bab 25

393 44 5
                                    

Perayaan pernikahan ternyata belum usai sampai hari sudah menunjukkan pulul 17.00 yang menjelang malam.

Memang orang undangan rata-rata adalah rekan kerja dan karyawan kantor Hyuga.

Hinata,Sakura,Ino,Sai,Sasuke,dan Naruto masih setia duduk di meja bundar.

Orang yang sebenarnya sedari tadi memperhatikan Hinata dan Sai memutuskan datang ke pada mereka berdua.

"selamat Hinata" ujar pria berambut perak itu dengan senyum tipis yang di tujukan kepada Hinata. Sai yang melihat itu langsung mendekatkan kursi nya ke samping Hinata. Memang kursi Sai dan Hinata berada di pinggir, Sasuke dan Ino juga seperti itu. Yang di tengah adalah Sakura dan Naruto yang masing-masing menjadi di hapit, Sakura di antara Hinata dan Ino, dan Naruto diantara Sasuke dan Sai. Walau meja nya bundar tapi bisa menjadi pasangan.

"oh... Tone-san. Arigatou" ujar Hinata tersenyum manis ke arah Toneri. Sai yang melihat itu langsung merangkul Hinata. Hinata yang mendapatkan perlakuan itu langsung merona malu.

Toneri tau apa maksud dari perlakuan Sai kepada Hinata. "dan kepadamu Sai-san. Selamat.
Hinata besok ada waktu kan?" Toneri mengucapkan selamat kepada Sai dengan tidak ikhlas. Lalu kembali untuk mencuri atensi Hinata.

"ak-" ucapan Hinata terpotong.
"bukan nya ojiisan bilang kamu jangan kerja dulu satu minggu?" Ino memotong Hinata dengan sok tau. "itu benar Hinata" ujar nad dingin dan datar yang tiba-tiba bergabung yaitu suara suami Hinata.

"baiklah. Tone-san aku tidak bisa mungkin minggu depan" ujar Hinata dengan lembut dan memberi senyum simpul.

"begitukah? Baiklah. Jaanee" ujar Toneri berputar dan langsung ke tempat lain meninggalkan meja Hinata dan taman-teman nya.

"Hinata-chan di mana ojiisan san dan orang tua mu Sai?" ujar Sakura yang menyadari hal itu. Mengedarkan tatapan ke seluruh penjuru area pesta pernikahan itu.

"kata nya mereka sedang mengurus sesuatu" ujar Hinata dengan tampang yang juga berpikir. "eh... Ino tadi kamu bilang aku tidak bekerja selama seminggu? Dari mana kamu tau?" Hinata berucap tapi perasaan nya semakin berdebar, pasal nya Sai masih merangkul Hinata dengan mesra.

"aku hanya meramal nya" ujae Ino cengengesan tidak jelas. Sakura dan yang lain hanya menatap Ino heran dan tidak jelas.

Mungkin orang yang tahu perjodohan antar sahabat itu akan ada pertanyaan yang terselip 'kenapa mereka seperti tidak apa-apa. Padahal kekasih mereka saling tertukar. Dan kenapa mereka justru tidak merasa cemburu satu-sama lain'. Sakit hati. Mungkin itu tidak lebih besar dari persahabatan mereka. Bahkan orang yang tahu persahabatan mereka pasti menganggap mereka adalah saudara.

Ya. Kata orang bersahabat itu terkadang bisa berubah menjadi yang lebih dekat lagi. Seperti... Saudara.

"Sai aku mau nanya?" ujar Naruto pada Sai yang sedari tadi memperhatikan Sai yang setia merangkul Hinata dengan posesiv.

"itu kamu sudah bertanya" ujar Sai acuh tak acuh. Dengan wajah datar menatap Naruto.

"seperti nya kamu sudah rukun dengan Hinata. Iya...kan?" Naruto memberi tatapan menyebalkan bagi Sai dan Hinata.

Sai yang tau maksud Naruto langsung menarik lengan nya perlahan "ekhem"  Sakura berdeham membuat suasana menjadi agak canggung diantara Sai dan Hinata.

"kenapa di lepas. Padahal Hinata nya sudah nyaman tuh" tambah Ino membuat dua orang pengantin baru itu serasa di buly.
Sasuke tidak berargumen dari tadi hanya memberi tatapan dingin dan datar.

"Sakura apa kamu-" ujar Ino memotong sesaat lalu mendekat ketelinga Sakura "tidak tersiksa di dekat manusia batu es itu?" ujar Ino. Tapi sebenarnya masih terdengar terutama Sasuke dekat dengan Ino dan mungkin bungsu uciha itu punya pendengaran yang tajam "aku mendengar mu Ino" ujar nya dengan tatapan tajam seperti elang.

Ino merasa ketahuan langsung memperjelas "hah.... Mungkin kalian akan hidup bahagia" ujar Ino langsung dengan sedikit makna yang tersembunyi.

Mereka berlima memandang Ino heran. Tapi kembali ke raut wajah yang putus asa. Mungkin persahabatan mereka semkin renggang nanti nya.

"kau tahu Ino. Ini masih permulaan kita tidak tau kedepan nya bukan" ujar Sakura menjelaskan sambil mengacungkan telunjuk nya.

"kamu benar jidat. Memang teman ku ini sangat bodoh ya" ujar Ino memuji tapi salah "eh.. Maksud ku pintar. He...he...he" Ino memperbaiki perkataan nya. Sakura yang sempat menerima pujian di awal ingin sekali menoyor kepala Ino tapi walau seperti itu Ino memperbaiki perkataan nya juga.

"arigatou. Ino" ujar Sakura dengan gigi-gigi yang menyatu seperti meredam kemarahan.

"Sakura, Hinata.... Sai, Sasuke, Naruto..." ujar Ino seperti mengabsen mereka semua.

Semua nya menatap Ino dengan pandangan yang mengeherankan. Berpikir apa maksud Ino menyebutkan nama mereka. "nani Ino-chan?" tanya Hinata lembut sambil menelengkan kepala nya sangat imut.

"apa kalian ada memikirkan untuk saling menjauh kalau ada kesempatan?" ujar Ino dengan sebelah alis yang terangkat. Tapi kali ini tatapan nya kosong ke depan. Entah melihat objek apa atau melihat hantu apa.

Semua hanya diam. Kembali resah akan hal itu membuat atensi pikiran semakin tidak jelas.

"kalau aku....Mungkin..." ujar Ino ragu-ragu. Ino yang melihat wajah teman-teman nya kembali berubah menjadi terkejut langsung berucap "bwuha...ha...ha aku bercanda" ujar Ino dengan diawali tawa yang sedikit berlebihan oleh nya.

"Ino itu tidak lucu" ujar semua dengan tatapan membunuh.

Ino kembali diam. Kalau Ino sudah diam semua langsung memikirkan Ino. Ya. Mereka saling tau apa kekurangan masing-masing.

"Sai... Hinata...." ujar suara berat khas seorang touchan. Semu atensi mengarah pada suara itu. Dan mendapati touchan Hinata dan Sai. Begitu juga kaachan Sai menghampiri meja mereka berenam.

Semua nya masih memberi tatapan yang menyiratkan 'apa yang akan terjadi' kira-kira itulah pikiran mereka.

Terutama touchan Hinata dan Sai seperti memberi aura tidak bersahabat kepada mereka. Tapi kaachan Sai tersenyum ramah pada mereka berenam. Mereka hanya memansang senyum tipis dan kecut. Yang menghiasi wajah cantik dan tampan mereka.

"ayo. Kami akan mengantar kamu dan Hinat kerumah kalian" ujar Danzo touchan Sai. Semua langsung bangkit berdiri.

"arigatou gozaimasita. Siawase no. Sosite oai si masyo u" ujar ke empat sahabat Hinata dan Sai bersamaan sambil mengucapkan selamat mereka juga hendak pulang ke rumah masing-masing.

Mereka akhirnya berjalan menjauh satu sama lain. Lebih tepat berjalan ke arah parkiran.
Sai dan Hinata mengikuti orangtua nya berjalan kerah parkiran juga.

Masuk kedalam mobil. Sai mengendarai mobil dengan kecepatan standart. Mengikuti mobil orangtua nya yang sudah memimpin di depan sana.

Di parkiran.

Sasuke dan Naruto membawa mobil masing-masing. Tetapi Ino membawa motor. Ya. Hal ini terlihat jelas mengapa Ino memakai celana jeans. Hitam dan jeket kulit berwarna hitam. Sakura mengikuti Ino. Sakura memakai helm yang di berikan Ino dan langsung naik di boncengan Ino. Sebenarnya Sasuke dan Naruto hendak memberi tumpangan tetapi tidak jadi. Melihat Ino membawa motor nya dan Sakura yang di bonceng Ino.

Sebenarnya kedua pria itu ragu dengan hal yang dilakukan kedua gadis itu. Mereka memutuskan mengikuti kedua gadis itu. Karena mungkin orang tua kedua gadis itu akan meminta pertanggung jawaban mereka kalau mereka hilang.

"Ino ada yang mengikuti kita. Seperti nya mobil Sasuke dan Naruto" ujar Sakura langsung mengatakan hal itu.

Ino langsung meningkatkan kecepatan motor nya.

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
Minna gomen lama up

Sekarang author lagi boke paket jadi lama up nya.

Semoga seru. Jgn lupa vote ya guys.

My MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang