Menjauh

530 32 31
                                    


Aku ingin melupakanmu, tapi seluruh dunia mengingatkanku akan dirimu
-----Bii-----

Ji Hyun sedang fokus mengetik ketika mendengar Suara kunci di pintu yang terbuka dengan bunyi bip menarik perhatiannya.

Ji Hye membuka pintu dan masuk dengan dua tangannya yang penuh berisi kantong belanjaan. Ia memiringkan tubuhnya agar bisa masuk dengan mudah, lalu menutup pintu dengan kaki. Ia melepas sepatunya, kemudian berjalan menuju sofa dan menghempaskan diri dengan tidak anggun diseberang Ji Hye. Menarik dan mengembus napas dengan pelan.

"Onnie, Kau terlalu asyik shopping, hingga tidak menghiraukan panggil telepon ku. Aku sangat lapar tau." Komentar Ji Hyun menoleh dari laptopnya.

"Maaf." Sahut Ji Hye dengan suara pelan. "Aku belanja untuk keperluan Hyun Bin di kantor baru nya. Aku ingin dia bisa menjaga reputasinya dengan memperhatikan penampilannya."

Ji Hyun menurunkan laptop dari pangkuannya dan bergeser duduk di samping Ji Hye. "Aku perhatikan, kau sudah banyak belanja banyak barang sejak aku ada disini. Bin oppa tidak keberatan dengan itu?."

"Hyun Bin sangat memanjakanku, dia juga mencintaiku. Dia tau kalau aku melakukan ini demi kebaikannya."

"Eonni, selama aku berada disini, aku merasa kau dan oppa menjadi lebih sopan dalam berinteraksi."
Ji Hyun memegang dagu dan matanya menerawang. "Seperti....ada jarak diantara kalian."

"Dia hanya terlalu sibuk." Ji Hye berjalan mendekati mesin pembuat kopi yang berada diatas meja konter. "Kami sudah bersama selama delapan tahun, jadi wajar kalau cinta dan gairah kami melebur menjadi kasih sayang keluarga. Jadi, aku tidak masalah dengan jarak yang kau bicarakan. Aku mengerti dengan semua yang Hyun Bin lakukan."
Ji Hye mengisi cangkirnya dengan kopi dan meraih krim.

Ji Hyun terlihat sedang berpikir-pikir. Rasanya aneh sekali. Apakah kakak nya itu tengah mengabaikan apa yang sebenarnya terjadi.

"Oh ya, kau sekarang jangan panggil dia oppa, tapi panggil dia
ja-hyeong."

Kening Ji Hyun berkerut. "Kalian bahkan belum menikah."

"Kami pasti menikah." Jawab Ji Hye, menyesap kopinya pelan.

Ji Hyun melirik jam di dinding. "Sekarang sudah larut malam dan Bin oppa belum pulang, bukankah kau seharusnya meneleponnya dan menanyakan dia ada dimana sekarang?."

Ji Hye meletakkan cangkir kopinya ke piring, mengigit sisi dalam pipinya. "Dia akan pulang kalau sudah waktunya." Ji Hye bergerak mengambil kantung belanjaanya sembari menyiratkan senyum tipis dan masuk ke kamar.

Jawaban Ji Hye semakin membuat Ji Hyun bertanya dalam hati apakah hubungan keduanya memang sedang di ambang jurang?.


































Ye Jin duduk berselonjor di sofa sambil memegang ponselnya. Wajahnya ditekuk murung sambil sesekali terlihat mengembus napas pelan.

"Baiklah, apa yang sebenarnya terjadi." Tanya Elijah sambil menyodorkan secangkir teh mint pada Ye Jin. Ye Jin menggeleng pelan.

Elijah meletakkan gelas di meja, dia lalu duduk di sofa tak berlengan dan melipat kaki.
"Jadi, apakah prianya tidak tampan?."

Ye Jin memikirkan Hyun Bin, mengingat rambut hitamnya yang tebal dan senyuman yang selalu menampilkan ceruk di pipinya yang luar biasa menawan.

When Bin Meets Jin (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang