Terbongkar

661 61 11
                                    

Seminggu terlewati, hukuman Aleez berakhir pula

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seminggu terlewati, hukuman Aleez berakhir pula. Motor sport hitam biru berhenti di depan gerbang sekolah. Banyak wanita berseragam OSIS memandang kagum padanya, padahal dia memakai helem yang menutup seluruh wajahnya, hanya menyisakan bagian mata saja.

"Di mana koperasinya?" tanya Elvan saat Aleez sudah turun dari boncengannya.

"Mau ngapain?"

"Beli seragam lo. Ini Senin, harusnya lo pakai putih abu-abu, kan? Batik dipakai hari apa?" Elvan melepaskan helm Aleez.

"Jumat sama Sabtu."

"Selasa sampai Kamis pakai apa?"

"Seragam kotak-kotak."

"Oke, kita beli seragam OSIS sama kotak-kotak. Ayo masuk!"

Elvan melepas helm, semua mata tertuju kepadanya, tak hanya wanita, beberapa pria juga mengagumi ketampanannya. Setelah meletakkan helm di motor, dia berjalan beriringan dengan Aleez masuk ke sekolahan. Beberapa wanita berbisik, memuja ketampanannya. Namun, Elvan cuek, dia berjalan fokus menatap ke depan. Aleez mengajak Elvan ke koperasi, dekat dengan ruang guru. Di sana ada petugas koperasi, wanita paruh baya berkacamata yang melayani.

"Mau cari apa, Mas?"

"Seragam OSIS dan kotak-kotak ukuran L. Ada, kan?" ujar Elvan stay cool.

"Kok lo tau ukuran gue sih?" tanya Aleez menengadahkan wajahnya menatap Elvan sambil mengerutkan dahi.

"Lupa siapa yang beliin baju lo kemarin?" Elvan mengerling.

"Oh, iya-ya!" Aleez menepuk keningnya. Elvan tersenyum sangat manis dan mengacak rambut Aleez pelan.

"Ini, mau dicoba dulu?" Petugas koperasi itu meletakkan dua seragam di atas etalase.

"Mau dicoba dulu, enggak?" tanya Elvan kepada Aleez.

"Enggak usah deh."

"Topi sama dasi sudah ada belum, Bu?" tanya Elvan sambil mengeluarkan dompetnya dari saku celana belakang.

"Sudah, Mas. Satu setel sama seragam OSIS."

"Oke. Berapa?"

"Lima ratus ribu."

Dengan mudah Elvan mengeluarkan uang segitu. Entahlah, sampai sekarang Aleez tak tahu sumber pendapatan Elvan. Satu minggu tinggal dengan Elvan, sedikit demi sedikit Aleez mengenalnya. Namun, Elvan selalu marah jika Aleez tanya mengenai pekerjaan sampingannya. Elvan hanya mengatakan, 'Pokoknya lo butuh apa bilang aja sama gue. Lo enggak perlu tahu kerjaan gue, yang penting lo tercukupi.'

Setelah mengganti seragamnya, Aleez keluar dari toilet. Ternyata Elvan masih menunggunya.

"Mana kelas lo?"

"Mau ngapain?"

"Antar lo dong."

"Ih, enggak usah."

Bad Love (Ketika Aku Tak Lagi Percaya Dengan Cinta) KOMPLITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang