13|Masalahnya beres

5.1K 444 161
                                    

Jangan lupa vote sama ramein komentarnya okey!!

Jangan lupa vote sama ramein komentarnya okey!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Jadi ketua kelas itu gak gampang. Seumur-umur Sasa jadi ketua kelas, gak pernah ngerasa capek dan serepot ini. Tiap hari pasti ada aja yang ribut di kelas, laporan bolos, belum guru-guru yang tiap hari ngasih pesan Sasa buat ngatur temen kelasnya dan masih banyak lagi insiden lainnya.

Mayoritas 11 IPA 2 anaknya bandel semua. Yang cewek super cerewet, yang cowok super keras kepala. Apalagi komplotannya Gara, murid aja banyak yang nggak berani sama mereka. Apalagi guru, dah lah lepas tangan, semua guru milih angkat kaki.

"TANGAN KOSONG KALO BERANI! MAJU LO!!"

Baru aja nyampek depan kelas, udah ada rame-rame. Terlihat jelas Alin lagi marah-marah, cewek itu  udah bawa sapu buat senjata, dibantu Jenny di belakangnya.

"DASAR LO, CABE-CABEAN!"

"LO SENDIRI CABE PASAR!"

Jangan tanya kenapa, Alin berantem lagi sama Jessy musuhnya sejak kelas 10. Dan kebetulan Jessy sekarang di kelas IPA 3. Jadi sampingan deh kelas mereka.

Pembagian kelas yang random ini memang membawa petaka.

Sasa langsung gesit buat maju, menahan tangan Jessy ketika cewek itu hendak menampar Alin.

"Kasar banget, cewek bukan lo?!" ketus Sasa, dengan wajah tidak suka.

Sasa emang gak terlalu kenal sama Jessy, cuma sekedar tahu kalau cewek ini termasuk daftaran cewek hitsnya Angkasa. Sama seperti Alin, tapi jelas lebih populer Alin.

Jessy menghempas tangan Sasa, "Lepas! Bukan urusan lo!"

"Jelas ini urusan gue, Alin temen gue!" balas Sasa berani. Justru hal ini membuat Jessy semakin tahu karakter Sasa aslinya.

"Kasih tau temen lo, gak usah sok kecentilan!" seru Jessy.

Alin melotot tidak terima, "Heh kambing! Lo sendiri yang tiap hari nyindir gue di extra. Dendam apa sih lo sama gue?!"

"Hah, bilang apa lo barusan? Siapa juga yang nyindir lo, gak usah ke pedean!" semprot Jessy, tidak terima.

Alin gemas hendak menjambak rambut ombre milik Jessy, namun segera Sasa menarik tangan Alin untuk berhenti.

"Udah cukup!" bentak Sasa.

Gara dan ke empat temannya datang menerobos kerumunan, mengedarkan pandangan bingung. Sedangkan Jessy langsung mendekati cowok itu dengan wajah melas.

"Gar, liat tuh temen kelas lo. Masa nyerang gue duluan..."

Jessy mengadu, memasang wajah sok melasnya. Hal itu membuat Sasa, Alin dan Jenny menatap jijik.

"Heh, lo selain tukang nyindir punya profesi jadi pembawa kayu bakar ya, dasar tukang fitnah!" ketus Alin, emosi.

Gara masih bingung di tempat, menatap iba kepada Jessy yang ketakutan.

GASA [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang