masa kritis

765 51 53
                                    

Ye Jin berdiri dengan pikiran kosong, suara riuh dan aura ketegangan di sekitarnya terserap begitu saja. Matanya tak putus pada sosok yang pria yang kini terbaring dengan bantuan alat pernapasan di brangkar, bahkan ia masih mengenakan kemeja bernodakan darah itu. Satu jam telah berlalu setelah tim medis memboyongnya kerumah sakit.

Hantaman dari benda berat yang di terima kepalanya cukup keras. Dia menerima belasan kantung darah akibat pendarahan yang cukup serius di tengkorak belakangnya yang retak.

Ye Jin menangis dalam diam mana kala atensinya melihat kondisi Hyun Bin yang kritis menunjukan reaksi kejang hingga membuat tim dokter di buat kewalahan.

"Ye Jina..."

Ye Jin menoleh. Mengandalkan kekuatan yang tersisa, kakinya yang telah kehilangan gravitasi mencoba bergerak mendekati Elijah, namun ia tak mampu menahan beban tubuh, limbung dan hampir jatuh kalau saja Elijah tidak menangkapnya.

"A-ku...aku..." suara Ye Jin terdengar payah.

"Tenanglah, aku disini bersama mu." Elijah mencoba menenangkan Ye Jin, walau dia sendiri juga merasa cemas.

"A-ku...aku melihat Hyun Bin terbaring tak berdaya bersimbah darah, dan ..." Ye Jin mengusap wajah dengan kalut. Mencoba merangkai kembali kekuatannya. "Elijah....aku...bi..bingung, aku ta...takut." Ye Jin mulai menangis, ia tidak mampu menyembunyikan kepedihan hatinya. "Mengapa.....Hyun Bin harus menerima ini. ....aku....akh...aku...Hyun Bin..." wanita itu terbata napasnya tercekat berkali-kali. Elijah cepat memeluk Ye Jin dengan erat, membiarkan sahabatnya itu meluapkan emosinya.

Lalu atensi Ye Jin membeliak sesaat setelah tim dokter menghambur mendekati brangkar Hyun Bin. Ye Jin melepaskan pelukan Elijah dan ikut berlari, tangannya menangkap salah satu dokter yang berada di depannya.

"A-ada apa?" Tanyanya kalut.

"Pasien mengalami kejang." Jawab sang dokter singkat, kemudian bergerak menuju brangkar Hyun Bin.

"Hyun Bin....Hyun Bin..."cicit Ye Jin saat melihat tubuh pria itu mengejang hebat.

Tidak!.

Ye Jin menggeleng keras, lalu berlari menuju kerumunan tim medis, yang tengah menangani Hyun Bin yang kritis. "Tidak
Kau tidak boleh seperti ini, Hyun Bin!" Ye Jin menerobos dan menghalau sang dokter dan mengguncang bahu Hyun Bin dengan kuat. "Bangun! Kau harus bangun, hum?. Kau tidak boleh menyerah, aku ada untuk mu kali ini, aku tidak akan lari lagi, Hyun Bin!"

"Ye Jina! Tenanglah, kau harus tenang." Elijah mencoba menarik Ye Jin yang menghambat kerja tim medis. "Dokter sedang menangani Hyun Bin. Jangan seperti ini"

"Tidak. Ku mohon bangun, jangan seperti ini, bangunlah!
Akh!" Ye Jin menjerit histeris, meronta kuat dan berharap teriakannya bisa membangunkan
Hyun Bin yang setia terpejam.

"Mohon untuk tenang, pasien sedang dalam penanganan." Seru sang dokter memperingatkan.

Semua orang menyaksikan bagaimana Ye Jin menangis harapan agar pria itu terbangun.
Wanita itu kembali mengikis jarak dan menggenggam tangan Hyun Bin. "Aku bersalah padamu, aku bersalah, maafkan aku, Hyun Bin! Ku mohon bangun!"

Nyatanya kondisi Hyun Bin adalah sesuatu yang tidak dapat membaik hanya dengan sebuah isak tangis sesal.

Aku mencintaimu, Ye Jina.

Aku mencintaimu.

"Aku akan mendengarkanmu kali ini, jadi ku mohon bangunlah... bangunlah... " Ye Jin yang telah lama ambruk dan tak berdaya di atas lantai dingin itu menangis kencang.

Tentu. Penyesalannya beralasan.

Ia yang selalu menghindar, demi menjaga satu hati yang telah lama bersama. Namun, hati yang di jaga itu malah menyebar racun untuk dirinya. Sedangkan hati yang baru, yang selalu menemani di kala susah dan senang, terabaikan dan tidak menyadari sebesar apa cinta yang yang Hyun Bin berikan.

When Bin Meets Jin (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang