NEW SISTER (1)

1.8K 126 14
                                    

NEW SISTER

Note : Bisa jadi out of character
Latar : Hanawa dan Maruko berumur lima tahun.

Dari balkon rumahnya yang memperlihatkan halaman depan, Hanawa melihat ke bawah. Disana ada ibunya, Pak Hide dan seorang anak perempuan yang seumuran dengannya. Dia mencengkram ujung bajunya, melihat bagaimana ibunya terlihat baik pada anak itu. Anak itu terlihat sangat menempel dengan ibunya dan Hanawa merasa tidak suka karenanya.

Dua hari sebelumnya ketika dia menelpon ibunya untuk menanyakan kapan ibunya akan pulang, ibunya tiba-tiba membahas jika dia akan membawa saudara perempuan baru untuk Hanawa. Hanawa tidak bereaksi tepat waktu dan ibunya yang sibuk mengakhiri panggilan. Dia hanya ingin tahu kapan ibunya datang, dia tidak pernah mengharapkan ibunya akan datang dengan seorang anak perempuan.

Pak Hide yang mendnegar panggilan itu mencoba menjelaskan pada Hanawa.

“Saudara perempuan? Kenapa?”

“Mungkin nyonya ingin agar anda memiliki teman di rumah yang seumuran dengan anda karena itu dia membawa anak perempuan itu kemari.”

Hanawa hanya diam setelah mendengarnya. Dia enggan untuk turun ke bawah dan menyambut anak itu. Saat dia akan pergi masuk ke dalam, dia melihat ibunya mendongak lalu menyapanya dengan lambaian tangan. Anak itu juga ikut mendongak. Pandangan mereka bertemu, mata anak itu bulat, itu terlihat seperti mata boneka. Dia melihat anak itu ingin mengangkat tangan kanannya, sepertinya dia ingin mengikuti ibunya yang masih melambai. Namun Hanawa tidak ambil pusing dan langsung masuk ke dalam rumah.

Ibunya merasa aneh, “Kenapa Hanawa tidak turun kemari, apa dia sakit?”

Pak Hide segera menjawab, “Beberapa hari ini tuan muda memiliki napsu makan yang kurang.”

Ibunya merasa terkejut, “Apa yang membuatnya tidak napsu makan? Apakah ada yang dia inginkan?”

Pak Hide sebenarnya tahu tapi itu bukan ranahnya untuk menjawab dan memberikan nasehat.

Tiba-tiba Pak Hide merasa celananya ditarik-tarik oleh tangan kecil. Dia melihat ke bawah dan melihat anak perempuan itu mendongak.

“Apa tuan muda tidak menyukaiku?” Tanyanya langsung namun dengan suara kecil.

Pak Hide berusaha menenangkan, “Nona tidak perlu terlalu banyak berpikir. Tuan muda bahkan menyiapkan hadiah untuk kedatangan Nona Momoko.”

“Benarkah?” Mata anak perempuan itu berbinar, terlihat sangat senang. Pak Hide mengangguk menyetujui.

Namun Pak Hide memang tidak berbohong. Kemarin saat dia menemani tuan muda Hanawa untuk membeli hadiah untuk kedatangan ibunya, tuan muda juga memilih satu untuk anak perempuan yang akan datang, meskipun dia memilihnya secara acak.

.
.
.

Maruko duduk di sofa. Dia menunggu ibu Hanawa membujuk Hanawa untuk turun dan berkenalan dengannya. Maruko memperhatikan sekitarnya dengan takjub. Jika membandingkan rumahnya yang sangat sederhana dengan rumah Hanawa yang sangat mewah, dia merasa sedikit minder berada di rumah itu tapi juga merasa senang karena pengalaman ini bisa dia ceritakan dengan kakaknya ketika dia kembali nanti.

“Momoko-can, maap membuatmu menunggu. Lihatlah Hanawa-kun membawa sesuatu untukmu.” Ibu Hanawa memberikan Hanawa lirikan untuk memberikan hadiah yang ada di tangannya.

Hanawa dengan enggan memberikannya, “Ini untukmu.” Kata Hanawa dengan suara yang acuh.

Maruko sangat senang dan menerima hadiah itu, dengan tulus dia mengucapkan. “Terima kasih.”

Cerpen Maruko dan HanawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang