Gadis-gadis di kelas sedang membicarakan tentang wahana terbaru di taman hiburan kota, yaitu wahana rumah hantu. Mereka memiliki pengalaman yang menegangkan disana dan berbagi cerita mengenai ketakutan mereka."Hantu-hantu disana terlihat nyata!"
"Kau benar! Aku sangat takut dan hanya bisa terus berjalan menuju jalan keluar! Mereka sangat menyeramkan."
"Apa hanya aku yang berlari ketakutan? Aku bahkan tidak sadar dan menabrak tembok!"
Semua orang terdiam dan melihat gadis itu, diam-diam mereka memiliki pandangan yang mengatakan, 'untunglah aku tidak seburuk dia...' 'Oh dia sangat payah...' 'Itu lebih memalukan daripada berteriak...'
Tapi tidak dengan Maruko, "Benarkah? Itu pasti sangat menyakitkan... tapi setidaknya kau beruntung kau sudah pergi ke rumah hantu itu... aku juga menginginkannya."
"Eh kau belum pergi juga? Aku dengar wahana rumah hantu itu hanya dibuka untuk satu bulan, dan sebentar lagi akan tutup. Jika kau ingin pergi kau hanya bisa melakukannya minggu ini."
Maruko, menghela napas, 'seandainya aku bisa pergi... tapi aku takut pergi sendirian... Hanawa-kun sibuk minggu ini... Tama-chan akan berkencan dengan pacarnya...' tapi kemudian dia tersenyum, "Ah mungkin aku akan pergi ketika wahana itu dibuka lagi."
Migiwa mendengarnya, dia tertawa kecil, "Jangan-jangan... oh Maruko apakah Hanawa sudah bosan denganmu? Sampai dia tidak ingin menemanimu ke rumah hantu? Memang rumah hantu itu bukan tempat hiburan untuk orang kaya seperti Hanawa-kun. Kau seharusnya sadar itu."
Ketika trio Mina, Nao, dan Kazuwo masuk mereka mendengar apa yang dikatakan oleh Migiwa.
Kazuwo membenarkan kacamatanya, yang sebenarnya tidak ada masalah sambil berkata, "Hey Migiwa, apa kalimat yang bisa keluar dari mulutmu hanyalah kalimat yang busuk?"
"Apa katamu?!"
"Sudah Kazuwo jangan membuat Migiwa marah, dia diam saja sudah menakutkan..."
"Hey! Katakan itu sekali lagi!"
Nao yang tadi berbicara bersembunyi di belakang Mina.
"Nao mengatakan yang sesungguhnya, kenapa kau begitu marah?"
"Kau?!"
Maruko yang sebenarnya tidak memikirkan kata-kata Migiwa namun dia tetap merasa bersalah ketika pertengkaran mulai terjadi dan menjadi penengah, "sudahlah jangan bertengkar..."
"Tenang Maru-chan kami sama sekali tidak bertengkar. Hanya Migiwa yang berbicara dengan emosi pada kami. Entah apa masalahnya." Mina tersenyum pada Maruko.
Meskipun kata-kata Mina memang benar tapi semua disekeliling hanya diam, tidak berani membela ataupun menyangkal. Migiwa mendengus dan pergi. Dan perkumpulan yang tadinya membahas rumah hantu dengan seru harus berakhir dengan pembubaran yang tidak meyenangkan.
Sebenarnya Maruko dan Hanawa sudah membahas tentang pergi ke rumah hantu. Namun karena kesibukan Hanawa, mereka dengan terpaksa menundanya. Hingga tanpa disadari rumah hantu akan segera ditutup. Maruko hanya bisa menghela napas. Sebenarnya dia sangat ingin pergi dan dia juga sangat ingin pergi dengan Hanawa. Dia juga penasaran berapa level ketakutan Hanawa jika melihat hantu. Tidak perlu menanyakan tentang dirinya sendiri yang benar-benar sangat takut dengan hantu tapi juga sangat penasaran untuk melihatnya.
.
.
.
Seminggu kemudianAkhirnya Hanawa dan Maruko berkencan. Maruko sudah melupakan tentang rumah hantu dan merasa senang karena akhirnya dia bisa berkencan dengan Hanawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerpen Maruko dan Hanawa
Historia CortaHanya sebuah fanfiction dari kartun Chibi Maruko Chan. Terutama kisah Maruko dan Hanawa yang memiliki romansa tersendiri. Bisa jadi ooc. Aku hanya meminjam nama dan sedikit karakter yang aku pahami dan kemungkinan besar karakter baru akan dihadirkan...