Ye Jin mengerjab beberapa kali. Yang pertama kali ia lihat adalah langit-langit kamar dengan lampu dalam kondisi padam. Tapi cahaya matahari terlihat menyusup di sela-sela horden yang masih tertutup rapat.
Ye Jin mengangkat tangan dan menyentuh kepalanya yang terasa sakit berdenyut-denyut.
Ia mencoba menggerakan badan dan menyadari bahwa sesuatu yang hangat dan empuk mengukungnya. Ia menarik napas...dan mengenali aroma maskulin yang tidak disangsikan lagi milik seorang pria.
Ye Jin menoleh, jantungnya bertaluan kencang ketika melihat keberadaan Hyun Bin tanpa baju disampingnya. Awalnya ia panik, bertanya-tanya bagaimana bisa ia berakhir satu tempat tidur dengan Hyun Bin.
Ia menyingkap selimutnya dan bernapas lega karena masih berpakaian lengkap. Tapi, tunggu. Ini baju siapa?, rasanya ukuran bajunya telalu besar di tubuhnya. Ye Jin kembali melihat dan berpikir dengan otak nya yang masih berceceran karena baru bangun tidur. Ah, ini kemeja Hyun Bin.
Kemeja Hyun Bin?
Apa lagi ini?, ia kembali merangkai sedikit demi sedikit ingatan tentang apa saja yang di lakukannya semalam. Di mulai dari ia datang ke sebuah club di Itaewon, Ye Jin hanya merasa meminum segelas jus dengan rasa yang segar, tapi kenapa jus itu bewarna hijau segar?.
Lalu ia kembali teringat, ia memeluk Hyun Bin, mencium pipinya. Kulit Ye Jin seketika merinding, tubuhnya beraksi mengingat hal itu.
Oh, ayolah. Itu hanya ciuman di pipi.
Memang benar, tapi ia mencium Hyun Bin. Satu hal yang tidak akan mungkin dilakukannya jika ia dalam kondisi sadar. Ye Jin memejam mata, merasa hari ini Hyun Bin akan mengikatnya dengan kejadian semalam.
Dengan kesal ia menoleh pada pria yang tengah tertidur nyenyak di sampingnya. Ingin sekali membekap wajah menawan itu dengan bantal dan membuatnya ke habisan oksigen.
Namun, entah kenapa rasa kesalnya mendadak hilang ketika menatap pria itu.
Tidak adil, bahkan saat tidur pun dia sangat tampan.
Ye Jin mengangkat jari telunjuknya, menyentuh alis matanya yang tidak terlalu tebal namun seperti barisan semut berjejer. Kemudian berpindah pada bagian hidung. Hyun Bin mempunyai bentuk hidung yang sempurna, mancung dan mulus.
Telunjuk Ye Jin bergerak menyusuri sepanjang tulang hidungnya. Puas disana, tangannya beralih ke pipi, ia mengelus pelan. Biasanya pipi ini akan menampakan ceruk yang dalam, di kala sudut bibir sang pemilik terangkat. Sentuhannya berhenti pada bagian bibir.
Ye Jin bergedik, seolah merasa bibir yang tegas itu menyusuri jejak kulitnya, lembut dan lembab. kalau Ye Jin tidak memandang harga dirinya, ingin sekali ia mencecap bibir kenyal itu, merasakan kelembutannya, menghisap madunya dengan lembut tapi tegas.
Oh, Astaga. Son Ye Jin apa yang kau pikirkan!.
Hyun Bin tidur dengan wajah tampa dosa. Dengkuran halus terdengar di telinga Ye Jin.
Apa yang sudah mereka lakukan semalam.
"Kau mau sesuatu dari ku?, atau hanya melihat?"
Ye Jin berjengit karena terkejut, tertangkap basah sedang mengagumi pria itu secara terang-terangan. Dasar tukang tipu!. Rupanya sedari tadi Hyun Bin mengamati Ye Jin yang menatapnya. Ooooh, tidak. Ini memalukan.
Ye Jin berdeham pelan sebelum menjawab. "Kau sudah bangun rupanya."
Hyun Bin bergerak, tungkainya berada diatas tungkai Ye Jin. Sekali lagi, pria itu mengunci Ye Jin dalam tubuh besarnya.
Hyun Bin berbisik, "jadi kau pikir, kau bisa menelanjangi ku dengan mata mu yang indah?. Atau kau mau menyangkalnya."
Ye Jin ingin sekali menendang pria yang di hadapannya ini jauh ke planet pluto.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Bin Meets Jin (End)
FanfictionBenci menjadi awal dari kisah ini dan cinta tinggal tunggu saja kapan kedatangannya. Cerita ini di tulis untuk merangkai asa menjadi nyata, walau kenyataanya belum tahu kapan dan dengan siapa akan berlabuh. Berharap kalian dapat merasakannya walau s...