"Woi Vin!" Chandra menepuk punggung Garvin yang terdiam beberapa menit setelah melihat perempuan pirang itu.
"H-Hah apa?"
"Malah bengong, awas lo ngambil dia, target gue tuh." Garvin cengengesan aja dengernya, padahal Garvin sudah tahu lebih dulu siapa perempuan itu.
"Dahlah, gue cabut duluan ya, Helen lo lama," ucap Chandra membetulkan gendongan tasnya.
"Gak minta ditemenin lo juga sih Chan."
"Emang ya anda sungguh tak tahu diri." Garvin terkekeh melihat temannya pergi meninggalkannya duduk sendiri di sisi pot pohon besar.
Setelah Chandra pergi, Garvin pun ikut beranjak dari duduknya. Ia berniat untuk menghampiri perempuan yang ia duga adalah Jean. Tak peduli jika Garvin salah orang, yang penting ia hanya ingin melepaskan rasa penasarannya itu.
Sayangnya perempuan itu juga ikut berjalan ketika Garvin ingin mendekatinya. Alhasil, Garvin mengikuti tepat dibelakangnya. Pandangan Garvin seolah meneliti penampilan orang yang ada didepannya itu.
"Tangannya, kakinya mirip," batin Garvin sambil terus memperhatikan. Kedua tangan cowok itu mengukur lebar bahu juga, tapi gerakannya justru seperti ingin memeluk dari belakang.
"Pas kok, badannya dipeluk segini." Garvin menggumam memposisikan tangannya di dada. Malah Garvin jadi senyam-senyum sendiri ngebayangin Jean yang ada di pelukannya dulu. Dengan keyakinan penuh, Garvin menepuk pundak perempuan pirang itu.
Duk!
Kaki perempuan yang ia yakini Jean itu menendang ke belakang tepat mengenai perut Garvin hingga ia jatuh diatas trotoar.
"Akh! Iya ini tendangan Jean!" lirih Garvin memegangi perutnya kesakitan, sama persis dengan sakit yang ia rasakan pada punggungnya dua tahun yang lalu.
"Mau macem-macem ya lo?!" Orang-orang yang sedang berlalu lalang berhenti menonton kejadian itu.
Yang menendang, melihat Garvin dengan mata membulat sempurna, otak dan matanya berdebat setelah melihat orang yang barusan ditendangnya.
"Vin!" Seorang perempuan dengan totebag putih berlari menghampiri Garvin dan berjongkok disebelahnya. "Kamu gapapa sayang?" Helen memeriksa tubuh pacarnya yang masih terduduk di trotoar.
Garvin benar, wajahnya, suaranya, perempuan itu memang Jean. Ia tak peduli nyeri pada perutnya, ujung bibir Garvin tertarik keatas membentuk senyuman lega. Garvin menemukan gadisnya lagi.
Tapi senyuman itu luntur kala seorang laki-laki menghampiri dan merangkul bahu Jean. Mata berbinar penuh harapan Garvin berubah menjadi tatapan bingung, apalagi ketika laki-laki itu bertanya, "You're good?"
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR PATH
Fanfiction|HWANGSHIN|OC| The sequel of "Mr. Posessive and Ms. Rebellious" "Percuma Vin, serpihan masa lalu kita gak bakal bisa disatuin lagi." -Our Path- Kembalinya Jean ke Indonesia, membuat Garvin sangat bahagia. Tapi sayangnya Jean tidak ingat sama sekali...