Vampire (3)

8.6K 1K 78
                                    

"Aigoo kenapa Mark sangat imut. Mereka tampak seumuran" mata Taeyong terus mengikuti dua anak kecil yang berlarian di ruang keluarga.

"Setiap aku melihat Jeno aku baru sadar Mark memang tertinggal. Lihat saja Jeno baru 1 tahun tapi sudah bisa berlarian mengejar Mark" Ten berkomentar sembari menegak darah dingin dari mugnya.

"Tapi sangat menakjubkan melihat Mark tumbuh layaknya anak manusia sembari minum darah" Taeyong tak melepaskan pandangannya dari Mark maupun Jeno. "Tapi pertumbuhan Mark bukannya tetap lebih pesat daripada anak manusia seumurannya ya?" Taeyong bertanya pada Ten.

Ten mengangguk "dibandingkan anak anak manusia bicaranya lebih jelas dan banyak. Selain itu dia tidak gampang sakit. Tapi dibandingkan Jeno ia tertinggal jauh"
"Ya kan Jeno pure blood Ten. Wajarlah. Dulu juga kita seperti Jeno. Tumbuh cepat dan kemudian berhenti menua" Taeyong menegak darah dari gelasnya.

"Ma.. Mama.. aus... Nono us" Jeno berhenti mengejar Mark dan mendekati Taeyong.
"Jeno haus? Sinih minum darah dulu sama Mama" Taeyong memangku Jeno dan memberikan Jeno darah dalam dot bayinya. "Jeno masih pake dot?" Tanya Ten mengamati Jeno minum. "Harusnya sudah mulai aku biasakan pakai sippy cup sih. Tapi Jeno suka rewel minta dot" Taeyong menjawab sembari membelai halus rambut Jeno.

"Pa.. Kenapa Jeno panggil om tae mama?" Mark berusaha naik ke pangkuan Ten. "Kan om Tae yang melahirkan Jeno" Jawab Taeyong tersenyum. Padahal dulu ia juga maunya dipanggil papa atau papi tapi suaminya, Jaehyun terus terusan memanggil Taeyong mama jadi Jeno juga menyebut Taeyong dengan sebutan Mama

"Itu apa? Melailkan itu apa?" Mark menatap Taeyong penuh tanda tanya. "Itu artinya Jeno dulu ada di dalam perut om Tae waktu masih sangat kecil, terus setelah jadi kuat Jeno keluar deh dari perut om tae dan main sama Mark" Taeyong berusaha menjelaskan. "Malk dulu di pelut siapa? Malk gapunya mama. Apa malk d pelut papa?" Mark menatap Ten. Ten terdiam sejenak. Kemudian menggeleng pelan "Mark dulu juga di perut mama-nya Mark kok bukan di perut papa" Ten tersenyum tipis.

Ia memang tak pernah menjelaskan pada Mark tentang hal ini. Tapi Ten juga tahu, cepat atau lambat Mark pasti menanyakannya. "Malk punya mama?" Tanya Mark, matanya membulat. "Punya. Tapi mama Mark gabisa tinggal sama kita. Kapan kapan papa ajak kamu ketemu mama ya?" Ten mengelus kepala Mark sayang. "Oke. Janji ya" Mark menyodorkan kelingkingnya pada Ten. "Janji" Ten menautkan kelingkingnya pada kelingking Mark.

***

"Sepertinya kalau kamu mau memasukkan Mark ke play group dia harus diberitahu tentang mamanya dulu" Taeyong berbicara sembari menepuk nepuk pantat Jeno yang mulai mengantuk dalam gendongannya.

"Yeah. Sebelum dia lihat ibu ibu lain yang adalah perempuan di play group" Jawab Ten. Matanya tertuju pada Mark yang setengah berbaring di sofa dengan sippy cup di mulutnya. Sepertinya Mark juga mengantuk.

Sekarang sudah tengah hari dan bayi bayi vampir itu mengantuk.  Sebenarnya pola tidur anak anak vampir agak berbeda dengan anak manusia. Mereka tidur lebih sedikit dari anak manusia. Mereka hanya butuh setidaknya 6-8 jam untuk tidur dalam sehari.

Vampir dewasa hanya butuh sekitar 3-5 jam. Selain itu jika kalian berfikir mereka hanya tidur di siang hari dan aktif di malam hari. Itu tidak sepenuhnya benar. Mereka memang lebih aktif pada malam hari karena tidak ada cahaya matahari. Namun mereka bebas tidur jam berapapun. Bahkan kalau mereka memilih tidur saat malam dan beraktivitas saat siang pun tak jadi masalah.

"Kau serius akan menyekolahkan Mark dengan para manusia?" Tanya Taeyong. "Ya. Aku serius kok. Lagipula dia butuh teman juga kan. Dan mamanya ingin dia juga berteman baik dengan manusia. Kau juga akan mengirim Jeno ke sekolah manusia kan nantinya?" Ten menjawab sembari mengelus rambut mark lembut.

Mark masih minum dari sippy cupnya namun matanya mulai membuka dan menutup. Sepertinya ia sangat mengantuk tapi masih ingin minum.

"Ya kalau Jeno kan masih nanti. Mata Jeno masih suka berubah merah tiba-tiba, biasanya sampai umur 5 tahun sih sebelum dia bisa menyembunyikan mata vampirnya sendiri. Mungkin aku akan langsung memasukkan Jeno ke TK saja tak perlu ke play group terlebih dahulu. Mata Mark tidak berubah merah tiba tiba?"

Ten menggeleng "mungkin karena dia half blood? Matanya hanya berubah kalau dia minum darah. Selain itu baunya juga manusia kan?" Jawab Ten.

"Iya.. Bau Mark itu bau manusia. Bahkan kadang kalau kau sedang menggendong Mark kau jadi ikutan bau manusia"
"Eh aku bau manusia?" Tanya Ten. Baru pertama kali ia mendengar hal tersebut.
"Jarang sih.. Hanya kadang kadang saat Mark ada di gendonganmu dan dia mungkin sudah agak lama tidak minum darah. Tapi memang aura vampir mu agak tersamarkan sejak sering bersama Mark" Jelas Taeyong

"Kalau aku sering bersama mark aura vampirku hilang? Apakah itu mungkin?" Tiba tiba Ten teringat Johnny. Ia tidak merasakan aura vampir dari Johnny. Tapi dia juga hanya mencium bau manusia yang samar dari Johnny.
"Kalau kau sih tidak. Kadang memang tersamarkan tapi masih ada auranya. Tapi katanya sih kalau kau jadi vampir yang menyendiri dan hanya bergaul dengan manusia. Perlahan aura vampirmu hilang. Bahkan kemampuanmu mengenali vampir lain juga jadi melemah" Jelas Taeyong.
Ten terdiam. Apakah bisa jadi Johnny itu vampir?

"Ada tidak kemungkinan Vampir yang aromanya seperti manusia? Dan tidak terasa aura vampirnya?" Ten bertanya karena penasaran. Sosok Johnny muncul dalam kepalanya.

"Hmmm aku tak pernah bertemu sih. Tapi kata Jaehyun kalau vampir itu menarik diri dari vampir lain secara terus menerus dan hanya bergaul dengan manusia, aura vampirnya akan jadi melemah dan sulit dikenali vampir lain. Tapi kemampuan dia mengenali vampir lain juga akan melemah. Mungkin kalau dia selalu bersama manusia bau manusia akan menempel padanya. Seperti bau Mark yang kadang menempel padamu" jawab Taeyong sembari menggeser tubuh Jeno ke posisi yang lebih nyaman dalam gendongannya.

"Sebaiknya kau pindahkan Jeno ke kamar Mark. Mark juga akan aku pindahkan" ujar Ten sembari mengangkat Mark yang sudah terlelap dengan posisi setengah berbaring di sofa dan tangan yang menggenggam sippy cup.

"Aku juga merasa sangat lelah siang ini. Aku tidur juga ya dikamar Mark sampai Jeno bangun?" Taeyong menguap dan berjalan sambil menggendong Jeno menuju kamar Mark.
"Oke. Mark biar tidur di kamarku" Ten menggendong Mark menuju kamarnya.

***

"Da da mak yung!" Jeno melambaikan tangannya dalam gendongan Jaehyun "Dada jeno. Besok main sama malk hyung lagi ya" Mark berdiri dan melambaikan tangan pada Jeno. "Ayo Jeno kita pulang. Makasih ya Ten buat hari ini. Sampai ketemu besok"

Taeyong dan Jaehyun kemudian berpamitan dengan Jeno yang terus melambaikan tangan pada Mark. Jaehyun; suami Taeyong juga merupakan vampir pure blood yang berprofesi sebagai dokter di rumah sakit manusia. Dan ia juga dokter bagi para vampir, meski jarang sekali ia menangani pasien vampire karena kaum mereka hampir tidak pernah membutuhkan dokter. Mereka punya kemampuan menyembuhkan diri yang baik.

Setelah keluarga Jaeyong pergi, Ten mengecek jam dinding di ruang keluarga dan kaget saat melihat jam dinding menunjukan bahwa kini sudah pukul setengah 4 sore.

"Oh no Mark! We'll be late!" Ten segera mengangkat Mark dan membawa Mark ke kamar mandi untuk dimandikan.
"Kita mau kemana pa"? Tanya Mark yang sekarang pasrah dimandikan Ten dengan terburu buru.

"Kita mau jalan jalan sama om Johnny" ten tersenyum menjawab pertanyaan Mark. "Om joni?"
"Iya. Om yang tadi malam ketemu sama Mark. Yang naik mobil"
"Yang mau tablak malk?" tanya Mark polos
Ten berhenti menyabuni tubuh Mark.
"Hehehe iya. Om Johnny yang itu"

***

[END] Heart of Immortal [JohnTen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang