bab 45

345 36 8
                                    


Kehidupan sehari-hari pasangan Sai dan Hinata mulai membaik.
Entahlah tapi itu seperti nya memang terbukti dari ada nya sedikit kekompakan yang terjadi.

"Hinata aku akan mengantar mu" suara maskulin dari Sai terdengar dengan nada datar nya tidak terkesan dingin seperti biasa.

"Kenapa aku bisa pergi sendiri" Hinata ngeyel ingin pergi sendiri.

"Tidak ada penolakan. Lima menit lagi ku tunggu di mobil" Sai berujar cepat dan meninggalkan Hinata yang masih memakan sarapannya.

Walau terkejut, ada rasa senang di hati Hinata. Melihat Sai berubah perlahan menjadi hangat membuat nya merasa dirinya akan terus saja tersenyum. Seolah baru mengenal cinta saja.

Mereka berkendara menembus jalanan Jepang yang mulai padat akan kendaraan lain. "Memang nya kamu tidak kerja?" Hinata bertanya dengan hati-hati.

"Tidak ada misi kali ini. Jadi aku hanya akan menjaga galeria seni ku" jelas Sai tidak merasa terganggu dengan pertanyaan yang di berikan Hinata.

"Begitu ya... Kalau begitu terimakasih" Hinata tersenyum manis menatap manik kelam Sai yang tengah sibuk memandang jalanan. Walau kau dalam lubuk hati nya Sai tersanjung melihat Hinata berterimakasih pada nya dengan tulus.

Tidak ada hal yang spesial yang di lakukan kedua orang itu. Hanya hal monoton yang membosankan yang terjadi.
Membiarkan waktu berjalan sampai ketempat tujuan mereka.

Benar saja mobil Sai kini telah sampai di parkiran Hyuga corp.
Hinata turun dan Sai berdiri di sampingnya. "Kalau mau di jemput telepon saja" ucap Sai membalikkan badannya masuk ke mobil nya.

"Oke" ucap Hinata tak lepas dari senyum yang sudah terpatri dari tadi.

Masih di tempat yang sama, ada orang lain yang menatap mereka berdua. Memang yang diamati tidak melihat sama sekali.

"Hn" gumam Sai lalu memundurkan mobil nya dan berkendara perlahan pergi keluar area Hyuga corp.

Sai heran mendapati tingkah Hinata yang jarang seperti itu. Aneh tapi tetap menyenangkan mendapat perhatian dan penghargaan dari seorang Hinata. Bukan berarti sulit. Hanya saja Hinata melakukan semua itu terasa tulus. Tidak seperti biasa, yang tiap saat mengucapkan kalimat sopan dan terimakasih tapi terlihat hanya sebagai formalitas itu saja beda nya.

"Ohayoo Hinata-sama. Seperti nya anda sedang senang" ucap asisten Hinata dengan hormat.

"Ah tidak juga" ucap Hinata malu. Karena seperti nya wajah nya tidak bisa diajak kompromi.

"Pekerjaan hari ini cukup mudah. Apa Hinata-sama mau mengerjakan nya sekarang atau besok?" Ucapan Tayuya membuat tanda tanya di kepala indigo itu.

"Memang nya kenapa dengan besok dan sekarang? Aku bisa kerjakan sekarang" Hinata berujar dengan wajah lamanya yang selalu penuh aura dingin dan karisma.

"Gomenne Hinata-sama. Karena saya mendengar anda sedikit kurang sehat akhir-akhir ini. Karena itu saya mengatakan hal tadi" ucap Tayuya takut-takut. Melihat wajah Hinata yang menyeramkan.

"Oh. Begitu. Jangan meminta maaf. Aku memang tidak sehat akhir-akhir ini. Terimakasih atas perhatiannya Tayuya-chan" Hinata tersenyum tipis. Sebenarnya Hinata tahu bahwa itu semua pengaruh kandungan nya. Membuat Hinata sering merasa mual, kecapekan, dan merindukan seseorang pastinya. Karena secara teknis hubungan darah dan keluarga itu menyangkut kandungan. Jadi tentu saja masuk akal, kalau Sai memperhatikan Hinata.

"Sekarang saja. Kalau yang mendesak" ujar Hinata tersenyum formal.

"Rapat dengan perusahaan otsusuki jam 09.00 nanti di restoran Yakiniku" ujar Tayuya kembali normal.

My MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang