Bahkan jika kau berada di tempat yang lain, sesuatu di dalam diriku akan selalu menuju ke arah mu.
------Something, Kang Daniel-----
Sebuah gelas kertas berisi vanila latte diletakan di meja. Ye Jin melirik siapa yang melakukannya.
"Terimakasih, Eli." Ujarnya tersenyum, lalu perhatiannya kembali pada kertas-kertas di hadapannya.
"Kau sudah punya pacar ya?." Tanya Elijah sambil menarik kursi dan duduk di sebelah Ye Jin.
"Kenapa tiba-tiba bertanya begitu." Jawab Yejin sambil membubuhkan tanda tangan di kertas-kertas itu.
Elijah menyesap espressonya pelan-pelan. Ia lalu mencodongkan tubuh dan menyipitkan mata menatap Ye Jin.
"Kau tidak pulang semalam. Menginap dimana?. Kau punya pacar?, roman wajahmu seperti habis menginap di tempat lelaki."Bayangan Hyun Bin yang mengakui perasaanya pada dirinya melintas dari pikirannya.
Apa ini?
Aku memikirkan Hyun Bin?.
Ye Jin menutup mata sambil menggeleng cepat untuk mengenyahkan pikiran itu. Lalu membuka mata dan menatap pada Elijah.
"Apa kau ibu ku?."
"Auww...kau galak sekali." Gerutuk Elijah sambil mengerucutkan bibirnya. Ye Jin terkekeh melihat itu.
Mereka terdiam sesaat sebelum Elijah berkata. "Aku peringatkan kau, jika kau punya pacar tapi tidak memberitahu ku, aku akan marah padamu. Aku menganggapmu sahabat terbaik, jadi jika kau menyembunyikan hal itu, akan mematahkan hati ku Ye Jin."
Ye Jin mendesah dan mengangkat tangan untuk menggerai rambut. Mengibas-ngibaskannya dan membiarkannya tergerai bebas menutupi punggung dan bahu, lalu ia menyisirnya dengan tangan, untuk sedikit merapikannya.
"Mengapa kau bicara seolah-olah kau itu pacarku?." Nada dalam suara Ye Jin sinis.
"Lagi?, kau sedang menyembur racun mu ya?." Protes Elijah sambil menyesap espressonya. Seolah-olah dia marah, tapi dia masih menyayangi Ye Jin.
Ye Jin mendorong kursi kebelakang, ia merapikan berkasnya sebelum berdiri dan berjalan menuju mesin pembuat kopi di sudut ruangan. Ye Jin mengisi cangkir dengan kopi, dan tepat saat meraih krim ia berhenti, terlihat Hae In masuk dan berjalan mendekatinya. Mata Ye Jin terlihat kaget, ia melirik Elijah yang terlihat mulai beranjak dari duduknya.
Hae In mengambil gelas di rak penyediaan. "Jangan gugup, santai saja." Katanya sambil mengambil kopi instan di kotak.
"Sampai kapan kita akan terus bersembunyi seperti ini ?. Kapan kita bisa memberi tahu dunia bahwa kita sudah berkencan selama tiga tahun. Bahkan kita akan menikah sebentar lagi." Tanya Ye Jin sambil menuang krim pada kopinya.
Hae In mendekatinya, menekan tombol untuk air panas.
"Kau kan tahu, bos melarang romansa di perusahaan."Ye Jin berhenti mengaduk dan meletakkan kedua tangannya di atas konter. "Jadi, saat kita menikah kita tidak akan mengundang seorang tamu pun dan tidak mengumumkannya?."
"Tentu saja kita melakukan itu, hanya saja kita harus merencanakannya terlebih dahulu." Jawab Hae In sambil mengaduk kopinya, mencecap dengan lidah, apakah harus menambahkan gula atau tidak.
Ye Jin menghadap sepenuhnya pada Hae In yang membuat pria itu bergerenyit hingga hampir menumpahkan isi cangkirnya.
"Aku tahu kau pandai dalam membuat rencana. lalu kapan, kau akan melakukannya.""Tunggu sampai kita membeli rumah dan mempersiapkan semuanya. Kalau sajangnim mengetahui semuanya sebelum itu, habislah kita."
Ye Jin melunak, menjauh dari Hae In dan menyesap kopinya dengan perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Bin Meets Jin (End)
Fiksi PenggemarBenci menjadi awal dari kisah ini dan cinta tinggal tunggu saja kapan kedatangannya. Cerita ini di tulis untuk merangkai asa menjadi nyata, walau kenyataanya belum tahu kapan dan dengan siapa akan berlabuh. Berharap kalian dapat merasakannya walau s...