Khilaf

1.2K 106 58
                                    

Paspor dan visa sudah diurus Zain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Paspor dan visa sudah diurus Zain. Setelah mendapat dukungan dari semua orang, hari ini Elvan terbang ke Amerika. Di pesawat, Elvan minum win untuk mengurangi penat. Pikirannya kacau setelah mendengar kabar Aleez akan menikah. Bahkan dia tak fokus mengurus bisnis-bisnisnya. Marcel tak kunjung membaik, Elvan stres memikirkan hidupnya yang rumit dan banyak masalah.

Setelah menempuh penerbangan sekitar delapan belas jam, akhirnya Elvan tiba di bandara Internasional Los Angeles. Di sana Elvan terpaku saat keluar dari pintu kedatangan. Dia melihat putranya yang mengenakan jaket tebal dilengkapi syal sedang berdiri di tengah-tengah Veronica dan Narendra.

"Papamu sudah sampai. Berlarilah dan peluk dia," ucap Narendra mendorong pelan Bastian.

Namun, Bastian ragu karena Elvan masih mematung. Dia menoleh Veronica.

"Sana!" bujuk Veronica dengan senyum terbaiknya.

Bastian pun berlari, Elvan dengan senyuman tipis merentangkan tangan. Bastian menubruk Elvan dan ini kali pertama mereka bersentuhan dan berpelukan. Bastian menangis, dia tak pernah merasakan kenyamanan dalam dekapan ayah kandungnya. Elvan pun ikut menangis. Ada perasaan lega di dadanya. Bebannya yang selama ini terasa berat dipikul, runtuh seketika saat Bastian memeluknya.

"Papa," ucap Bastian menggetarkan hati Elvan.

"Ucap lebih keras," bisik Elvan sangat bahagia mendengar Bastian memanggilnya.

"Papa, I miss you so much. I really want this to happen in my life. Why now happening?"

Elvan menciumi kening Bastian berulang kali. Momen yang sangat mengharukan, mempertemukan anak dan ayah kandungnya. Narendra dan Veronica sampai menangis. Mereka menjadi saksi hal yang sangat menakjubkan dalam hidup cucunya.

"Ayo!" ajak Narendra merangkul Veronica untuk mendekati mereka.

Sampai di depan Elvan, dia melepas pelukan Bastian dan berdiri tegak tanpa melepas rangkulannya pada sang buah hati. Ini pertama kali Elvan bertemu dengan Narendra dan Veronica.

"Maaf, baru datang sekarang," ucap Elvan sambil menghapus air matanya.

"Tidak masalah. Kami tetap senang melihatmu sampai sini. Ayo, kita pulang!" ajak Narendra merangkul Elvan.

Mereka pun meninggalkan bandara. Selama perjalanan, Bastian tak pernah melepas pelukannya di perut Elvan. Dia nyaman seperti itu.

"Papa bawa apa buat aku?" tanya Bastian, ini kali pertama dia meminta sesuatu dari Elvan.

Elvan tak kepikiran membawakan sesuatu. Dia terlalu sibuk memikirkan pernikahan Aleez yang sebentar lagi terjadi. Sikap Bastian berbeda dari yang saat itu. Mungkin waktu itu Bastian masih bingung dan belum siap bertemu Elvan.

"Papa sengaja tidak membawakan sesuatu untukmu dari Indonesia. Karena sebentar lagi kamu bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan di Indonesia. Kita akan pulang bersama."

Bad Love (Ketika Aku Tak Lagi Percaya Dengan Cinta) KOMPLITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang