"Kalau masih sakit, enggak usah kerja dulu," ucap Elvan saat mereka sarapan.
Namun, Aleez tak menyahut. Dia melamun, ada sesuatu yang dia pikirkan. Sambil mengunyah roti gandum, tiba-tiba rasa mual itu datang. Aleez cepat-cepat ke kamar mandi dan mengunci pintunya. Dia memuntahkan semua makanan yang masuk sejak tadi.
"Aleez, buka pintunya!" pekik Elvan menggedor-gedor.
"Lo pergi aja, El. Gue enggak apa-apa." Aleez berteriak sambil menahan tangis.
"Enggak! Pokoknya kita harus ke dokter. Udah tiga hari lo sakit enggak sembuh-sembuh. Gue takut lo kenapa-napa."
Gue hamil anak lo, El. Sayang sekali, itu hanya dapat Aleez ucap dalam hati. Aleez malah menangis sambil mengelap mulutnya.
"Aleez, please, buka pintunya!" Elvan tampak cemas.
Dia mondar-mandir di depan pintu sambil sesekali berkacak pinggang, menyisir rambut dengan tangan, dan mengusap wajah.
Puas menangis di kamar mandi dan rasa mualnya sedikit reda, Aleez mencuci muka agar tak terlihat bekas air matanya. Lantas dia keluar. Elvan langsung menangkup pipi Aleez dan meneliti.
"Habis ini kita ke dokter, ya?" ujar Elvan benar-benar mengkhawatirkan kondisi Aleez.
"Enggak usah, El. Gue cuma meriang." Aleez melepas tangan Elvan yang berada di pipinya. "Lo udah selesai makannya?"
"Iya, sudah."
Aleez langsung merapikan meja bar, rotinya yang tinggal setengah tak dihabiskan. Elvan teringat sesuatu.
"Leez, besok malam gue dapat undangan ke acara ulang tahun Kyra. Gue datang enggak, ya?"
Aleez yang sedang mencuci piring lalu menoleh dengan senyum tipis. Meski dalam hati merasa gelisah setiap Elvan menyebut nama Kyra, tetapi Aleez berusaha baik-baik saja di depan Elvan.
"Datang dong."
"Sama lo, ya?"
"Mmmm ... kayaknya gue enggak bisa, El."
"Ya sudah, kita enggak usah datang. Sebenarnya gue juga malas."
"Kenapa? Bukannya lo masih cinta sama Kyra? Siapa tahu lo punya kesempatan sama dia. Memperbaiki hubungan kalian." Aleez tersenyum getir. Bisa-bisanya dia mengatakan seperti itu, padahal saat ini harusnya dia meminta pertanggung jawaban Elvan.
"Ah, enggak tahulah! Gue pusing ngomongin cinta. Enggak usah lagi bahas itu."
Elvan kesal, dia juga bingung dengan perasaannya sendiri. Aleez yang melihat perubahan wajah Elvan hanya diam. Daripada masalahnya semakin panjang.
Selesai merapikan dapur, tanpa mengajak Elvan bicara, Aleez masuk kamar mandi dan melepas semua pakaiannya. Ketika dia ingin menyalakan shower, ada tangan kekar bertumpu pada tangannya. Aleez menoleh, ternyata Elvan sudah di belakangnya tanpa sehelai benang pun. Dia menciumi bahu Aleez, sekujur tubuh Aleez merinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Love (Ketika Aku Tak Lagi Percaya Dengan Cinta) KOMPLIT
Ficção AdolescenteDaniella Aleeza, gadis SMA yang cantik dan lugu, berasal dari keluarga sederhana, terjerumus pergaulan yang salah. Dia berubah 180° setelah mengenal Rico Arven Arion, remaja favorit di sekolah elit dan dari keluarga kaya raya. Rico terkenal play boy...