"Bertahan adalah bukti bahwa aku masih mencintaimu."
•••✏️•••
Kedatangan Stefan dan Clara disambut dengan lipatan tangan di dada oleh Dimas yang berdiri di teras rumah.
Keduanya saling memandang karena merasa bahwa Dimas sepertinya sudah tahu mereka akan datang. Tapi anehnya, kenapa Dimas memasang tampang yang tidak enak dipandang?
"Kamu ke sini mau bekerja atau mau pacaran?" tanya Dimas dengan nada suara yang mendengarkan ketidaksukaan.
"Kerja, dong. Emang mau pacaran sama siapa?" tanya Clara. "Pacar aku aja lupa sama aku," lanjutnya dengan suara yang sengaja dipelankan.
"Masuk," titah Dimas dengan tegas.
Clara mengangguk pelan. "Oke." Gadis itu kemudian berjalan masuk ke dalam rumah. Stefan mengikutinya dari belakang. Namun sayang, langkahnya dihadang oleh Dimas.
"Tahu sopan santun?"
"Saya ke sini mau membantu Clara."
Dimas menahan bahu Stefan untuk mencegah cowok itu masuk. "Kalau dia ada di rumah ini, lo gak perlu khawatir. Ada gue."
"Mau kamu teh sebenarnya apa? Kamu mencampakkan Clara, dan sekarang kamu menjadikan dia pembantu kamu. Kamu sengaja menyakiti dia seperti ini?"
"Lo ...," Dimas menunjuk Stefan dengan jari telunjuknya, "gak tahu apa-apa."
"Kalau kamu mau sakitin Clara, ya sudah, sakiti saja. Karena ada saya yang akan mengobati lukanya," kata Stefan dengan nada serius. Dia mendorong tubuh Dimas, lalu masuk ke rumah itu tanpa izin dari Dimas.
"Sepertinya lo perlu diajarkan sopan santun!" tegas Dimas seraya berjalan menyusul Stefan yang begitu lancang memasuki rumahnya.
"Eh, ini kenapa ribut-ribut?" tanya Clara heran. Dia baru saja keluar dari kamar mandi untuk mengganti pakaian.
"Kalau mau kerja, kerja sendiri. Jangan ajak siapapun." Dimas menatap Clara dengan sorot menyeramkan.
"Stefan ke sini cuma mau bantu—"
"Apapun alasannya," potong Dimas, lantas menatap Stefan dengan tatapan tidak suka sebelum pergi meninggalkan mereka.
Clara menatap kepergian Dimas dengan tatapan yang sulit terdefinisikan. Ada sesuatu yang aneh dengan Dimas saat ini.
"Kamu lihat? Dia bahkan lebih kurangajar dari yang aku bayangkan," kata Stefan geram.
"Sst ...." Clara menempelkan jari telunjuknya di bibir Stefan. "Bagaimanapun juga, dia masih pacar aku. Aku gak suka kamu menjelek-jelekkan dia di depan aku ataupun di belakang aku. Bisa, 'kan?"
Tak!
Keduanya dibuat terkejut saat Dimas melemparkan kemoceng ke arah mereka. Kemoceng yang dilempar Dimas itu bahkan kena di kaki Stefan. Setelah melemparkan kemoceng itu, Dimas pergi meninggalkan mereka menuju kamarnya.
"Maafin dia," kata Clara sambil mengambil kemoceng itu. "Masih mau bantuin, 'kan?" Dia menatap Stefan sambil tersenyum dan mengedip-ngedipkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clara's Life
Teen Fiction[SELESAI-Sekuel Clara's Mission] Kisah selanjutnya tentang kehidupan Clara setelah menjalin hubungan dengan Dimas. Dimas selalu berubah seperti memiliki kepribadian ganda, Clara tahu. Semua orang juga tahu. Tapi, kali ini berbeda. Dimas benar-benar...