NEW SISTER (EXTRA)

1.2K 100 19
                                    

(EXTRA 1)

Pagi itu seperti pagi yang biasanya Maruko berangkat sekolah bersama Hanawa. Maruko seperti biasa berlari kecil meninggalkan Hanawa lebih dulu. Tapi dia tidak tahu jika Hanawa mengikuti langkahnya bahkan mengikutinya berlari kecil.

Maruko melewati koridor namun anehnya dia merasa tiap mata di sana tertuju padanya. Merasa aneh dia berhenti dan melihat ke belakang. Disana ada Hanawa yang tersenyum.

“Hanawa-kun. Selamat pagi.” Maruko tersenyum canggung dan menyapa Hanawa seperti dia baru saja bertemu dan tidak pernah berangkat bersama.

Hanawa mengangkat sebelah alisnya, “Ayo ke kelas bersama.”

Maruko mengangguk. Mereka berjalan berdampingan dan semua orang yang ada di koridor memperhatikan mereka. Maruko merasa canggung dan menjadi sedikit kikuk. Ini bukan pertama kalinya dia jalan bersama Hanawa di koridor sekolah. Biasanya semua mata hanya akan tertuju pada Hanawa dan mengabaikan dirinya. Tapi kenapa hari ini terasa berbeda? Maruko menggelengkan kepalanya menyangkal pikirannya.

.
.
.

Maruko menyapa Tamae dan duduk di sebelahnya.

“Selamat pagi Tama-chan.”

Tamae tersenyum dan menjawab Maruko, “Selamat pagi Maru-chan.”

“Hay Maru-chan! Akhirnya kau datang juga!” Nao tiba-tiba muncul dan duduk di kursi depan meja Maruko.

Maruko sedikit kaget, “Nao-kun? Ada apa?”

Nao laki-laki yang suka bicara dengan suara yang volumenya tidak pernah kecil merespon tanggapan Maruko dengan berlebihan, “Eh? Maru-chan tidak tahu??? WAH kau ketinggalan berita yang menghebohkan satu sekolah! Hehehe tidakkah kau tahu kemarin adalah hari patah hati para penggemar dewa-dewi bodoh itu?!”

PLETAK!!! (Anggap aja suara kepala dijitak/?)

“Aww!!” Mina datang dan menjitak kepala Nao yang botak.

Mina dengan suara yang tenang memperingatkan adik kembarnya, “Kau tidak perlu menambahkan kata bodoh, meskipun memang seperti itu.” Meskipun mereka kembar tapi sifat mereka sangat berbeda seratus delapan puluh derajat tapi percayalah otak mereka selalu satu frekuensi.

“Eh Mina-san juga tahu hal itu?”

Mina melihat ke arah Hanawa yang sedang membaca buku, “Aku pikir kalian dekat?”

Maruko menjawab dengan suara yang bersalah meskipun itu bukan hal yang salah, “Oh ya… sebenarnya kemarin aku tidak membuka media sosial.”

Mengangguk, Mina kembali bertanya, “Lalu apa yang kau lakukan kemarin?”

“Eh?? Itu… itu…” Maruko melirik Hanawa dengan gugup, dia tidak bisa mengatakan yang sebenarnya jika dia kemarin seharian pergi bersama Hanawa dan ibu Hanawa.

Mina berdehem, “Kau tidak perlu menjawabnya jika kau tidak mau.” Lagipula dia sudah tahu jawabannya.

“Oh begitu. Jadi apa yang sebenarnya terjadi kemarin?”

Nao yang tadinya kesakitan karena dijitak oleh kakaknya akhirnya bersuara lagi, “Hanawa memposting di twitter jika dia kemarin sedang jalan-jalan dengan orang-orang yang berharga untuknya! Dan yang paling mengejutkan Hanawa juga memposting foto siluet tiga orang!!! Yah meskipun kami tahu satu diantaranya adalah ibunya tapi satu lainnya berarti….!!!!” Tiba-tiba Nao berhenti, dia sedikit menunduk dan mengecilkan suaranya. “Bukankah kalian berpikir hal yang sama denganku? Itu pasti kekasih Hanawa!”

Cerpen Maruko dan HanawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang