Hati tak sanggup melupa

700 37 76
                                    

Aku t'lah tau hati ini
Harus menghindar
Namun kenyataan
Ku tak bisa
Maafkan aku terlanjur mencinta
-----ziva magnolia-----





Ji Hye mengisi teko kopi dengan air, memasukannya kedalam mesin."Kau menjual rumah pada son Ye Jin?. Kau jual berapa?. Tanyanya sambil memasukan biji kopi kedalam mesin penggiling, lalu menghidupkannya. Dengungannya menyebar ke seluruh ruangan.

"Tentu saja dengan harga yang pantas." Jawab Hyun Bin dari balik korannya.

Mesin penggiling berhenti berdengung, Ji Hye mengambil penyaring dan memasukan bubuk kopi kedalamnya. "Iya aku tahu, tapi berapa?."

Hyun Bin bergeming dan tidak merespon.

"Bin, jangan menjual rumah dengan harga sembarangan hanya karena aku dan Ye Jin teman satu kuliah." Ji Hye menuang kopi ke dalam gelas. "Kau juga tidak pernah mendiskusikan hal ini padaku.". Ji Hye menyodor kopi yang sudah jadi.

Hyun Bin menyesap pelan kopinya. Lalu menatap mata Ji Hye dengan sorotan tajam.
"Ini rumah ku, mau ku jual berapa pun itu urusanku. Lagi pula, bukan kah kau ingin rumah ini terjual secepat mungkin?."

Ji Hye cemberut, kepalanya di tundukkan dan ikal-ikal rambutnya jatuh kedepan, menyembunyikan wajahnya.
Hyun Bin mendesah dan berjalan memutari Ji Hye meninggalkannya.

Ia berhasil mencapai pintu sebelum tangan Ji Hye menggenggam pergelangan tangannya dan wanita itu menariknya sehingga Hyun Bin menatap Ji Hye lagi.
"Baiklah, aku menurut saja dengan keputusanmu."

Ji Hyun yang ada disitu, mengembus napas dalam. Tidak nyaman dengan situasi yang terjadi.

"Ah..ada sesuatu yang ingin ku tunjukan. Ayo ikut aku." Ji Hye menarik Hyun Bin untuk mengikutinya ke meja di dekat tv.

"Lihat, aku melihat brosur-brosur ini tadi sore. Aku pikir keduanya cukup bagus. Ukurannya cukup besar juga---"

"Yang ini saja." Hyun Bin menunjuk dengan malas. "Aku serahkan semuanya padamu. Dengan begitu kita bisa segera pindah dan memberikan rumah ini pada mereka. Aku ke kamar duluan."

Dan setelah berkata seperti itu, Hyun Bin meninggalkan ruang keluarga. Ji Hye memandang punggung Hyun Bin yang perlahan menjauh dengan pandangan berkabut. Ia menatap pintu kamar Hyun Bin dengan tak percaya.
Ada suara keras saat ia menutup pintu kamar yang membuat Ji Hye dan Ji Hyun kaget.

Ketidak acuhan dalam suara Hyun Bin menimbulkan sensasi yang tidak nyaman di dalam hati Ji Hye. Sesuatu seperti kekecewaan yang besar. Tapi, apa yang harus ia kecewakan. Hyun Bin setuju dengan pilihannya. Mungkin Hyun Bin sedang lelah jadi dia bicara begitu pada dirinya.

Ji Hyun tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Hyun Bin baru saja mengakhiri percakapan dengan seperti itu. Ia berjalan mendekati Ji Hye yang masih bergeming menatap pintu kamar Hyun Bin.

"Oppa bilang 'yang ini saja' dan pindah secepatnya." Kata Ji Hyun meniru perbuatan Hyun Bin.

Ji Hye menatap Ji Hyun dengan bingung, kemudian memasang senyum palsu. "Iya, dia bilang begitu."

Ji Hyun mengerutkan kening, lalu menggeleng. "Apa dia pikir ini seperti membeli ikan dipasar?. Bahkan untuk membeli ikan saja kita harus melihat jenis ikan apa yang mau dibeli. Eonie, oppa bahkan tidak melihat rumah yang akan kalian beli."

"Dia menyerahkan semuanya padaku Ji Hyun." Ji Hye mencoba terlihat santai. Tetapi itu sangat sulit. Ia mengambil brosur perumahan itu dan bergerak mendekati sofa sambil berbicara tentang ukurannya, berapa banyak jendelanya, sumber pencahayaan, bahkan ia sudah memikirkan design dekorasinya, sementara Ji Hyun mendengarkannya.

When Bin Meets Jin (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang