Sendiri

94 7 4
                                    

Menarik diri. 

Mungkin kalimat itu yang tepat menggambarkan keadaan Jeanelle saat ini. Dirinya sadar, saat ini ia hanya punya Darren untuk diajak makan atau pergi ke sekitar kampus. Darren saat ini juga sedang sibuk dengan kegiatan unit kemahasiswaannya, memang agak sulit mengajak ia jalan, anaknya memang danusan banget.

Jangan tanya bagaimana effort seorang Jeno untuk kembali mendapatkan pacarnya itu, karena notif pesan dari Jeno sudah mencapai 999+ di aplikasi line Jean, tetapi memang dia sendiri yang tidak ingin membalas atau sekedar membaca pesan-pesan itu.

Sedangkan Garvin, bernasib sama dengan Jeno, tidak ada respon balik dari Jean terhadap pesan-pesannya. Lagipula Jean sudah bertekad untuk tidak lagi masuk ke dalam kehidupan Garvin. Jean sudah tau rasanya ketika pacar sendiri bersama dengan perempuan lain. Mendengar potongan obrolan Garvin dan pacarnya di rumah sakit membuat Jean tersadar bahwa tak seharusnya ia ada di sekitar Garvin lagi.

Axelle sedang sibuk, Darren tidak bisa, bareng Garvin lagi jaga jarak, Jeno... ah sudahlah.

Semua alasan itulah yang menyebabkan Jean duduk sendirian di cafe sekarang. Tidak ada tujuan utama perempuan itu berada di sana, memang dia hanya ingin keluar dari rumah.  Setelah tadi menghabiskan waktu hampir 4 jam di salon untuk mewarnai rambut, perempuan itu tidak tau harus apa lagi untuk mengembalikan moodnya.

Menurut Jean, yang ia punya saat ini hanya diri dia sendiri. Mungkin sebelum orang tuanya bercerai, Jean masih punya mamanya untuk menceritakan semua hal yang terjadi padanya. 

Perempuan itu menghela napas kembali, pikirannya berkecamuk. Bodoh sekali Jean ketika ia masih mengingat dan percaya kalimat Garvin yang menyatakan bahwa cowok itu akan melepas Helen ketika Jean sudah melepas Jeno. Jean juga sadar, jika ia kembali dengan Garvin, lantas apa perbedaan dirinya dengan perempuan yang bersama Jeno malam itu?.

"Jean?"

Jean tersentak dan menoleh ke sumber suara. Mata melebar seraya terkejut dengan figur tiga perempuan yang ada di depannya. 

"IH BENERAN JEAN! AAAA JEAANNN!!!" teriak perempuan yang tadi memanggilnya dan memeluk Jean dari samping.

"Kok kalian bisa di sini...?" tanya Jean gugup ketika tubuhnya masih dipeluk dengan erat oleh Ayu.

"Ya Tuhan, makasih banyak. Ini hari ulang tahun Ayu yang terbaik, temen-temen Ayu bisa kumpul, bahkan sampai Jean pun balik, terimakasih Ya Tuhan." Ayu memejamkan mata menahan nangis dan masih memeluk Jean.

"Jean lo dari mana aja? seneng banget bisa ketemu di sini," tanya Lia ikut memeluk Ayu karena tidak sampai untuk memeluk Jean.

"Ceritanya panjang, hehe. Hai, Lus!" sapa Jean.

Lusi hanya tersenyum dan duduk di kursi di hadapan Jean.

Beruntungnya Jean duduk di tempat untuk 4 orang, jadi mereka semua bisa duduk bersamaan di sana.

"Risa gak ikut?" tanya Jean yang peka dengan keadaan bahwa mereka sedang dalam formasi tidak lengkap.

"Bentar lagi sampai katanya, macet. Dia kan telat mulu, Je." 

'Temu Kangen' yang tidak disengaja itu berlangsung sekitar 25 menit hingga akhirnya Risa datang dan memeluk Jean seperti Ayu dan Lia sebelumnya. Sesi tukar cerita pun dimulai, dari masing-masing yang mengeluh soal kampus, kehidupan merantau, pacar baru dan berakhir keluar dari cafe karena Ayu punya keinginan untuk foto di photobox yang ada di mall itu. 

"Gais, sebentar ya, aku mau ke toilet," kata Lia.

"Ikut!" sahut Ayu dan Risa bersamaan.

"Yaudah kita nunggu di kursi situ deh, cepetan ya," ujar Lusi.

OUR PATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang