Entah emang tradisi atau gimana, guru PKL kalau tiap magang, pasti juga disuruh jadi tatib di pagi hari. Walaupun ga semuanya dihandle guru PKL sih, tetep ada beberapa guru juga, termasuk Pak Jeonghan.
"Pagi, Bu," sapa pak Jeonghan ke Hani yang berdiri di deket gerbang.
"Pagi, Pak," balas Hani sambil nunduk.
Jeonghan nggak banyak ngajak Hani ngobrol, dia malah repot ngurusin murid-muridnya yang gak tertib. Belum aja bel bunyi, rambut udah gak dikuncir, seragam dikeluarin, gak pakai sabuk, atau yang cowok rambutnya kepanjangan. Pokoknya ada-ada aja aturan yang dilanggar sama murid-murid.
Setelah bel bunyi, guru bagian tatib ini masih harus ngerekap siapa aja yang telat dan ngelanggar aturan. Dan untungnya hari ini Hani gak sendirian di ruang tatib. Ada kakak tingkatnya yang baik banget mau nemenin dia, namanya Mona.
"Lo duluan aja Han. Katanya ngajar jam kedua kan? Udah siap-siap aja sana. Sisanya biar gue," kata Mona. Baik banget kan. Kating yang lain, mah. Nggak mungkin kaya gitu.
"Makasih, kak."
"Santai aja. Oh iya, lo jangan selalu nurut dong, kalau disuruh-suruh sama kakak tingkat. Tiap orang punya kesibukan sendiri, kan. Nanti gue bantu tegur mereka," ucap Mona. Dia 2 tingkat diatas Hani, yang merupakan ketua grup PKL disana.
Hani nyengir, "hehe, makasih ya, kak."
Mona jawab oke, dan Hani langsung pergi buat siapin pelajarannya habisini di kelas IPA.
Pembelajarannya lancar. Untungnya, Hani masuk kelas IPA yang murid-muridnya tuh rajin-rajin. Termasuk Renjun. Ternyata dia itu gampang banget nyantol sama pelajaran.
Terus, Jisung kebiasaannya suka maju ke depan, buat tanya lebih rinci tentang hal yang gak dia pahamin ke Hani.
Jaemin sama Chenle kalau jadi murid juga enak. Nggak nakal, tapi juga gak terlalu pendiem. Cuma agak jahil aja sih.
Bel istirahat berbunyi. Hani segera menutup kelasnya dan membiarkan murid-muridnya pergi ke kantin.
"Kak, ayo lah ke kantin," ajak Renjun, yang langsung disenggol Chenle, "Panggilnya 'Bu', kali."
"Halah, gaada orang. Ayo kak ke kantin," ajaknya lagi.
"Kalian duluan aja, gue mau siap-siap ke kampus habisini," kata Hani. Soalnya, walaupun dia PKL, dia juga ada jadwal kuliah.
"Yaaah, yaudah deh. Salam buat kak Jaehyun ya," kata Jisung.
Hani ngangguk, "kalau ketemu."
Setelah beres-beres mejanya, Hani keluar dari ruang kelas. Di jalan menuju ruang PKL, dia ketemu sama Pak Jeonghan.
"Mau kemana, Bu? Buru-buru banget," tanya Jeonghan.
"Eh? Mau ke kampus, Pak. Permisi ya, Pak."
Aduh, 15 menit pas nggak ya waktunya buat perjalanan ke kampus?
Belum ambil tas di ruang PKL yang ada di lantai 2, belum pesen grab juga.
"Bu Hani! Mau bareng saya nggak? Saya ada urusan keluar sekolah ini," ternyata Jeonghan ngikutin Hani sampai di ruang PKL.
Dan setelah Hani pikir, "boleh kan, Pak?"
Jeonghan ketawa ringan, "boleh lah, Bu. Saya tunggu di bawah ya, Bu."
"Em, i-iya, Pak."
•••
Jaehyun nyalain radio mobilnya, sambil nungguin Hani di depan gedung kelasnya. Kalau dihitung-hitung, kayanya udah hampir seminggu dia sama Hani nggak ketemu. Karena Hani sibuk PKL dan jadwal mereka selalu bentrok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilamar Tiba-Tiba [JJH] ✔
Fiksi Penggemar"Mau jadi istri gue nggak?" - Jaehyun.