Epilog (Rhapsody)

1.8K 77 46
                                    

Ye Jin tercengang dan kagum saat ia masuk ke gereja bersama
Elijah. Ia tidak menyangka gereja itu sebesar ini!

"Aku pikir kau mengatakan ini gereja kecil! Ini bukan gereja kecil, Elijah. Ini katedral, astaga. Kau akan menikah di katedral!" Ucapnya sambil tertawa kecil.

Elijah cekikikan juga saat melihat reaksi sahabatnya. "Kau tahu kan keluarga Robin dari kalangan atas, tidak mungkin ia akan melakukan pernikahan di gereja biasa. Padahal aku sudah melarangnya. Tapi ia bersikeras, ya sudah mau gimana lagi." Elijah menjelaskan dan meraih lengan Ye Jin sehingga mereka bisa berjalan menyusuri lorong gereja bersama-sama.

"Ini luar biasa. Elijah, kau wanita yang sangat beruntung"

"Aku tahu. Aku bersyukur untuk semua yang terjadi dalam hidup ku."

Ye Jin tersenyum dengan sungguh-sungguh.  Begitu juga dengan Elijah, sedari tadi wanita berambut pendek itu terus tersenyum bahagia. Ia akan menikah dua bulan lagi. Yah, dengan siapa lagi kalau bukan David Robinson.

Ye Jin terkadang suka tersenyum geli jika mengingat bagaimana temannya itu bersikukuh tidak ingin memiliki hubungan apa pun dengan seorang pria. Baginya, cinta akan melemah kannya.

Tapi itu semua terbantahkan saat Robin mulai mendekatinya. Mereka sebenarnya mempunyai sifat yang sama. Sama-sama penyuka cinta satu malam, namun kali ini Tuhan akan menyatukan mereka dalam ikatan suci pernikahan.

Semua persiapan pernikahan Elijah dan Robin hampir selesai. Gaun pengantinnya sedang di buat, mereka sudah memesan aula, katering makanan dan kue pengantin juga sudah disiapkan. Semuanya berjalan sesuai rencana Elijah. Ye Jin senang untuk sahabatnya.

Lalu bagaimana dengan dirinya sendiri?. Bukan kah ia telah kalah satu langkah dari sahabatnya?.

Mengapa perasaan itu tiba-tiba mengusik nya?. Ia tiba-tiba merindukan pria itu, pria sabar yang selalu ia sangkal kehadirannya, pria sabar yang selalu menjahilinya, pria sabar yang selalu ada di sisinya jika ia sedang mengalami kesusahan, pria yang menerima apapun yang dia lakukan.

Sudah terlambat Ye Jin ssi, mungkin pria itu sudah bahagia dengan wanita lain.

"Ye Jina."

Ye Jin berbalik untuk melihat Elijah dan tersenyum, "apa?." Ucapnya. Ia sedang melamun beberapa detik yang lalu sebelum Elijah menyadarkannya dari kenyataan.

Elijah menyeringai. Ia mengambil kedua tangan Ye Jin dan memegangnya dengan erat.

"Aku berpikir mungkin kau bisa menjadi pengiringku selama hari pernikahanku?"

la akhirnya memberitahu Ye Jin tentang rencananya untuk menjadikan sahabatnya itu bagian dari hari besarnya.

"Apa? Apa kau serius? Aku?
Pengiringmu?"

"Iya, kau!"

"Apa kau bercanda?"

"Tentu saja tidak!"

"Ya Tuhan. Tentu saja aku mau!"

Ye Jin dan Elijah cekikikan satu sama lain sebelum saling berpelukan dengan erat sekali.

Ye Jin senang mengetahui bahwa
Elijah bahkan berpikir untuk menjadikannya sebagai pengiring di hari besarnya. Ia tidak pernah berpikir untuk menjadi pengiring pengantin seseorang yang baginya  merupakan sebuah kehormatan. Ia sangat bersemangat untuk berdiri di samping Elijah di altar. Ia sudah bisa membayangkan Elijah dengan gaun pengantinnya yang indah di samping Robin.

Tak lama mereka berdua meninggalkan katedral dan mampir di restoran terdekat untuk makan siang.

Mereka makan di sebuah restoran yang terkenal dengan menu ayam gorengnya yang enak. Sembari menunggu pesanannya di antar, Elijah sibuk melihat layar ponselnya. Sepertinya ia sedang chating dengan Robin, terlihat sedari tadi ia tersenyum sendiri seperti orang gila.

When Bin Meets Jin (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang