Minggu sore Sasa menyempatkan diri untuk mampir ke Gramedia sebelum berangkat les. Jangan heran, rasanya tidak ada kata libur di hidup Sasa. Setiap hari hanya diisi dengan sekolah, bimbel, kerja kelompok dan lomba olimpiade.
Biar orang-orang berpikir masa SMA Sasa datar. Memang nyatanya begitu. Sasa rasa tidak ada yang spesial setiap harinya.
Hanya punya dua sahabat manusia, dan satu sahabat benda, yaitu buku.
Oh iya, satu fakta lagi. Sasa itu style nya santai dan simple. Sore ini dia hanya memakai kaos polos berwarna navy, kulot hitam selutut dan sneakers putih sebagai bawahannya. Tak lupa dengan backpack motif kaktus yang sering dia bawa saat bimbel.
"Ini apa yang ini ya..." gumamnya, bingung memilih antara dua novel di tangan.
"Ersia, bagus banget." sahut seorang cewek tiba-tiba di sebelahnya sambil memilih buku.
Sasa menatap cewek cantik yang terlihat lebih muda darinya itu dengan senyum tipis.
"Udah pernah baca?" tanya Sasa, sambil mengangkat novel rekomendasi cewek tadi.
"Udah, bagus banget. Tokoh ceweknya super kuat, alurnya gak bisa ditebak dan gak menye-menye." perjelasnya sambil bercerita.
"Duh, kok aku jadi spoiler gini ya..." sambungnya sambil terkekeh.
Sasa ikut tertawa pelan lalu mengangguk, "Oke gak papa. Aku juga niat beli yang ini kok."
"Suka baca teenfiction, Kak?"
Sasa menggeleng pelan, "Baru mau baca. Biasanya aku baca yang horor sih."
Cewek tersebut mengangguk, "Seru juga tuh Kak. Apalagi yang vampire gitu."
Sasa merasa obrolan mereka nyambung hanya ikut menyahut. Dan kembali berbasa basi.
"Kamu sendiri mau beli novel juga?"
"Enggak, ini tadi beli buku masak sama panduan skincare sih."
Sasa ber oh ria, tidak kaget karena sudah terlihat dari segi penampilan cewek tersebut sangat feminim dan modis. Wajar jika bacaannya buku seperti itu, tidak jauh seperti Alin.
"Yaudah ya Kak, aku duluan." pamitnya.
"Iya, btw thanks ya." jawab Sasa.
Kemudian Sasa berganti memutari rak yang lain untuk melihat-lihat buku rumus sambil membacanya sebentar. Tiba-tiba ada suara debat dari kasir, membuat Sasa menoleh lalu menghampiri sumber suara.
"Duh, sumpah Mbak saya nggak bohong... ini nggak ada." ucap cewek tadi.
"Gimana dong Mbak? Harus dibayar dulu dong." ketus kasir tersebut.
"Iya Mbak saya bayar, tapi dompet saya ketinggalan di mobil. Ini masih telfon kakak saya tapi nggak di angkat."
Mbak kasir bermuka judes tersebut langsung mendengus, "Kalo gak bisa bayar mending gak usah beli..." lirihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GASA [end]
Teen Fiction-Angkasa Series 2 "Masa SMA lo bakalan hambar, kalo cuma mentingin nilai doang! Gue bakal ajak lo ke zona paling nyaman yang belum pernah lo rasain sebelumnya." Kata semua murid Gara itu pangeran sekolah. Tapi nyatanya satu detik berdekatan dengan G...