"Jangan pernah menyerah selagi masih ada kesempatan untuk bangkit."
••• ✏️•••
Angin yang cukup kencang di rooftop sekolah begitu dinikmati oleh Clara. Sepuluh menit sudah dia berada di tempat ini setelah dikeluarkan dari kelas karena tertidur di saat kegiatan belajar-mengajar sedang berlangsung.
Ini adalah untuk yang pertama kali Clara dikeluarkan dari kelas. Dan sepertinya, tahap akhir di masa putih abu-abunya akan berjalan dengan tidak baik.
Sebentar lagi Dimas akan berangkat ke New York dan tidak tahu kapan akan kembali. Jawaban dari pertanyaannya belum sepenuhnya terjawab.
Di saat-saat seperti ini Clara tidak tahu harus bagaimana. Untuk berpikir saja rasanya sangat sulit.
Gadis itu tiba-tiba teringat akan sticky note yang dia temui tadi pagi di motor pemberian Dimas. Dia memang tidak sempat membacanya karena Gisel sudah mendesaknya untuk bergegas.
Clara merogoh saku kemejanya untuk mengambil sticky note berwarna kuning itu.
Jangan menyerah. Semuanya belum terlambat. Masih ada kesempatan terakhir untuk menemukan buku bersampul hitam.
— Lily.
Setelah membaca pesan dari Lily, Clara menatap ke arah langit. Dia bertanya pada semesta apakah dia akan diberi kesempatan untuk tahu jawabannya sebelum Dimas benar-benar pergi. Tapi, jika memang Clara diizinkan untuk tahu, apakah semuanya bisa kembali lagi seperti dulu?
Clara menoleh ke samping saat merasakan ada yang duduk di sampingnya. "Rava? Kenapa kamu di sini?" Gadis itu menatap Rava heran.
Saat melihat mata Rava tertuju pada sticky note yang dipegangnya, Clara langsung menyembunyikan sticky note itu.
"Saya dengar, kamu udah gak kerja lagi di rumah Dimas. Saya tahu kamu sedih, makanya saya cariin kamu buat hibur kamu," kata Rava dengan tatapan yang begitu tulus.
"Dimas akan pergi lagi."
"Mungkin itu yang terbaik."
"Maksud kamu?" Clara menatap Rava dengan kedua alis yang hampir saling bertaut.
"Iya. Itu yang terbaik. Karena Dimas ke sana untuk berobat. Siapa tahu Dimas bisa cepat pulih."
"Kamu serius?"
Rava mengangguk. "Iya, Clara. Kalau Dimas sudah sembuh, dia pasti akan kembali ke kamu. Dia pasti bisa ingat kamu lagi."
"Tapi, Rava ...."
"Tapi?"
"Ada satu hal yang harus aku temukan sebelum Dimas pergi. Aku akan mengikhlaskan dia pergi jika memang dia pergi untuk berobat. Tapi, aku harus menemukan sesuatu."
"Apa?"
"Buku bersampul hitam," jawab Clara. "Kamu bisa bantu aku?"
Rava mengalihkan pandangannya dari Clara, dan tidak menjawab pertanyaan Clara.
"Rava?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Clara's Life
Fiksi Remaja[SELESAI-Sekuel Clara's Mission] Kisah selanjutnya tentang kehidupan Clara setelah menjalin hubungan dengan Dimas. Dimas selalu berubah seperti memiliki kepribadian ganda, Clara tahu. Semua orang juga tahu. Tapi, kali ini berbeda. Dimas benar-benar...