Chapter 10 : ironi

1.2K 196 27
                                    

《《《PRESENT》》》

Disatu masa Yongsun sering mendapat keluhan dari Baekhyun. Kata anak itu ia selalu merasa lelah dan pusing secara bersamaan, meski ia sedang tidak melakukan satu pekerjaan berlebih. Saat itu Baekhyun sedang menyandang gelar umur sebelas akhir. Dan dipengertian Yongsun rasa lelah serta pusing itu adalah hal biasa, terlebih bisa saja lelah itu ditimbulkan sebab sejak menginjakkan bangku menengah pertama Baekhyun sudah diporsis menempuh perjalanan jauh menuju sekolahnya. Tak sama ketika bersekolah dasar, yang dimana letak sekolahnya tak seberapa jauh sampai harus menggunakan bus atau kendaraan umum lainnya.

Untuk menangkal rasa lelah tersebut Yongsun berkali-kali memberikan Baekhyun vitamin dan pereda rasa sakit setiap kali berbelanja keluar, tentunya tanpa resep dokter sama sekali. Membiarkan dalam waktu lama Baekhyun mengkonsumsi vitamin tersebut diselingi istirahat cukup, menurutnya. Awalnya obat-obatan itu bekerja sesuai harapan, Sampai umurnya menyentuh angka 14 selama 2 tahun itu Baekhyun hidup dengan mengkonsumsi vitamin dan pereda rasa sakit tersebut.

Akan tetapi tiba waktu di mana semua racikan ahli kesehatan itu tak berguna. Gejala lelah itu datang kembali bahkan dalam kesempatan kedua berdempetan meski Baekhyun lebih dari cukup mengistirahatkan diri. Yongsun dan pengetahuan minim sebatas tamatan menengah atas bingung mengambil tindakan apa.

Puncaknya terjadi pada salah satu malam di tahun-tahun itu. Baekhyun jatuh demam setelah makam malam berdua bersama Yongsun. Mengigil disertai keringat berlebihan membasahi kasur tempat Baekhyun berbaring dibalut dua buah selimut. Malam itu diluar rintik dan angin meniup sepoi, langit tanpa bintang, petir sesekali membentuk kilatan abstrak di langit.

Yongsun yang malam itu akan segera bergegas pulang ke apartemen kecil miliknya mengurungkan niat. Tak mungkin meninggalkan Baekhyun seorang diri sementara kediaman Byun sedang tanpa penghuni selain mereka. Changmin dan Yoona membawa Luhan berlibur ke negeri sakura.

Hampir tengah malam demam Baekhyun belum menurun. Keadaan di luar juga makin menggila. Angin tak lagi sepoi meniup, meski tanpa hujan petir semakin angkuh bersahut-sahutan di atas sana. Yongsun dibuat gusar karena Baekhyun tak berhenti mengeluh sakit tanpa suara. Anak itu sempat memuntahkan kembali makan malam yang mengisi perut. Takut terjadi hal yang tidak diinginkan, Yongsun menghubungi salah satu sahabatnya yang seorang dokter.

Dalam percakapan jarak jauh itu disepakati dokter tersebut, yang kemudian hari diketahui namanya Ahn Hyejin akan datang ke alamat tempat Yongsun bekerja. Memeriksa Baekhyun, anak lelaki manis yang cukup dekat dengannya karena sejak kecil, sejak mereka masih remaja Yongsun selalu membawa Baekhyun kala mereka akan menghabiskan waktu berlibur dimusim panas. Hanya sebuah liburan singkat mengunjungi tempat kelahiran Yongsun dua atau tiga hari.

Hyejin datang cukup cepat dari perhitungan Yongsun. Wanita berkulit tan itu dipastikan mengebutkan mobil selama perjalanan. Hyejin juga pasti khawatir apalagi saat tahu Yongsun menelephone karena Baekhyun, sesuatu yang jarang Yongsun lakukan selama ini.

Pemeriksaanpun dilakukan. Namun belum menemukan jawaban pasti dan sebuah asumsi mengerutkan keningnya, Hyejin meminta mereka membawa Baekhyun kerumah sakit tempat Hyejin bekerja sebagai dokter muda tahun angkatan tersebut. Yongsun tak ada alasan untuk menolak, lalu merekapun segera melesat kerumah sakit kota yang masih ramai dijam larut.

Semua terasa berjalan sangat lama bagi Yongsun, menunggu di depan ruangan tempat Baekhyun di rawat, Hyejin ditemani seorang dokter pria berumur masih di dalam ruangan memeriksa Baekhyun, dan jarum jam masih menetap dipukul setengah tiga malam.

Bermenit-menit setelahnya dokter yang menemani Hyejin keluar terlebih dulu. Dokter itu tersenyum, senyum yang di mata Yongsun mengingatkan ia pada almarhum ayahnya. Selain itu senyumnya juga terlihat ketir, mengatakan rasa empati. Yongsun tak tahu empati untuk apa. Dokter itu mengajak Yongsun keruanganya. Sebelum masuk di depan pintu terpasang papan nama hitam bercoretkan tinta emas. Nama dokter tersebut dan tulisan tebal miring : Specialis Hematologi.

My Day Are A Struggle [CHANBAEK] [REMAKE] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang