12. Kami Telah Menikah 🐎

5.2K 666 85
                                    

Buat jatah besok ya.
Besok author mau sibuk takut nggak sempat up.

Siap untuk lanjutin cerita ini?
Kuyy ah dibaca 😍😍

Penting!!
Tinggalin jejaknya ya jangan lupa vote
Tinggalin jejaknya ya jangan lupa vote
Follow akun author untuk informasi update part
Follow akun author untuk informasi update part.

🐎🐎🐎

Mulmed:
Today Was a Fairytale - Taylor Swift ▶️🎵

🐎🐎🐎

"Pangeran penyelamat itu nyata?"

🐎 Sebatas Kekangan 🐎

Stella membuka matanya perlahan. Pemandangan kamar sepi, dan hening menyambut. Gadis itu mengejapkan mata berkali-kali. Sinar matahari menusuk dalam kedua kelompak matanya. Sudah pagi hari? Bukannya tadi malam ia telah berhasil kabur dari rumah ini? Apa ini? Kenapa ia balik ke kamarnya sendiri ... ke rumah jeruji besi ini? Pasti ada yang salah. Stella menggerakkan tubuhnya dengan panik, namun terhambat. Ternyata tangan kakinya terikat.

"NEK!!" teriak Stella sembari menjatuhkan tubuhnya ke lantai, dengan jerih payah menggulingkan badan ke arah pintu.

Mendengar suara teriakan Stella, Reni segera datang membuka pintu kamar itu. Ia mengangkat dagu Stella sambil melemparkan senyuman sinis. "Udah bangun? Hebat ya sekarang mau jadi kuda liar? Sayang sekali Stella ... nasib kamu memang udah terikat dengan kami. Kami adalah majikanmu, selama kami tidak melepasmu, kamu nggak akan bisa kemana-mana!!!" Reni mendorong dagu Stella secara kasar ke arah samping.

"Beruntunglah kamu hari ini bisa jadi istri orang kaya. Banyak loh di luar sana yang pengen nikah sama orang kaya," sambung Reni seraya beranjak berdiri sambil menunjuk ke arah pintu.

"Aku nggak setuju sama pernikahan ini! Mau aku nikah? Kecuali aku mati!" balas Stella. Ia menatap Reni dengan tajam.

"Oh, gimana caranya kamu mati dengan tangan kaki yang terikat?" tanya Reni, masih dengan senyuman sinis.

"Bisa! Aku akan membuat Nenek menyesal atas perbuatan Nenek sendiri!!" Stella memicingkan matanya, lidahnya diapit di tengah gigi, dan mulai menggigit alat pengecap rasanya sekuat tenaga.

Selamat tinggal dunia, batinnya.

"Hei! Kamu gila ya!!" Dengan paniknya, Reni membuka kedua mulut Stella secara paksa. "Vinaaaa, bawa minuman itu ke sini!!" teriaknya kemudian sambil menahan agar kedua mulut Stella terbuka.

Vina segera datang dengan segelas minuman di tangan. Sedangkan, Stella masih berupaya untuk mengatupkan kedua mulutnya kembali.

"JA-JA--JANGAN CE-GAH SASA--YA!!!

"Cepat tuangin ke mulutnya!" pintah Reni. Dengan sigap, Vina menuangkan minuman itu ke dalam mulut Stella secara paksa.

"GLUK! A-APA I ... INI?" Stella menelan minuman itu.

"Kamu yang maksa saya lakuin ini! Tadinya saya ingin kamu rasain jadi pengantin, tapi kamu malah pengen bunuh diri. Tidurlah sejenak. Malam ini, kamu akan bertemu dengan dia!" ucap Reni seraya menaruh gelas itu ke lantai. Ia melonggarkan cengkeramnya dari dagu Stella.

Sebatas Kekangan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang