45

218 30 12
                                    

Jgn lupa vote

***


Yeonjun menatap langit-langit kamarnya. Bayangan Nara menangis seminggu yang lalu di hadapannya masih terlihat jelas.

Saat ini, hati Yeonjun sedang bimbang diantara masih mencintai Nara atau tidak.

Mungkin Yeonjun memang menyayangi Nara, namun bayangan Nara yang berciuman dengan Taehyung tempo hari masih sangat jelas terlihat di kepalanya.

Ternyata begini rasanya kecewa.

Yeonjun mengecek notifikasi handphone-nya. Satu pesan masuk di sana.

Soobin: gaskeun futsal.

Begitulah.

Yeonjun bergegas bangkit dari kasurnya dan meraih semua perlengkapan futsalnya

Soobin

|gaskeun futsal

Sip, otw|

Teringat perkataan Nara, tidak lupa Yeonjun mengabari Nara juga

Nara

Gue futsal |

| Okee semangat.

***


"Lemes banget bro. Kenapa? Ada masalah?" tanya Taehyun sambil menepuk pundak Yeonjun.

Yeonjun menggeleng.

"Dah lah gak usah galau, lanjut maen aja yang fokus." ajak Soobin.

Mereka mengenakan perlengkapan futsalnya dan fokus bermain.

Mungkin beberapa orang memang fokus pada permainan,  tapi tidak dengan Yeonjun. Semaksimal apapun ia berusaha, ia tetap tidak dapat berkonsentrasi.

"Bang, daripada ga bener mending tunggu dulu di pinggir lapang." kata Huening Kai kepada Yeonjun.

Ada benarnya juga, akhirnya Yeonjun diam di pinggir lapang dan terus terfokus pada handphone-nya.

Ia bingung harus bagaimana. Nara menelponnya, tapi Yeonjun tidak mengangkatnya.

***

Yeonjun baru saja tiba di rumah dengan langkah gontai dan juga lemas. Kebetulan, ia berpapasan sama Shilla yang juga baru pulang dari les nya.

"Kak Nara nanyain abang." kata Shilla. Yeonjun tidak merespon, ia hanya berlalu dan memasuki kamarnya.

Ia membantingkan tubuhnya ke atas kasur lalu menatap langit langit kamar sambil memutar handphonenya di udara.

"A--apa sekarang waktunya?"

***

Sementara itu, Nara tengah menggigit selimut untuk menahan isakannya. Ia masih benar-benar tidak paham dengan sikap Yeonjun akhir-akhir ini.

Jujur, belakangan ini Yeji sempat mengusik hubungan mereka berdua, walaupun secara halus dan tidak langsung, tapi Nara rasa ini sangat terang-terangan.

dingin [tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang