Tak Ada Pilihan Lain

516 69 31
                                    

Di pagi yang mendung dan rintikan gerimis sisa hujan semalam, membuat semua orang malas beraktivitas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di pagi yang mendung dan rintikan gerimis sisa hujan semalam, membuat semua orang malas beraktivitas. Seperti Aleez yang baru bangun pukul 08.00 WIB. Dia berjalan ke ruang makan, sudah ada Veronica dan Narendra.

"Selamat pagi," sapa Aleez lalu duduk di kursi tempat biasa dia duduki.

"Pagi, Sayang," jawab Veronica dan Narendra hampir bersamaan.

Sekarang mereka lebih memerhatikan Aleez dan memberikannya ruang agar tidak merasa sungkan apalagi takut. Veronica dan Narendra juga lebih  mendekatkan diri kepada Aleez supaya mau terbuka dan leluasa bercerita kepada mereka tentang apa pun.

"Ibu sudah buatin susu. Diminum, ya?"

"Tumben. Kan, Aleez enggak begitu suka susu, Bu."

"Eeeh, jangan begitu. Mulai sekarang biasakan minum susu. Kamu harus pikirkan cucu Ibu juga. Jangan egois cuma memikirkan kemauanmu sendiri," ujar Veronica hati-hati supaya Aleez tak tersinggung.

"Iya, Bu. Makasih, ya?" jawab Aleez diangguki Veronica.

"Oh, iya, Aleez, Ayah mau tanya boleh?"

"Boleh, dong, Yah. Tanya apa?"

"Kamu kira-kira masih pengin melanjutkan kuliah enggak? Atau kamu sudah ada rencana lain?" tanya Narendra sedikit takut jika pertanyaannya akan menyinggung hati Aleez.

Beberapa saat Aleez teringat setiap pesan Elvan. Dia bisa menjadi wanita terhormat dengan pendidikan tinggi. Aleez Ingin membuktikan kepada Elvan jika dia mampu melakukannya. Aleez akan menata kembali hidupnya demi anak Elvan dan orang tuanya.

"Aku mau kuliah, Yah. Tapi enggak di Jakarta. Kalau bisa, kita tinggalkan Jakarta sampai aku siap menjalani kerasnya ibu kota lagi," ujar Aleez dengan senyuman terbaiknya.

Veronica dan Narendra bernapas lega. Tak perlu membujuk, ternyata Aleez yang menginginkan sendiri.

"Bagaimana kalau kita pindah ke Jogja?" ujar Veronica seperti yang sudah dia rencanakan bersama Narendra.

"Boleh juga, Bu. Kita bisa tempati rumah Almarhum Kakek dan Nenek. Sayang, kan, kalau dikosongin lama."

"Yakin kamu mau tinggal di sana?"

"Iya, Bu. Aku mau kok. Di sana, kan, juga banyak kampus. Aku bisa milih."

"Alhamdulillah. Kalau gitu Ayah urus semuanya. Kita akan tinggal di sana sampai kamu selesai kuliah."

Aleez mengangguk, menyetujuinya.

***

Tak ada pilihan lain, jalan satu-satunya agar Elvan bisa bertemu Aleez lagi adalah menerima pertunagannya dengan Kyra. Malam ini setelah acara tunangan, tanpa menunggu semua tamu pulang, Elvan langsung pergi ke apartemen.

"Aleez!" pekik Elvan setelah masuk ke apartemen.

Sepi, tempat itu seperti sudah lama tak ditempati. Elvan mencari Aleez ke semua penjuru, tak ada tanda-tanda Aleez di sana. Dia melihat pakaian Aleez masih ada, bahkan barang-barang Aleez tak ada yang berkurang.

Bad Love (Ketika Aku Tak Lagi Percaya Dengan Cinta) KOMPLITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang