Akhir cerita kita

975 52 40
                                    

Hyun Bin terkulai di atas tubuh
Ye Jin, menahan lengannya di kedua sisi kepala Ye Jin untuk menjaga agar tubuhnya tidak menimpa wanita itu. Dengan tubuhnya yang masih terbenam di dalam tubuh Ye Jin, pria itu menempelkan wajahnya pada pipi Ye Jin. Aroma tubuhnya, serta semua kegiatan tadi memenuhi udara di sekitar mereka, sementara detak jantung mereka mulai melambat.

"Astaga, kau bahkan lebih menakjubkan dari yang selalu kubayangkan" bisik Hyun Bin terengah- engah di telinga Ye Jin.

Sebuah tawa lelah yang kedengaran ragu- ragu keluar dari mulut Ye Jin. Hyun Bin baru saja memberinya orgasme sebanyak tiga kali berturut- turut dengan penuh antusias dan membuat tubuhnya bernyanyi dengan cara yang tak pernah dilakukannya sebelumnya, dan Hyun Bin sedang memuji dirinya?.
Tak bisa dipercaya. Hyun Bin lah yang luar biasa dan memabukkan.

Hyun Bin menghilang sebentar ke kamar mandi untuk mengurus kebutuhan pribadinya lalu kembali, menarik Ye Jin ke dalam pelukannya, menyentuhkam punggung Ye Jin dengan dada dan pahanya.

Ketika mereka berpelukan,
Ye Jin tiba-tiba merasakan ada luapan ketakutan saat menyadari merasa lemah dan rapuh dalam pelukan Hyun Bin.

Ye Jin mencoba melepaskan diri, tapi Hyun Bin justru memeluk pinggangnya lebih erat, menyadari kecemasan yang dirasakan Ye Jin.

"Jangan ke mana-mana dulu, Ye Jina" ujar Hyun Bin parau. "Aku belum selesai denganmu. Aku hanya butuh setengah jam untuk mengembalikan energiku"

Ye Jin menelan kembali rasa panik yang muncul dalam dirinya, dan berusaha menjaga agar semuanya kelihatan enteng dan tidak ada masalah, sampai ia menemukan cara untuk pergi tanpa ada keributan.

"Memangnya kau apa, Kelinci Energizer?"

Hyun Bin terkekeh dan menjawab sambil mengantuk. "Kalau denganmu, mungkin saja."

Ye Jin tak bicara apa-apa lagi, dan kurang dari beberapa menit kemudian, ia merasakan tubuh
Hyun Bin melonggar dan dadanya mulai naik turun. Dan meskipun lengan Hyun Bin yang mengelilingi tubuhnya mengendur, tapi Ye Jin merasa paru-parunya terasa terbakar setiap kali berusaha bernapas.

Ye Jin mengamati wajah rupawan itu. Dia tidak pernah tidak kagum jika memandang ciptaan Tuhan yang satu ini. Ye Jin menghela napas pendek, ketika benaknya kembali di hantam rasa bersalah.

Akankah hubungan mereka akan bertahan untuk waktu yang lama?.

Ia menunggu beberapa menit lagi, sampai Hyun Bin  benar-benar relaks. Dengkur samar bergemuruh dari dalam dada Hyun Bin sementara
Ye Jin mengangkat tangannya perlahan lalu turun dari tempat tidur pelan-pelan.

Ia menarik selimut untuk membalut tubuhnya yang tidak menggunakan apapun untuk sementara. Dengan hati-hati, ia menghidupkan lampu tidur di atas nakas.  Ia menoleh sesaat ketika Hyun Bin bergerak merubah posisi tidurnya.

Semenit kemudian ia membuka laci meraba-meraba mencari-cari sesuatu. Ia tersenyum ketika mendapatkan apa yang di carinya.

15 menit kemudian,

Ye Jin sudah mengenakan pakaiannya kembali, tanpa mengenakan pakaian dalam, lalu memungut sepatunya yang tergeletak di lantai. Kemudian menuju pintu.

Ye Jin belum menekan panel pintu untuk membukannya. Ia kembali menoleh kearah Hyun Bin yang sudah tertidur pulas.

"Maafkan aku." Ujarnya nyaris berbisik,

Ye Jin merasakan pipinya basah dan ia tidak menghapusnya. Lalu ruangan itu kembali hening bersamaan dengan gerakan pintu yang tertutup dari luar.

🌼🌼🌼🌼


Ketika Hyun Bin  terjaga dari tidurnya, matahari di luar sana sudah tinggi dan ia merasa benar-benar linglung. Tempat tidur di sebelahnya kosong. Ia memejamkan mata. Kelegaan yang manis bercampur pahit yang menjalari perasaannya saat mendapati dirinya sendirian sungguh nyata.

When Bin Meets Jin (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang