"Duitnya abis, Bang? Kok tumben udah pulang." kata Papa yang sedang menonton TV dengan Gisel di ruang tengah.
Gara pulang sekolah sore hari adalah hal yang langka. Karena biasanya cowok itu akan pulang paling awal sekitar pukul 19.00.
Gara yang baru saja tiba hanya menatap malas dan menuju dapur mengambil air minum.
"Bang, lo tadi bolos lagi ya? Bang Alan nanyain ke gue masa." ujar Gisel.
"Ihhh, bolos kenapa lagi sih? Katanya udah bilang sama Mama loh Bang, gak bolos lagi." sahut Mama sambil mendekat dari kamar mandi.
"Gak janji, Ma." jawab Gara santai.
"Terus kenapa hari ini bolos? Temen-temenmu aja masuk loh, kamu bolos sama siapa lagi sih?" tanya Mama, heboh.
Gara meletakkan gelasnya lalu mengulum senyumnya sendiri.
"Udah gak waras kali, ditanya malah senyum doang." cibir Gisel, ngeri.
"Dek!" tegur Mama membuat Gisel diam.
"Bolos sama temen..."
"Nah kan, kasian temenmu diracunin terus buat bolos. Temen mana lagi nih?" tanya Papa karena kesal.
"Ada deh pokoknya." jawab Gara. Karena malas berdebat, cowok itu langsung mengambil tasnya dan melenggang pergi.
"Hehh!! Gar!!"
"Awas ya, mobil kamu Papa sita!" seru Papa dengan galak.
"Kan masih ada motor."
"Motor kamu juga dua-duanya Papa sita!"
Gara tersenyum miring sambil melirik adik bawelnya yang sudah memasang wajah puas itu.
"Kan ada motornya Gisel." jawab Gara santai kemudian menaiki tangga menuju kamar.
"Awas ya Bang, jangan berani sentuh barang-barang gue!!" teriak Gisel, kesal.
Ancaman dari kedua orangtuanya tidak pernah ada yang mempan bagi Gara. Karena sejatinya kedua orangtuanya itu penyabar dan pemaaf. Mau seberapa nakalnya cowok itu pasti selalu dapat ampun.
---------------------
Sasa bernafas lega memasuki kamar. Diantar pulang oleh Gara barusan sudah membuatnya was-was, sebenarnya Sasa ingin naik taksi atau ojek, namun Gara memaksa untuk mengantarnya pulang. Bukan karena apa, tapi Sasa cuma takut kalo misal Bunda udah di rumah. Tapi untung saja Bunda belum pulang dari kantor.
"Gila, hari ini gue bolos... mimpi bukan, ya?" gumamnya sendiri didepan cermin.
Sasa melepas sepatu serta kaos kaki dan juga melepas ikatan rambutnya agar tidak gerah. Cewek itu berdiri di depan cermin sambil mengamati wajahnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
GASA [end]
Teen Fiction-Angkasa Series 2 "Masa SMA lo bakalan hambar, kalo cuma mentingin nilai doang! Gue bakal ajak lo ke zona paling nyaman yang belum pernah lo rasain sebelumnya." Kata semua murid Gara itu pangeran sekolah. Tapi nyatanya satu detik berdekatan dengan G...