bab 3

933 61 0
                                    

"jadi apa kalian setuju?" tanya Touchan dari Ino.

Drt..... Drt..... Drt.....

Ponsel Ino bergetar di atas meja Caffe. Dan Ino melihat nama yang tertera pada layar ponsel.

Ino lang sung mengangkat namun sempat permisi sebentar kepada touchan nya ojiisan nya dan calon jodoh nya.

"moshi-moshi" ucap Ino dengan nada datar.

"Ino sekarang kau harus ke tempat syuting" menejer nya bersuara dengan sedikit gegabah.

" kenapa?" tanya Ino tidak langsung mengerti.

" inti nya kau harus datang sekarang!" menejer nya menyuruh Ino sekali lagi dan menutup telepon secara sepihak.

'sebenarnya ada apa?' Ino membatin apa yang sebenarnya begitu penting.

"OH....aku tau...eh....?"
Ino seperti orang linglung.

"ada apa Ino?" tanya touchan nya dengan alis terangkat. Terutama Ino sempat berteriak.

"ano touchan aku ada urusan. Jadi sekarang Ino ingin pergi oke jaa-nee touchan, ojiisan, dan....Sasuke...hah...." Ino bernapas berat.

Saat Ino mengambil wig nya Ino langsung menyimpan wig itu kedalam tas nya. Ino hanya memakai soft lens saja.

Fugaku, Inoichi hanya memandangi Ino yang terburu-buru.

Di meja Naruto dan Sai dan kedua gadis juga melihat hal itu.

"Ino ingat dua minggu lagi kau akan menikah" teriak Inoichi kepada Ino.

Ino yang sudah di depan pintu caffe yang sedang memegang ponsel pun sangat kesal.

Prang....!

Ino melempar ponsel nya keras dan semua hancur namun tidak terlalu buruk. Hal ini mengundang perhatian teman teman Ino.

Ino menoleh dengan senyum " tentu touchan aku tau itu" Ino tersenyum paksa dan bergegas menyambar helm nya yang ada di bangku samping pintu caffe.

Semua hanya menatap Ino keluar. Sasuke berjalan dan mengambil ponsel Ino yang sudah hancur tapi tidak terbelah.

"touchan aku ada urusan" ujar nya dingin dan berlalu pergi meniggal kan caffe dengan wajah datarnya.

Semua melihat kepergian mereka .

Semua teman teman itu juga langsung bergegas.

Mereka berenam akan menikah di waktu dekat. Sai dan Hinata satu minggu kemudian. Naruto dan Sakura akan menikah dua minggu 5 hari setelah pernikahan Sasuke dan Ino.

Seperti nya mereka dalam keadaan bad mood dengan hal itu.

                                    ⭐⭐⭐⭐

Ino membawa motor seperti orang kesetanan. Banyak yang memberi Ino geratisan sumpah serapah.

Ino tak peduli hal itu. Sekarang mood nya hancur dan dirinya malas membangkitkan mood nya itu.

Ino terus mengebut. Sampai di tempat yang ia tuju. Ino memarkirkan di area syuting.

"Mei neechan ada apa?. Kenapa ada syuting dadakan?" tanya Ino langsung to the point.

"kau mendapat tawaran bagus jadi langsung ku terima" jelas manajer nya yaitu Mei terumi. Dengan senyum yang mengembang cantik di wajah nya.

"memang tawaran seperti apa?" Ino tetap belum puas dengan penjelsan Mei terumi.

"Lawan main mu adalah Sasori. Yang baru naik daun. Dan ini adalah kesempatan bagus bagi mu" jelas menejer nya panjang lebar.

"lalu?" Ino memang payah jika di suruh berpikir cepat. Walaupun termasuk orang yang cerdas tapi tetap payah.

"lalu kau harus bersiap dia akan datang sebentar lagi" Mei sudah bosan dengan pertanyaan Ino yang seperti hanya berputar putar saja.

"oh...begitu" ucap Ino cengo.

"Ino!" teriak seseorang dengan suara yang diketahui adalah milik laki laki.

Ino berpikir  siapa yang memanggil Ino. "siapa yang memanggil ku?" tanya Ino sambil menoleh ke arah datang nya suara.

Mata Ino membola sempurna melihat orang yang memanggil nya.

Ino langsung berlari dan menghambur ke pelukan pria itu dan menenggelamkan wajah nya ke dada bidang lelaki itu.

Mei terumi memandang Ino yang seperti itu agak bingung. Karena pasalnya orang yang datang adalah dua orang yang akan bermain film bersama dengan Ino.

Apalagi Ino memang sebelumnya belum mengenal orang yang di peluk nya.

Ino bukan memeluk yang akan jadi lawan main nya tetapi orang yang berambut pirang dengan poni yang menutupi mata kiri nya.

                                     ⭐⭐⭐⭐

Sakura membawa mobil sport milik nya dengan kecepatan yang tidak jauh berbeda dari Ino.

Sakura juga merengut tidak jelas. Untung saja Sakura bisa selamat dari kecelakaan yang mungkin terjadi.

Sakura langsung memarkir mobil nya di parkiran rumahsakit. Lalu mengambil jas dokter milik nya.

Dan masuk kedalam rumah sakit besar itu. Sakura langsung di sambut  asisten nya dengan kabar yang entah bagus buat Sakura atau malah buruk.

"Sakura chan..... Ini ada seorang pasien dari Suna. Seorang pemimpin besar.Sakura chan sekarang kau sedang di tunggu" jelas Sizune asisten Sakura yang sangat berpengalaman.

" kenapa baru sekarang kau beritahu kepadaku neechan" Sakura langsung bergegas pergi keruangan pasien yang di sebut oleh Sizune tadi.

Sizune adalah mantan asisten dari pemilik rumah sakit yang sudah di berikan kepada Sakura.

Sakura sudah biasa memanggil Sizune dengan panggilan kakak. Sizune tidak masalah dengan itu justru Sizune senang dengan hal itu.

Sakura dan Sizune bergegas keruangan VIP ruangan yang hanya di tempati oleh orang orang spesial saja.

Sakura langsung masuk dan melihat seorang pemimpin Suna yang terbaring lemah dengan beberapa perawat yang sudah mengelilingi pemimpin Suna itu.

                                    ⭐⭐⭐⭐

Selain kedua gadis itu yang mengalami perubahan mood ada satu lagi gadis bersurai indigo yang sedang memarkirkan mobil nya di perusahaan Hyuga.

Dirinya langsung masuk dan tidak menghiraukan pegawai kantor yang menyapa nya.

Hinata berjalan dan masuk ke kantor nya mulai  berkutat pada komputer. Dengan jari jari nya yang mulai menari diatas papan ketik komputer nya.

Tok...tok...tok....

"masuk" Hinata bersuara dingin dan sedikit menyeramkan.

"Hinata sama jam 12.30 anda akan ada meeting dengan perusahaaan otsusuki group anda harus bersiap" jelas sekertaris pribadi nya.

"baik. Arigatou" Hinata berterimakasih lalu mulai kembali bekerja dengan tatapan yang tadi tertuju pada sekretaris nya dan sekarang sudah pada komputer nya.

                                   ⭐⭐⭐⭐

Sasuke,Naruto dan Sai sekarang tidak bekerja.

Mereka juga sedang frustasi dengan takdir bodoh yang menimpa mereka. Entah apa yang sedang merasuki orangtua mereka dengan cara seperti itu mereka harus menikah.

Terkesan sangat egois. Memang begitu. Terserah lah.

Tiga kata itulah yang selalu membuat mereka kesal. Oh bukan..... Sangat kesal.

Touchan mereka tidak memberikan alasan yang jelas mengapa mereka harus di jodoh kan. Padahal mereka sendiri sudah punya kekasih.

Huhh......

Hanya helaan nafas frustasi yang bisa keluar dari bibir para pria tampan itu.

                          ➖➖➖➖

Gommen ne minna kalo bnyk typo ada gaje nya dan banyak lagi okes and thank you telah membaca guys😊😄

My MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang