"Tidak perlu terburu-buru.
Karena apa yang disembunyikan, akan terbongkar suatu saat nanti."•••✏️•••
Baru saja Clara mengangkat tangannya untuk menekan bel, suara orang yang memanggil namanya membuatnya mengurungkan niatnya itu.
Dia menoleh ke belakang dan mendapati Rava sedang berjalan ke arahnya. Cowok itu tersenyum lebar sambil melambaikan tangan ketika sudah berhadapan dengannya.
"Rava?"
"Kok kaget gitu lihat saya?"
"Kamu kenapa ada di sini?" Bukannya menjawab pertanyaan Rava, Clara justru balik bertanya.
"Ngikutin kamu dari sekolah."
"Hah?" Clara memasang tampang bingung. "Ngapain ikutin aku?"
"Ya ... pengen aja."
"Aku ke sini mau kerja."
"Iya, tahu."
"Terus ngapain kamu ikut?"
"Pengen nemenin kamu kerja," jawab Rava sambil memainkan kedua alisnya.
Takdir selalu tidak berpihak kepadanya. Padahal dia sudah berencana untuk bekerja sama dengan Helena agar dia bisa masuk ke kamar Dimas. Tujuannya adalah karena dia sangat penasaran dengan isi amplop yang Dimas pegang waktu itu.
Dugaan Clara begitu kuat kalau isi amplop itu adalah jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya selama ini.
Tapi, dengan keberadaan Rava di sini, Clara tidak mungkin menjalankan rencananya itu.
Waktu itu Stefan, sekarang Rava. Dua cowok itu seakan sengaja menghalanginya untuk menjalankan apa yang sudah dia rencanakan. Atau mungkin, takdir memang belum menghendaki Clara untuk tahu jawabannya.
Clara hanya bisa tersenyum pasrah ketika Rava membuka pintu rumah itu tanpa menekan bel rumah terlebih dahulu. Wajar saja Rava bisa seenaknya karena ini adalah rumah Tantenya.
"Sepi, ya?"
"Ada Tante Helena, kok. Kalau Dimas sama Tiffany lagi jalan-jalan sore," jawab Clara sambil meletakkan tasnya di sofa. Gadis itu berjalan menuju dapur untuk mengecek apakah ada piring yang harus dicuci, tapi ternyata tidak ada.
Dia beralih mengamati lantai, dan tampaknya lantai juga sudah bersih. "Kok semua pekerjaan rumah udah beres, ya?"
"Eh, kamu sudah datang, Clara? Ada Rava juga." Suara Helena yang baru saja keluar dari kamar mandi membuat keduanya kompak menoleh.
"Tante, kok, semuanya udah bersih?"
"Iya, Dimas yang bersihin. Alasannya karena dia bosan. Jadi, dia beres-beres rumah," jawab Helena.
"Rava baru tahu kalau Dimas se-rajin itu," kata Rava sambil mengusap-usap dagunya heran.
"Dimas emang rajin, kali. Dulu dia sering beres-beres rumah sendiri karena dia, kan, emang tinggal sendiri dulu," ucap Clara sambil menatap Rava tidak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clara's Life
Ficção Adolescente[SELESAI-Sekuel Clara's Mission] Kisah selanjutnya tentang kehidupan Clara setelah menjalin hubungan dengan Dimas. Dimas selalu berubah seperti memiliki kepribadian ganda, Clara tahu. Semua orang juga tahu. Tapi, kali ini berbeda. Dimas benar-benar...