Pulang sekolah, saat sampai di apartemen, Aleez mengerutkan dahi karena ada sepatu wanita di depan pintu. Seharian dihadapkan pelajaran, lelah dan suntuk, Aleez ingin menyegarkan pikirannya. Dia melewati ruang keluarga, menoleh ke dapur dan melihat Elvan sedang berciuman bibir dengan seorang wanita.
Mata Aleez memanas, hatinya pun terkoyak. Kakinya sangat berat saat ingin melangkah, bibirnya kelu. Setelah melepas ciumannya, mata Elvan menangkap tubuh langsing yang juga sedang menatapnya nanar.
"Aleez?" ucap Elvan terkejut membuat wanita di depannya ikut menoleh.
"Hai," sapa Aleez meski berat. "Sorry, gue ganggu, ya? Mmm ... lanjutin deh, gue mau keluar dulu."
Ketika Aleez membalikkan badan dan ingin pergi, dengan cepat Elvan berlari dan menahan tangannya.
"Kok enggak telepon minta jemput sih?" tanya Elvan menahan Aleez agar tidak pergi.
Namun, Aleez tidak menjawab. Dia menahan air matanya sekuat tenaga agar tidak jatuh saat ini.
"Ganti baju sana, gue sama Bella udah masak sesuatu."
"Gue udah makan," dusta Aleez, padahal perutnya kosong sejak siang. Dia sengaja tidak makan agar bisa masak buat Elvan dan makan bersamanya.
"Oh, ya sudah. Lo masuk gih!"
Tanpa mengangkat kepalanya, Aleez masuk, mengambil pakaiannya lalu ganti di kamar mandi. Setelah itu dia berbaring di tempat tidur. Aleez menutup seluruh tubuhnya, dia menangis tanpa suara. Mendengar tawa Bella pecah, semakin menyayat hati Aleez. Dia teringat Elvan mencium Bella. Lama menangis, akhirnya Aleez ketiduran.
"Adik lo tidur, El?"
"Iya, biasa. Udah kelas dua belas, jadi lelah belajar di sekolah."
"Gue balik dulu, ya?"
"Oke, Bel. Makasih ya, udah masakin gue."
"Iya, sama-sama. Main-main ke apartemen gue dong, El."
"Kapan-kapan, Bel."
Elvan mengantar Bella sampai pintu karena dia tinggal di apartemen situ juga, hanya saja beda lantai dengan apartemen Elvan. Bella teman satu kampus dengan Elvan.
Setelah Bella pulang, Elvan membereskan meja bar. Lalu dia melihat ke kamar. Elvan membuka bed cover, melihat Aleez meringkuk. Elvan duduk di sebelah Aleez, dia mengelus rambut Aleez pelan lalu mencium kepalanya.
"Maaf ya, lo lihat kejadian tadi. Gue enggak bermaksud begitu. Cuma terbawa suasana saja," ucap Elvan tak didengar Aleez yang tidur terlelap.
Setelah itu Elvan keluar, sudah waktunya dia mengais rezeki. Begitulah Elvan, habis Magrib diam-diam pergi, kalau tidak tengah malam, kadang Subuh baru pulang. Entahlah, apa yang dikerjakan Elvan selama ini.
Pukul 03.00 WIB, Aleez terbangun. Dia mengejap mengumpulkan kesadarannya. Perutnya terasa kosong, dia lantas bangun mencari sesuatu yang bisa dimakan.
Saat sedang membuat mi instan, Aleez terkejut pintu apartemen terbuka. Dia menoleh, ternyata Elvan pulang. Aleez bersikap tak acuh, dia masih kesal kepada Elvan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Love (Ketika Aku Tak Lagi Percaya Dengan Cinta) KOMPLIT
Ficção AdolescenteDaniella Aleeza, gadis SMA yang cantik dan lugu, berasal dari keluarga sederhana, terjerumus pergaulan yang salah. Dia berubah 180° setelah mengenal Rico Arven Arion, remaja favorit di sekolah elit dan dari keluarga kaya raya. Rico terkenal play boy...