4 Tahun Kemudian...
Seorang gadis bertubuh tidak terlalu tinggi, dengan rambut sebahu yang tergerai, ia tersenyum lebar ketika menatap pantulan dirinya dicermin. Wajahnya tidak berubah. Masih sama seperti empat tahun yang lalu.
Hari ini adalah hari kepulangannya kembali ke tanah air. Negara dimana ia benar-benar memiliki banyak kenangan masa remaja bersama tujuh orang laki-laki saat kuliah. Ah, dia jadi semakin tidak sabar untuk segera pulang.
Gi Ara. Ia masih seorang gadis yang dikenal dengan keceriaannya yang tidak pernah hilang. Senyuman manis yang selalu terlihat melengkung dibibir tipisnya yang berwarna pink alami.
"Apa mereka masih inget sama aku?" -Ara *membatin dalam hati.
"Mama!!! Apakah aku bisa berangkat sekarang??? Aku benar-benar tidak sabar ingin kembali ke Indonesia!" -Ara *berteriak kencang membuat suaranya menggema keseluruh ruangan yang ada di rumahnya.
"Yaa, Araa... Kenapa kau hobi sekali berteriak? Telinga mama sampai sakit mendengar suaramu. Kau bersabarlah sedikit. Papamu sudah dalam perjalanan pulang..." -Ibu Ara.
Ara cemberut. "Kenapa lama sekali?" -Ara.
Sang ibu hanya terkekeh geli melihat anak gadisnya itu memasang wajah cemberutnya.
"Ma..." -Ara.
"Ya?" -Ibu Ara.
"Apa aku akan kesana sendirian? Emm... Aku masih trauma. Kejadian tahun lalu masih belum bisa aku lupakan. Bagaimana jika..." -Ara.
"Kamu tidak akan kesana sendirian sayang. Papamu sudah menyiapkan body guard untuk menjagamu sampai kamu tiba di rumah nanti." -Ibu Ara *mengelus lembut rambut panjang putrinya itu.
"Huuuffftt... Kupikir aku akan kesana sendirian." -Ara.
"Tapi saat sampai di rumah, kamu akan ditinggal sendirian. Kamu pasti berani kan?" -Ibu Ara.
"Yaakkk!! Tidak! Aku tidak mau ditinggal sendirian di rumah! Bagaimana jika orang yang dulu menyakitiku datang lagi?" -Ara.
Inilah sosok Ara sekarang. Jika kemarin dia adalah gadis yang tidak takut akan apapun, sekarang semuanya telah berbeda. Ara sudah bukan gadis yang pemberani lagi. Semuanya hilang saat kejadian empat tahun yang lalu, dimana dengan jelas dia melihat seorang laki-laki sedang menyiksa tujuh sahabatnya.
Ah... Ara masih sangat trauma jika mengingat kejadian itu lagi. Itulah sebabnya, sekarang ia tidak berani ditinggal sendiri oleh orang tuanya. Selama berada di Seoul untuk melanjutkan kuliahnya, Ara tidak pernah berkomunikasi dengan teman-teman di kampusnya. Ia lebih banyak menyendiri. Memilih menjauh jika asa keramaian. Padahal bisa dibilang, sangat banyak yang ingin menjadi temannya.
Tetapi apa boleh buat... Ara yang dulu telah tergantikan. Ara yang pemberani seolah hilang begitu saja. Ara sendiri pun mengaku heran dengan dengan dirinya yang sekarang. Mengapa dia jadi penakut?
"Sebenarnya, aku ngga akan seperti ini, kalau aku mendengarkan perkataan Bangtan dulu..." -Ara *bergumam.
"Ara? Kamu masih takut sayang?" -Ibu Ara.
"Mama selalu saja mengulang pertanyaan itu! Aku takut! Aku takut jika Lee Joon kembali datang dan menyiksaku lagi seperti tahun lalu!" -Ara *matanya kembali berkaca-kaca.
Yang sebenarnya, Ara sama sekali tidak tahu jika Lee Joon sudah meninggal saat itu.
Ia sunggung-sungguh ketakutan. "Aku takut ma... Apalagi, sekarang aku sudah tidak tau dimana Bangtan berada... Tidak ada yang bisa melindungiku lagi..." -Ara.
"Annyeong... Ara-ssi? Ada apa?" -Ayah Ara *tiba-tiba datang dan melihat Ara menangis.
"Dia masih takut kejadian silam kembali terjadi." -Ibu Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐡𝐞 𝐕𝐚𝐦𝐩𝐢𝐫𝐞𝐬 (𝐄𝐍𝐃✓) "ˢᵉᵃˢᵒⁿ ¹" (방탄소년단)
Vampire(INFO!!!) "Nama tokoh telah diubah demi kenyamanan saya sebagai penulis, juga para pembaca :)" ••••• Memiliki sahabat lelaki sudah tidak asing lagi dipendengaran setiap orang. Karena itu sudah menjadi hal yang biasa. Tetapi, bagaimana jika hubungan...