Seminggu lagi liburan musim panas akan berakhir. Maruko di tengah istirahat makan siangnya menyempatkan untuk menghubungi Hanawa.
“Kau sedang istirahat?”
“Ya, aku juga sedang makan.”
“Kalau begitu selesaikan makananmu dulu.”
“Jika aku hanya makan aku hanya punya sedikit waktu untuk mengobrol denganmu... apa Hanawa-kun sibuk?”
“Hm? Tidak, aku sedang di perjalanan.”
Setelah mengobrol beberapa hal, tak terasa waktu istirahat Maruko berakhir dengan enggan mereka memutuskan sambungan telpon.
Maruko melanjutkan mencuci di bagian belakang. Setelah selesai tepat saat itu ada pesanan yang harus dia antar.
“Maruko antar kentang ini ke meja nomor lima. Lalu burger ini ke meja nomor sepuluh.”
Maruko menerima kedua piring itu, “Baik.” dia membuka pintu dan berjalan ke meja nomor lima untuk mengantarkan kentang. Disana ada beberapa remaja yang sedang berkumpul.
“Ini kentangnya.”
“Terima kasih.” Jawab gadis-gadis remaja itu, mereka melanjutkan mengobrol mereka.
Maruko merasa sedikit iri dengan mereka. Dia juga ingin berkumpul dengan teman-temannya. Dia menggelengkan kepalanya dan berjalan ke meja nomor sepuluh. Maruko tersenyum melihat orang yang duduk di meja itu.
“Kakek! Ups…” Maruko dengan gembira menyapa kakeknya namun karena dia masih bekerja dia mengecilkan suaranya.
“Maruko!” Kakek tidak menyembunyikan kebahagiaannya.
“Kakek apa yang kakek lakukan disini?” Maruko melihat kursi di seberang meja kakek ada sebuah topi. Namun tidak ada yang menempatinya, kemungkinan orang itu sedang berada di toilet. “Siapa yang bersama kakek?”
Kakek tertawa, “Hehe itu rahasia. Jika kakek memberitahumu bukan rahasia namanya.”
Maruko merasa tidak terima, “Kakek bagaimana bisa… kenapa kakek sekarang bermain rahasia denganku? Apa yang kakek rahasiakan? Bukankah kita selalu saling terbuka?”
Kakek dengan panik menyangkal, “Tidak! Ibumu akan marah jika kakek mengatakan dia datang kesini untuk melihatmu.”
Maruko sedikit terkejut, “Apa? Ibu datang kemari?” setelah memperhatikan dengan lebih teliti, benar saja topi yang ada di kursi itu adalah topi ibunya.
Kakek segera menutup mulutnya, “Ya ampun Tomozo mulutmu ini benar-benar tidak bisa menjaga rahasia…”
“Maruko.” Sakiko memanggil Maruko untuk mengingatkannya segera bekerja.
“Kakek aku harus kembali bekerja lagi.” Tanpa menunggu jawaban kakeknya Maruko segera menuju dapur dan mengantarkan pesanan lagi.
Entah karena tidak memperhatikan atau dia selalu terlewat, setiap Maruko melihat ke tempat kakeknya duduk dia tidak pernah melihat ibunya. ‘Apa kakek berbohong? Tapi tidak mungkin kakek berbohong… tapi kenapa?’ Hingga kakeknya pulang Maruko tidak melihat ibunya sama sekali.
Saat pulang Maruko bertanya pada kakaknya, “Kak, apa tadi kau melihat ibu?”
“Tentu saja. Ibu memesan kopi tadi bersama kakek.”
Maruko menghela napas, “Aku tahu ada ibu tapi aku tidak meihatnya sama sekali.”
“Oh itu karena ibu segera pergi lagi. Dia hanya duduk sebentar lalu pergi lagi. Aku kira ibu pasti pergi ke pasar untuk menyiapkan makan malam.”
![](https://img.wattpad.com/cover/236157453-288-k888439.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerpen Maruko dan Hanawa
Short StoryHanya sebuah fanfiction dari kartun Chibi Maruko Chan. Terutama kisah Maruko dan Hanawa yang memiliki romansa tersendiri. Bisa jadi ooc. Aku hanya meminjam nama dan sedikit karakter yang aku pahami dan kemungkinan besar karakter baru akan dihadirkan...