Bad Boy

2.6K 87 24
                                    

Wajah tampan, anak orang kaya, banyak teman, dan digilai kaum hawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajah tampan, anak orang kaya, banyak teman, dan digilai kaum hawa.

"Gimana? Gue taruhin uang jajan selama sebulan, ni tambah mobil!" ujar Topan meletakkan kunci mobilnya di meja.

"Sebentar, gue aja belum tahu yang mana orangnya," sela pria berparas tampan itu dengan tampang bad boy-nya.

"Entar pulang sekolah gue kasih lihat. Deal dulu," kata Topan didukung teman-temannya.

Gudang menjadi tempat favorit mereka nongkrong di sekolahan. Ruangan paling pojok dan belakang, jarang ada siswa bahkan guru yang menginjakkan kaki di sana.

Jika malas belajar, anak-anak itu selalu ngumpul di sana. Merokok, narkoba, dan parahnya lagi ada yang mengajak pacar untuk melakukan seks bebas. Memang benar orang tua mereka serba ada, tetapi jika anaknya menjadi berandal, fasilitas dan kekayaan orang  tua tak ada guna.

Di kelas XII IPS riuh karena jam kosong. Mereka bercerita, ada yang tidur, tetapi banyak juga yang benar-benar belajar, contohnya gadis cantik bersurai panjang, rok di bawah lutut, kemejanya sedikit longgar, dan dia fokus belajar.

"Leez, pinjam penghapusnya dong," kata Fitria, teman sebangku Aleez.

"Ini, jangan dihilangin, ya?" Aleez memberikan penghapusnya kepada Fitria.

"Makacih."

Setelah itu Aleez kembali membaca buku pelajaran bahasa Indonesia. Dua jam pelajaran terlewatkan begitu saja, tanpa guru pengganti dan tanpa tugas. Entah, ke mana guru bahasa Indonesia. Seharusnya jika memang izin tidak hadir, dia meninggalkan tugas. Sampai bel pulang, guru itu tak kunjung datang.

Murid-murid berhamburan keluar kelas, ada yang langsung ke parkiran, ada juga yang ke kantin sekadar nongkrong atau jajan, banyak juga yang langsung pulang.

"Leez, gue pulang dulu, ya?" pamit Fitria saat mereka keluar dari kelas.

Kehidupan Aleez terasa hampa, monoton, dan tak ada yang spesial. Setiap orang tua pasti melakukan yang terbaik untuk anaknya, begitu juga orang tua Aleeza, membuat banyak aturan di rumah untuk putrinya. Namun, Aleeza merasa terkekang dan terbelenggu dengan semua aturan-aturan itu. Dia sampai bosan berada di rumah.

Kalau bukan ke rumah, mau ke mana lagi dia pulang? Karena satu-satunya tujuan dia kembali hanya rumah. Aleez bosan menjalani aktivitasnya yang begitu-gitu saja. Pagi sekolah sampai selesai, pulang sekolah makan dilanjut les piano, kalau tidak, les privat di rumah .

"Aw!" Aleez terperenyek di lantai, tak sengaja seseorang menabraknya.

"Sorry, sorry, sorry, gue enggak sengaja," ucap pria yang memiliki tinggi 173 sentimeter, rambut jambul, kulit putih bersih, dan tampan.

"Iya, enggak apa-apa," ucap Aleez belum begitu memerhatikan orang yang menabraknya. Dia sibuk membersihkan tangannya.

Tangan terulur di depannya, siap membantu Aleez berdiri. Menyadari ada tangan mulus dan bersih, barulah Aleez menengadahkan wajahnya menatap orang itu. Sejenak Aleez mengagumi ketampanannya, senyuman manisnya, dan penampilan yang tidak rapi, tetapi malah bikin orang itu terlihat keren. Kemeja seragam dikeluarkan, kancing baju dibuka dua, memperlihatkan kaus polos dan kalungnya sepanjang dada.

Bad Love (Ketika Aku Tak Lagi Percaya Dengan Cinta) KOMPLITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang