bab 33

392 33 2
                                    

Mobil ranven melaju membelah angin dengan kecepatan sedang bagi nya,tapi bagi orang lain sudah sangat cepat.

Ino menegang karena dirinya sedikit terkejut dengan si uciha yang membawa mobil seperti orang yang di kejar-kejar hantu. Sasuke hanya menatap datar jalanan dan sesekali melirik Ino dari ekor mata nya. Ada segaris senyum di wajah tampan nya itu.

"kamu takut?" Sasuke membuka suara dan perbincangan antara dirinya dengan Ino. Sambil menetralkan tingkat kecepatan mobil nya.

Ino kembali netral tapi sedikit mendelik sebal menatap Sasuke yang dengan santai nya mengatakan dirinya takut. Apa Sasuke tidak pernah melihat nya ngebut?. "aku tidak takut" ujar Ino sedikit menyangkal kenyataan.

"kenapa tegang?" Sasuke bertanya tetap dengan pandangan yang fokus pada jalan. Tapi dari nada bicara nya terkesan meremehkan Ino. Yang dirinya tau kalau Ino membawa kendaraan tidak jauh berbeda dari Sasuke.

Ino menatap jendela mobil, lalu tersadar dari lamunan nya karena pertanyaan Sasuke yang menginterupsi pikiran nya. "terserahlah. Baka" Ino malas berdebat dengan Sasuke, mungkin saja itu akan makin buruk.

Sasuke terkekeh pelan. Membuat Ino menatap nya nyalang. "nani?" tanya Ino dengan wajah minta penjelasan dari Sasuke.

"tidak ada" ujar Sasuke kembali pada sifat datar seperti tembok dan dingin seperti es.

Ino merasa harus terbiasa dari kebiasaan Sasuke yang akan menjadi suami nya itu dalam tiga hari lagi. "huh.." Ino menghembuskan napas nya berat. Membuat sang uciha menatap Ino sesaat.

Ternyata sebuah pernikahan itu bukan lah hal yang mudah untuk di jalani. Suatu ikatan yang tak kasat mata, tapi tetap terasa sangat mengikat pasangannya.
Entah apa jadi nya kalau pernikahan itu akan jadi sesuatu yang buruk untuk di ingat.

Kalau kata nya pernikahan itu ada unsur yang di katakan kasih sayang. Tapi yang di dapatkan Ino dan sahabatnya adalah sebuah paksaan yang justru akan menjauhkan.

'sudahlah. Tidak ada gunanya terus di pikirkan' hal ini lah yang keluar dari dalam benak Ino.

Ino yang sedari tadi bergelut dengan pikiran dan hati nya kembali ke dunia nyata. Karena suara dingin khas uciha menginterupsi lamunan nya yang hendak memanjang.

"hei. Tidak mau turun?" tanya Sasuke yang sudah membuka pintu penumpang, yang di tempati Ino.

"eh..he-he. Sumimasen" Ino bangkit dari kursi penumpang dan minta maaf akan kekikuk kan nya. Sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

Sasuke berjalan diikuti Ino. Sekarang Ino berjalan dengan cepat lebih tepatnya berlari kecil ke area syuting yang seperti nya akan di mulai. Dirinya sedikit menggerutu akan pria uciha yang menjadikan dirinya terlambat.

Saat mereka berdua sudah di area itu semua atensi mengarah pada mereka. Kalau bukan karena Sasuke orang besar mungkin adegan itu takkan terjadi. Menjadi bahan tontonan bagi kru film.

"Sasuke. Bisakah kamu tidak mengikutiku terus" ujar Ino sambil mengangkat alis nya dan berbicara dengan gigi yang dirapatkan.

Sasuke melihat tingkah Ino seperti itu sedikit merasa ada sesuatu yang harus di lakukan.

Sasuke mendekat dan merangkul Ino dan membawa nya ke area stuting. Ino makin malu akan kejadian itu. Tapi dirinya berjanji akan membalas sang uciha menyebalkan itu.

"aku akan menunggu mu" ujar sasuke dengan santai dan duduk pada kursi yang tersedia di sana.

Ino membolakan mata nya menatap Sasuke. "apa kamu serius?" Ino berbalil sambil bertanya. Walau tadi dirinya sudah berjalan menjauh. "aku pulang bisa lama. Apakah sang uciha ini tak akan bosan? Huh?" Ino berucap sambil meremehkan Sasuke.

My MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang