My Marriage

bab 9

Hinata sudah siap dengan pakaian kerjanya dan menggenggam tablet milik nya.

"jaanee touchan" Hinata berucap sambil berlalu pergi melewati ruang makan.

"neechan bukan kah kau harus nya vitting baju bersama niisan Sai?" Hanabi berucap sambil memberi tatapan kearah Sai yang entah sudah berapa lama ada di situ.

Hinata kaget melihat Sai yang ada di samping nya. "sejak kapan kau di sini?"

Sai hanya mengulum senyum tipis ke pada Hinata dan keluarga nya.

"sudah dari tadi" ujar Sai dengan wajah datar.

Hiaishi melihat itu langsung menyuruh Hinata pergi bersama Sai. "pergilah bersama Sai" Hiaishi bersuara dengan tegas dan seolah tak tetbantahkan.

"tapi touchan-" Hinata menjeda perkataan nya lalu meyambung nya lagi "pekerjaan ku?" Hinata agak senang memiliki pekerjaan yang bisa di buat jadi alasan.

"tenang neechan aku pengganti mu" Hanabi berpihak pada Hiaishi. Membuat kekesalan timbul di hati Hinata.

"BAIK touchan" Hinata kesal. Menekan setiap kata yang ada dan suara menyerah dikala menyebut 'touchan'.

Hinata pergi ke kamar nya dan mengganti baju nya. Menjadi baju mini dress selutut yang berwarna lavender dengan motif bunga lavender lengan pendek.

Saat selesai bersiap siap Hinata turun menghampiri calon suami nya.

"ayo pergi" Sai mengajak Hinata pergi ke depan rumah.

Hinata hanya diam malas melakukan sesuatu yang bagus bagi nya. Tapi sesaat kemudian Hinata mengeluarkan tablet dari tas nya dan mulai fokus pada benda pipih itu.

"masuk" ujar Sai dingin dan datar kepada Hinata. Namun hal itu sudah dapat membuat Hinata terkejut.

Hinata masuk dan memasang sabuk pengaman dengan baik. Dan kembali terfokus pada tablet nya.

Sai berkendara dan sesekali melihat Hinata. Dirinya heran kenapa calon istri nya itu terlihat sangat fokus pada tabler nya.

"Hinata bisakah kau tidak memainkan tablet mu saja?" Tanya Sai dengan tatapan yang sempat menatap ke arah Hinata. Lalu kembali fokus pada jalanan jepang yang masih sepi.

"tidak" Hinata menjawab ketus kepada Sai namun tatapan nya tidak menoleh dari benda yang di sebut tablet.

Sai menyerah dirinya malas meneruakan permasalahan itu yang mungkin bisa menjadi besar.

Tapi Sai punya ide dengan melihat Hinata. "Hinata..." panggil Sai lembut kepada Hinata.

"hm?" Hinata menjawab dengan gumaman dan tetap pada tablet nya.

"apakah kau suka tablet atau robot?" Sai bertanya namun dengan datar.

"iya..kenapa?" Hianata menjawab dengan cepat dan sekarang tatapan Hinata menatap Sai.

Sai hanya berfikir bahwa dirinya benar menebak kesukaan Hinata.

"bukan apa apa" Sai tersenyum tipis ke arah Hinata sekilas. Kembali fokus pada jalan.

Hinata tidak puas dengan jawaban Sai. "kau harus memberitahu aku" Hinata berucap dengan tangan yang menyilang di dada.

"nanti kau akan tau" ujar Sai dengan senyum menyebalkan di mata Hinata.

"kenapa kau merahasiakan nya?" tanya Hinata dengan alis terangkat dan mata yang menyelidik. Yang membuat Sai geli dengan tingkah lucu Hinata.

'tunggu kenapa aku bersifat demikian' Sai merasa bingung dengan perasaan nya sendiri.

"sudah sampai" Sai mengalihkan pertanyaan Hinata dan menyuruh turun.

Butik Kushina sudah banya pengunjung. Mereka berjalan masuk dan mendapati Sasuke dan Ini di sana dan dua pria asing di samping Ino.

Sai melihat Ino yang berdiri menuju kearah Kushina sang pemilik butik besar itu.

"Sai..apa kita duduk di sana?" tanya Hinata pada Sai membuyarkan pikiran Sai sejenak.

"oke ayo masuk" Sai berucap santai.

Mereka mengambil posisi duduk di dekat pasangan Sasuke dan Ino.

Mungkin Sai merasa sakit hati. Tapi tidak terlalu. Hati nya sudah seperti sudah lama move on dari Ino.

Hinata menyadari raut wajah Sai itu ingin menghibur namun bagaimana dirinya sudah merasa demikian setelah melihat pasangan Naruto dan Sakura yang memasuki butik itu dengan senyuman.

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

Minna udah yang ke 3 nanti yang ke 4 kalau authornya tak sibuk oke'(*∩_∩*)′

Jangan lupa tetap vote ya. Gomenne jika banya tyipo, gaje , dan agak kurang berkenan bagi minna oke.

Jaanee minna. Have fun.