Tragedi besar

672 55 46
                                    

Satu hari sebelum baku hantam.

Bandara Internasional Icheon.

"Ladies and gentlemen, selamat datang di bandara internasional Icheon, korea selatan. Silahkan tetap gunakan sabuk pengaman anda sampai pesawat berhenti dengan sempurna."

Hae In memandang keluar jendela, akhirnya ia pulang juga ke Seoul. Tapi kepulangannya ini tidak membuatnya bersemangat jika mengingat pertengkarannya dengan Ye Jin.

Bagaimana kabar wanitanya itu?, sejak Ye Jin memutuskan kabur pulang ke Seoul, mereka belum saling bertukar kabar. Bukan Hae In tidak mau berkomunikasi, tapi Hae In memberi waktu untuk menenangkan pikirannya sendiri.

Hae In mengembus napas berat, ia kemudian melepas sabuk pengaman begitu pesawat berhenti. Hae In berdiri lalu mengeluarkan tas dari loker atas dan melangkah dilorong menuju bagian depan pesawat.

**********

Hyun Bin dan Ye Jin sedang berjalan kembali dari toko toserba terdekat membeli beberapa kaleng bir dan makanan ringan untuk dibawa kerumah.

Hari ini mereka mengadakan pertemuan di apartemen Elijah guna membahas masalah demo proyek yang akan di laksanakan dua bulan lagi.

Mereka berjalan menikmati suasana malam. Lampu-lampu jalanan berkelap-kelip di latari senja yang menggelap. Seoul tampak sama sekali berbeda pada malam hari. Kota ini terlihat sangat biasa dan terlalu sibuk di kala siang. Ada banyak orang dan mobil di mana -mana pada siang hari.

Angin yang berhembus membuat rambut Ye Jin cukup berantakan dan membuat Ye Jin berkali-kali menyelipkan rambutnya di belakang telinga. Senyum ceria terlihat di bibir Ye Jin saat netra nya melihat taman bermain yang terlihat sepi pengunjung. Dengan riang ia melangkah kesana.

Ia meletakkan kantong belanjannya di samping sebuah ayunan, lalu ia segera duduk. Tubuhnya kemudian mendorong pelan ke belakang.

Hyun Bin tersenyum melihat tingkah Ye Jin yang seperti anak kecil yang baru saja di belikan lolipop oleh ayahnya. Ia pun kemudian mengikuti Ye Jin duduk di ayunan.

Hyun Bin menatap Ye Jin yang memejamkan mata menikmati semilir angin, bahkan dari samping wajah wanita itu tetap terlihat cantik.

"Hari ini kau terlihat sangat senang."

Ye Jin membuka mata, tersenyum tipis menatap Hyun Bin. "Tidak juga, aku hanya teringat ketika aku dan Hae In baru mulai berkencan. Kami tidak pernah punya aturan hanya berkencan satu kali dalam seminggu, tidak punya rencana pensiun, tidak terpikir untuk membeli rumah, gak perlu khawatir dengan jumlah gaji yang kami terima. Yang kami butuhkan cuman panggilan  telepon untuk membuat janji bertemu. Dan kami tidak khawatir tentang berapa banyak uang yang kami habiskan saat kami berkencan." Ye Jin menunduk dan berdecak miris. "Aku sampai lupa, bahwa dulu kami punya hidup yang menyenangkan."

Hyun Bin terdiam untuk waktu yang lama. Mencoba mengabaikan sedikit rasa cemburu di hatinya.

"Jadi, kau belum bisa melupakannya?." Suara Hyun Bin terdengar di tarik-tarik.

"Tentu saja!. Bagaimana aku bisa melupakannya begitu cepat."

Jawaban itu menohok hati Hyun Bin. Ia tergelak ironi mendengar jawaban Ye Jin.

Ye Jin menghentikan ayunannya dan menoleh pada Hyun Bin. "Bagaimana dengan mu, apakah kau bisa melupakan Soe Ji Hye"

"Bagaimana bisa aku melupakannya begitu cepat." Jawab Hyun Bin dengan senyum tipis. "

When Bin Meets Jin (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang