cinta yang terabaikan

671 54 65
                                    

Satu jam sebelumnya.

Hyun Bin tengah mengompres memar di tangannya yang di dapat saat ia mabuk kemarin. Ia mengutuk dirinya kenapa bisa hilang kendali saat alkohol memperngaruhinya. Kembali ia tersenyum saat menyadari malam itu Ye Jin mengantarnya pulang.

Wanita itu pasti sangat kerepotan mengurus dirinya yang tidak sadar karena mabuk. Satu-satunya yang dia ingat hanyalah tangannya yang memar terbentur pintu lift. Hyun Bin juga berharap saat dia tidak sadar kemarin, ia tidak mengoceh hal-hal aneh pada Ye Jin.

Hyun Bin menoleh saat ponselnya bergetar menunjukkan sebuah pemberitahuan yang baru saja muncul. Hyun Bin tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat tau itu dari media sosial punya Ji Hye.

"Hari ini, klien pertamaku Son Ye Jin ssi akan mencoba gaun pengantinnya."

Rahang Hyun Bin berkedut, itu tidak di harapkan oleh Hyun Bin. Dengan sama mengesalkannya, perut Hyun Bin melilit.

Hyun Bin bergegas mengambil coatnya dan berjalan menuju garasi mobil. Hyun Bin memasuki mobil dan menyalakannya. Ia mengemudikan mobil menunju Sinsa-dong, Gangnam. Hanya satu tempat dalam pikirannya, butik tempat Ji Hye bekerja. Ia harus membujuk Ye Jin untuk tidak memakai jasa Ji Hye. Ia takut, Ji Hye punya niat buruk dengan wanita itu.

********

Ye Jin tercengang dan kagum saat melihat refleksi dirinya di cermin. Ia tidak menyangka bahwa make up nya akan secantik ini.!

"Aku pikir, aku hanya mencoba gaun saja. Aku tidak mengira bakal di make up juga." Ucapnya dengan tatapan yang tak putus dari cermin.

Ji Hye tersenyum saat melihat reaksi Ye Jin. "Tentu saja, dengan make up kita akan bisa menentukan tema bajunya seperti apa."

"Tapi ini---"

"Jangan khawatir, aku mengurus semuanya untuk mu." Ji Hye melirik kebelakang, memastikan tidak ada yang mendengar sebelum ia melanjutkan, "ini gratis."

"Ji Hye Ssi, aku merasa sungkan. Terimakasih untuk kebaikan mu."

"Tidak usah sungkan, kepuasaan pelanggan adalah obat bagi kami." Ji Hye menepuk pelan lengan Ye Jin. "Jiho, kemarilah. Bawakan gaun yang aku siapkan tadi."

Asistennya mengangguk, dan tak lama wanita itu membawa sebuah gaun bewarna putih tulang ke hadapannya.

"Bagaimana, kau suka?. Aku memilihnya karena ini cocok untuk mu. Kau mau coba."

Ye Jin mengamati gaun itu dengan sedikit terperangah, antara takjub dan terkejut.

"Ji Hye ssi, mm...bukan kah ini terlalu terbuka." Tangannya menyusuri gaun cantik itu perlahan matanya mengamati tiap detail yang di tampilkan

"Kenapa?, apakah Hae In melarang mu mengenakan pakaian minim?. Kalau itu Hyun Bin, ia pasti melarang ku. Katanya, dia tidak ingin apa yang menjadi miliknya, dinikmati oleh orang lain."

Ye Jin tersenyum tipis mendengar itu. Bukan karena iri atau cemburu. Tapi hanya menyayangkan sikap Ji Hye yang sengaja menunjukan bahwa Hyun Bin memperhatikannya sejauh itu.

Apa Ji Hye pikir aku akan cemburu soal itu, oh..kau sangat picik Ji Hye ssi.

"Tidak kah kau berpikir, bahwa pria terkadang menunjukan cinta dan perhatiannya terlalu kekanak-kanakan." Lanjut Ji Hye.

"Mungkin saja." Ye Jin menanggapi dengan malas.

"Baiklah di coba sekarang yuk. Kalau kau tidak cocok, kau bisa memilih model lain. Jiho, tolong kau bantu ya."

When Bin Meets Jin (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang