hide and seek (60)

3.5K 462 107
                                    

Siapa yang kangen sama Nono, Injun dan Echan????

Jangan lupa vote dan commentnya 😆
Hari ini mau double up juga nih.. Ini aku kasih chapter bonus dulu buat yang kangen bocil bocil

***

"Hiks hiks hiks..."
"Mark hyung nanti pulang Echan-ah.... Jangan nangis terus" Doyoung membelai kepala putranya yang sedang tidur telungkup sambil menangis di atas tempat tidur.
"Huwaaaaaaaaaa.... Echan kangen Malk hyung huwaaaaa"

"Yaampun Chaaaan... baru aja setengah hari ga liat Mark. Besok gimana jadinya kalau kita pulang ke Amerika dan kamu gabisa ketemu Mark" Taeil ikut bergabung duduk di tempat tidur bersama suami dan anaknya.

"Huwaaaaaaaaaa..." tangisan Haechan semakin keras, terdengar keseluruh penjuru mansion.
Doyoung dan Taeil ingin membekap mulut Haechan saja rasanya sekarang.

"Kau siiih.. Malah diingatkan kita mau pulang. Kan jadi tambah nangis" Doyoung mencubit perut Taeil.
"Aa..aaww sakiiit" Taeil mengelus perut bagian sampingnya.

"Braakkk" Haechan langsung berhenti menangis saat seseorang membuka pintu kamar dengan kasar.

"Iiiih bicik banget ciiii... kuping Nono cakit nih" [ih berisik banget sih, kuping nono sakit nih] Jeno berjalan masuk ke kamar Doil sambil menutup dua telinganya dengan tangan.
"Njun lagi bobo... gabole bicik!!!" [Renjun lagi bobo gaboleh berisik] Jeno sekarang berkacak pinggang, berjalan menghampiri Doil dan Haechan.
"Tuh Chan... kamu berisik gangguin Jeno sama Injun" Taeil.

"Heeunnngg hiks hiksss" Haechan memandang papanya dengan wajah sedih dan kembali menangis. Bukannya menenangkannya, papanya malah membuat perasaannya semakin buruk.

"Taeilllll" Doyoung kembali mencubit suaminya.
"Udah udah jangan nangis lagi.. Dede Injunnya lagi bobo kasian kalau nanti bangun karena denger suara echan nangis" Doyoung mengangkat Haechan dan mendekapnya. Berusaha menenangkan putra satu satunya.

"Hhhhhh... napa cii.. Nanis telus? Napa?? Cini cini celita ama Nono" [hhh.. Kenapa sih.. Nangis terus? Kenapa? Sinih sinih cerita sama Jeno] Jeno dengan susah payah naik ke atas tempat tidur dan duduk didekat Haechan yang menangis dalam dekapan Doyoung.

"Tuh.. Ditanyain Nono. Echan kenapa?" Doyoung menggeser tubuh Haechan agar menghadap Jeno yang sekarang sudah duduk bersila ditempat tidur.
"Echan kangen Malk hyung... hiks... Pengen main ama Malk hyung.." Bibir Haechan bergetar karena menangis.

"Aigooo... " Jeno menatap Haechan khawatir. Taeil dan Doyoung berusaha menahan tawa mereka karena gemas melihat Jeno yang terkadang bersikap sok dewasa meniru Taeyong dan Jaehyun.

"Emang ya kalo lindu itu belat... cedi.. " [memang ya kalau rindu itu berat... sedih..]
"Pfffttt" Taeil sudah tidak bisa menahan tawanya mendengar Jeno. Pasti Jeno belajar hal seperti ini dari Jaehyun.
Doyoung masih berusaha keras untuk tidak tertawa.
Berbeda dengan orang tuanya, Haechan justru serius sekali mendengarkan Jeno. Sekarang ia sedang ada di sesi curhat bersama Jeno.

"Nono juga lindu ama Nana... kangen.. hhhhh.. Nana belum pulang pulang" Jeno memasang wajah sedih.
"Tapi Nono ga nanis... nti juga nana pulang sama Malk yung" Jeno.

Haechan hanya diam mendengarkan Jeno.
"Echan yung gausa nanis telus... nanti jele.. Kalo tiba tiba Malk yung pulang telus liat echan yung yang jele gimana? Ih malu" Jeno mendekat kearah Haechan dan mengelus kepala Haechan dengan lembut.
"Uda ya janan nanis lagi" Haechan mengangguk dan mengelap air matanya.

"Ooooow... Jeno baik banget siiiih... Om Doy kan jadi bingung ini, besok yang mau jadi suaminya Echan Mark atau Jeno aja ya?" Doyoung mencubit pipi gembul Jeno dengan gemas.
"Malk yung aja ah... Nono kan mau jadi cuamina Njun ama Nana"

[END] Heart of Immortal [JohnTen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang