bab 6

686 54 3
                                    

Ino pulang membawa motor sport nya. Namun dengan lebih santai. Mungkin pikiran Ino sudah agak lega dengan masalah perjodohan itu.

Ino melewati banyak tempat menuju kediaman Yamanaka. 'seperti nya sekarang aku harus pulang' batin Ino.

Sekarang memang Ino di suruh pulang ke rumah nya bukan ke apartemen nya.

Saat masuk ke dalam rumah yang besar berwarna putih khas rumah rimah Eropa.

"tadaima!" Ino berteriak, lalu masuk kedalam rumah itu.

Langsung di bukakan oleh seorang maid nya. "okaeri...Ino chan" ucap maid itu sopan kepada nona nya yang baru pulang setelah sekian lama nya.

Saat masuk Ino membatu melihat touchan nya bersama Sasuke dan touchan Sasuke.

"okaeri Ino" ucap orang rumah dengan senyum.

"ada apa ini?" ucap Ino datar dan sangat dingin. Hal ini membuat Inoichi agak takut. Oleh sebab Ino punya kekelaman yang di ketahui suatu penyakit mental namun tidak terlalu buruk.

"beritahu aku besok" ucap Ino sambil berlari secepat mungkin menghindari mereka dengan pergi ke kamar nya.

"gomen-ne. Ino seperti itu" ujar Inoichi dengan sopan kepada kedua tamu nya.

Mereka mulai membicarakan pernikahan lagi.

                                 ⭐⭐⭐⭐

Sakura ingin pulang namun sebelum pulang Sakura memeriksa kembali keadaan Gaara.

"Sakura kapan aku kembali?" tanya Gaara datar dan tidak banyak bergerak.

"beberapa hari kedepan Gaara" Sakura berucap sambil menarik alat steteskop nya dari dada Gaara.

Sebelum Sakura berbalik Gaara menggenggam tangan Sakura. Hal ini memunculkan kebingungan dari Sakura.

"Gaara-kun. Nani?" berusaha tenang menghadapi Gaara, Sakura berucap lembut kepada Gaara.

"apa kau masih bersama pria uciha itu?" Gaara bertanya tanpa ada ekspresi yang muncul di wajah tampan nya.

Sakura membolakan mata nya. Tidak sadar, bahwa Gaara akan bertanya seperti itu.

Waktu menunjukkan pukul 07.00, artinya Sakura masih punya waktu untuk bercerita dengan sahabat lama nya itu.

"kenapa kau bertanya hal itu Gaara?" Sakura berucap sambil mengambil kursi untuk duduk lebih dekat dengan Gaara.

Bukan nya menjawab Gaara hanya menggedik kan bahu nya.

"dia sudah bersama Ino" Sakura berujar agak sedih dengan pembicaraan itu.

"tapi aku di jodohkan dan sebentar lagi akan menikah" lanjut Sakura dengan senyum putus asa.

Gaara kaget dengan kabar itu. Pasal nya Gaara pernah menyukai Sakura.

Sempat senang bahwa gadis musim
semi nya berhenti berhubungan  dengan sang uciha. Tapi kembali muram dengan berita buruk bagi nya.

"dengan siapa?" Gaara menatap kearah Sakura dengan wajah sedikit menyiratkan keingin tahuan.

"a......hah...." Sakura menghela napas panjang dan berat " Naruto" lanjut Sakura putus asa.

"kenapa?" Gaara berucap sangat irit.

"touchan. Dia ingin menjodohkan ku dengan Naruto. Jika tidak mau aku harus berhenti jadi dokter..... Argh...." Sakura berucap penuh kesuraman dan di akhitu dengan erangan frustasi sambil mengacak rambut soft pink nya.

"begitu" Gaara hanya lesu dan mulai memutar otak nya yang jenius.

"baiklah Gaara kun aku harus pulang. Semoga cepat sembuh. Jaa-nee" Sakura berlalu pergi dari hadapan Gaara.

'aku bisa merebut mu Saku' Gaara tetap ingin bersikeras merebut Sakura.

                                ⭐⭐⭐⭐

"boleh aku duduk?" tanya Sai pada Hinata dengan datar.

"silahkan Sai" ujar Hinata berjalan ke komputer nya.

Sai dan Hinata saling diam. Berfokus pada pikiran masing-masing. Sai dengan kertas lukis dan tinta lukis yang mahal.
Hinata dengan komputer nya yang tangan nya tetap mengetik kan sesuatu di komputer nya.

Sai melukis seseorang dengan serius. Sangat serius. Sambil mengotak atik alat mata mata nya.

Sehingga dirinya tak sadar bahwa Hinata sudah di sampingnya berdiri dengan tampang kagum melihat lukisan Sai yang sangat bagus walau hanya menggunakan tinta satu warna yaitu hitam.

"wow itu cantik. Dan mirip seperti.." Hinata berucao dengan senyum dan mata yang berbinar menyukai sesuatau hal itu.

Sai kaget namun wajah nya tidak tampak terkejut oleh karna sudah biasa datar.

"arigatou. Ini adalah dirimu. Apa aku boleh meletak kan ini di sini?" Sai berucap dengan senyum simpul.

Hinata kaget karna Sai seperti nya sangat baik walau wajah nya dingin dan sangat irit bicara.

"tentu. Arigatou" Hinata membungkuk berterimakasih pada Sai.

Semua kembali diam lagi. Membuat suasana yang mencekam. Untuk sekian menit kemudian Sai berucap.
"ayo pulanga"

"tapi aku membawa mobil. Bagaimana kau mau menjemput ku?" Hinata agak bingung dengan hal itu.

"entahlah?" Sai menggedikkan bahu nya tanda tak tahu.

"aku akan mengikuti mu. Sampai rumah lalu aku pulang" Sai langsung membereskan alat lukis nya dan pergi meninggalkan Hinata yang masih diam.

'kau meninggalkan ku...huhh' batin Hinata kesal. Sebab Sai sempat membuat nya senang. Sekarang Hinata menjadi kesal lagi.

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

Minna sampai situ dulu ya.
Nantikan terus kisah mereka👆.

Kalau tembus vote 15 orang nanti author up 4 bab dalam 2 hari ya guys😊😊

My MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang