39. Sebatas Kenangan 🐎

4.1K 490 71
                                    

Pas banget nulisin part ini ... nyokapku ke RS buat rontgen habis kecelakaan motor, dan aku temeni. Untungnya gak kenapa-napa. Tapiii, dingin banget asliii di RS.

Huaaa ...
Jadi sad bayangin Denish Stella masih berjuang sehidup semati di dinginnya ruangan 😭😭

BTW, ini part nyesek.
Hatimu akan aku ajak main halilintar 💔💔

Tinggalin jejak please.
Spam emot ciri khasnya cerita ini 🐎🦋

Udah mau end, kalian silent readers yang gak pernah voment, gak mau kenalan sama Tiv? 😭

Okay.
Sekian cuap-cuapku.
Sebelum mulai baca, kamu sudah siapin tissue?

Atau mau author siapin kanebo?

😂😂

Happy reading ya.
Mainkan mulmednya ❤

🐎🐎🐎

Mulmed:
Cover lagu sad dari Michela Thea ▶️🎵

🐎🐎🐎

"Sebab sesungguhnya, kau membuatku terjebak dalam sebatas kekangan.

Kau ingin menebusnya, tapi aku malah salah paham sehingga menjadi sebatas kenangan."

~Ketika Sebatas Kekangan menjadi Sebatas Kenangan~

🐎 Sebatas Kekangan 🐎

"Nyonya ... Nyonya ...!" Seorang body guard yang menjaga di depan ruang operasi Denish, datang memberi kabar soal Denish. Matanya berair, bibirnya bergemetar. "Tu--tuan Denish ... jahitan operasinya infeksi. Dia kehabisan banyak darah, dda--dan su--sudah gak ada harapan lagi."

Semua pandangannya tiba-tiba menjadi hitam. Kaki Amy kembali lemas lagi, dan dipapah sigap oleh Adit. Napas Amy ikut berhenti di detik itu juga. Buah hatinya pergi begitu saja dengan tiba-tiba. Kenapa? Kenapa kabar buruk harus menghantamnya hari ini bertubi-tubi?

"Kuatkan dirimu, Tan. Stella, dan kandungannya masih butuh keputusanmu." Adit menguatkan Amy.

Amy mengerjap beberapa kali untuk memulihkan kesadarannya. Benar kata Adit, saat ini dia harus kuat. Wanita itu kembali mengatur napas, kemudian menghembuskannya.

Atas kabar ini, Amy segera mengambil keputusan. Tak ada waktu buat berpikir lagi. Menantu atau cucu?

Amy sama seperti Denish, tidak suka bertele-tele, lambat akan mengacaukan semua pekerjaan. Tanpa babibu, Amy bertandatangan. Nyawa tiga manusia masih berada di tangannya. "Saya menyerah untuk selamati Stella. Tolong utamakan bayi dalam kandungan dulu. Sehabis itu, tolong selamati Stella. Cepatlah lakukan!"

Kertas persetujuan dari keluarga pasien diraih oleh dokter dengan sigap, meninggalkan Amy yang menutup kedua tangannya untuk meluapkan emosi sejadi-jadinya. Air mata terus-terusan mengalir.

Sebatas Kekangan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang