protect you

663 52 18
                                    

1 hari sebelumnya.

Suasana kantor mulai sepi, hanya tinggal Robin dan Elijah saja di sana.

Elijah mengetuk-ngetuk pulpennya di meja dengan pelan. Ia sedikit gelisah karena sedari tadi Robin tidak bicara apa pun.
Ditambah, sejak kemarin ia melihat Robin begitu dekat dengan Tifany. Beberapa kali Elijah memergoki mereka sedang bicara di pantry kantor.

Sikap Robin juga berubah. Biasanya pria itu banyak bicara, tapi sejak dekat dengan Tifany, pria dengan manik coklat itu lebih terkesan menghindari kontak mata dengannya. Kini otak Elijah sedang berpikir, apakah lebih baik jika ia membuka percakapan terlebih dahulu.

Namun rasa penasarannya melebihi rasa gengsinya, karena sudah tidak tahan dengan suasana hening nan canggung, Elijah bertekat untuk maju duluan.

Tiba-tiba ia mengebrak meja, lalu berdiri. Robin berjengit saat mendengar suara gebrakan itu.

"Ada apa?." Tanyanya bingung saat melihat Elijah menghampirinya.

"Ada apa dengan mu dan Tifany?." Elijah malah balik bertanya.

Robin mengerenyit, "tidak ada!."

"Katakan sejujurnya!. Apa kalian berkencan?."

Ekspresi Robin berubah panik, sambil mengangkat tangan ke udara dan menggerakkan pergelangan tangannya ia berkata, ""Bukan begitu."

"Lalu, apa yang kalian obrolkan di pantry waktu itu." Desak Elijah tidak sabar."

Robin mendesah sembari tertawa, "jadi kau marah karena hal itu?. Tidak ada apa-apa diantara aku dan Tifany. Tifany hanya mengajari ku bagaimana cara mendekati mu."

Elijah mengerjab sejenak, kemudian tersenyum mendengarnya. Sikapnya kembali relaks.

"Jadi...malam ini--" Elijah bergerak sedikit lebih dekat, bagian atas tubuhnya sekarang menghadap ke arah Robin. "rumah ku atau rumah mu?." Lanjutnya dalam sebuah bisikan yang terdengar seperti desah.

Robin menelan ludah, mata mereka saling terkunci, tatapannya panas, gelap, dan menghipnotis, seolah membakar tubuh Robin,

Elijah baru saja mengajukan sebuah undangan halus, Robin juga memikirkan hal yang sama persis seperti yang di inginkan Elijah. Malam penuh seks yang panas dan penuh napsu. Dan yah, sejam kemudian mereka sedang memadu kasih di sebuah kamar mewah milik Robin.

Ke esokan paginya, dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya. Elijah melangkah riang masuk ke dalam kantor.

"Selamat pagi semuanya!" Sapanya dengan penuh semangat.
Dan langsung menuju meja kerjanya.

"Pagi" balas Tifany. Gadis itu mengamati Elijah dari atas hingga kebawah, Elijah masih menggunakan kemeja dan rok yang sama. "Wow, eonni. Kenapa kau gak ganti pakaian?"

"Kau mau tahu saja urusan orang lain." Jawab Elijah sembari menarik kursi dan duduk.

"Dan kau tidak pulang kerumah juga akhir pekan ini. Kau pergi kemana?." Ye Jin menimpali sembari mendekat ke meja perempuan berambut pendek itu.

"Tebaklah."

Ye Jin membuka mulut hendak menjawab, namun terinterupsi dengan sebuah suara riang lainnya.

"Selamat pagi semuanya!." Itu Robin. Pria itu melangkah sama bersemangatnya seperti saat Elijah tiba tadi.

Langkah Robin terhenti saat netranya bertemu dengan netra Elijah. "Selamat pagi, cantik." Sapanya sambil mengedipkan mata. Elijah membalas dengan kecupan angin dan pandangan mengoda.

When Bin Meets Jin (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang