a visit (42)

5K 523 46
                                    

"Mark jadi mau tanya ke Papa?" Johnny mengelus rambut Mark. Kini mereka sudah bersiap akan tidur.
"Mark mau tanya sesuatu ke Papa?" Ten merebahkan tubuhnya di samping Mark. Ia baru saja menidurkan Jaemin di baby boxnya.

Mark menggulingkan badannya menghadap Ten dan memeluk Ten dengan erat. Ten tersenyum sambil mengelus rambut Mark.

"Kenapa sayang?" Tanya Ten, mengecup pucuk kepala Mark.
"Mama Leven puna kubulan?" Tanya Mark pelan.
Ten tersenyum lembut. "Punya sayang. Mark mau kesana?" Tanya Ten.
"Bole?" Tanya Mark lagi.
"Tentu boleh sayang… kita kesana sambil kenalin Dery sama Nana ke mama mau?" Tanya Ten. Mark mengangguk dengan semangat.
"Mauuu Malk mau kenalin ade ade ama Mama!" Mark tertawa bahagia.

"Si kembar udah boleh dibawa keluar?" Tanya Johnny.
Ten mengangguk "Tapi sore saja ya biar mataharinya tidak telalu terik. Kasian kulit mereka masih sensitif" Jawab Ten.

"Yeeeeeeeeee besok kita ketemu Mama!" Mark berteriak kencang.
"Ssssstttt pelan pelan sayang suaranya" Johnny menegur Mark dengan lembut.

"Heeunnggghiikkss oeeeeeekk" terlambat, Hendery sudah menangis kencang, terbangun karena suara Mark.
"Oeeeeeekkkkkk" Tak lama kemudian Jaemin ikutan bangun karena mendengar tangis Hendery.

"Koh tot krap Papa" [maaf papa] Mata Mark berkaca kaca menahan tangis karena merasa bersalah sudah membangunkan adik adiknya.
Ten tersenyum. "Mai ppen rai Mark… Bantu papa sama Daddy menidurkan Dery dan Nana lagi ya?" [Tidak apa apa Mark]

Mark mengangguk namun air matanya yang sudah ia bendung tetap saja keluar. Johnny hanya tersenyum melihat Mark dan menggendong Jaemin kemudian memberikannya pada Ten yang sedang duduk diatas ranjang, sementara ia kembali ke baby box dan menggendong Hendery yang menangis semakin keras karena tidurnya terganggu. Menggoyang goyangkan Hendery sebentar kemudian ikut duduk diatas tempat tidur saat tangis Hendery mulai mereda.

"Chan chao oi kor khaaw ~" Ten mulai menyanyikan Chan chao oi, pengantar tidur kesukaan Mark yang sekarang juga jadi kesukaan si kembar.
"kor kaeng… hiks.. kor waeng ..hiks.. chang daeng puk meung nong krap.. Hiks" Mark ikut bernyanyi sembari terisak. Ten mengelus kepala Mark saat Jaemin sudah mulai tenang dan tertidur. Hendery masih terisak pelan dalam gendongan Johnny namun tidak lama kemudian ia juga menyusul saudara kembarnya ke alam mimpi.

Mark juga perlahan berhenti menangis dan memejamkan matanya sebelum akhirnya ia ikut tertidur pulas dengan tangan masih memegang kaki Hendery.

Johnny tersenyum dan dengan perlahan melepaskan genggaman Mark dari kaki Hendery. Lalu dengan perlahan Johnny bangun dari duduknya dan meletakkan Hendery di Baby boxnya. Ten juga langsung menyusul Johnny meletakkan Jaemin di baby box dengan hati hati.

"Kalau mereka tidur semua jadi sangat tenang" bisik Ten. Johnny tertawa pelan. "Kau mau tidur langsung sekarang?" Tanya Johnny. Ten menatap si kembar dan Mark yang sudah tertidur lelap.

"Mau segelas darah?" Tanya Ten. Johnny mengangguk dan merangkul pinggang Ten kemudian mereka keluar dari kamar menuju ruang makan. Pintu kamar mereka biarkan terbuka agar jika salah satu putra mereka bangun akan langsung terdengar.

***

"Sudah lama ya kita tidak mengobrol berdua seperti ini?" Johnny meletakkan gelas berisi darah dihadapan Ten dan dirinya kemudian duduk di kursi.
"Yaaah... Berduaan, mengobrol dengan pakaian lengkap seperti ini sudah agak lama sepertinya" Ten tertawa.
"Kau merusak suasana babe" Johnny memanyunkan bibirnya.
"Tapikan aku tidak salah" Ten masih tertawa pelan.

"Besok sore kita berkunjung ke kuburan Eleven?" Tanya Johnny memastikan. Ten mengangguk.
"Kau tidak ada acara tiba tiba kan? Kau kan sekarang sering bolos kerja" sindir Ten.
"Cih… aku kan bolos karena ingin bersamamu dan bermain dengan anak anak" Johnny kesal tiap kali Ten menyindirnya karena ia sekarang jarang ke kantor.

[END] Heart of Immortal [JohnTen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang