?

"Putra saya baik baik saja, ia hanya baru saja sadar dari pengaruh obat bius jadi ia sekarang mungkin sedang bingung" Ten tersenyum berharap Mina dan ayahnya segera keluar.

[END] Heart of Immortal [JohnTen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang