"Hanya ada satu laki-laki yang bisa kau percaya bahkan di saat kau menganggap semua laki-laki itu selalu menyakiti—ayah."
•••✏️•••
Miaw ....
Clara tertawa geli ketika Lily Dua menggosok-gosokkan kepalanya di telapak kaki Clara.
Mungkin itu adalah bentuk ucapan terima kasih Lily Dua karena Clara baru saja memberinya makan. Dan itu adalah kebiasaan yang dilakukan oleh Lily Dua setiap kali Clara memberinya makan.
Keberadaan Lily Dua selalu mengingatkannya pada momen indah bersama Dimas. Masih teringat jelas bagaimana Dimas memberinya kejutan yang tak terduga waktu itu. Sayang sekali karena ternyata itu merupakan kejutan indah terakhir yang Dimas berikan untuknya.
Tok...tok!
"Ra, lo lagi ngapain? Ada Om Farhan. Keluar, yuk!" teriak Gisel sambil terus mengetuk pintu kamarnya.
Awalnya Clara tidak percaya dengan ucapan Gisel bahwa ayahnya datang. Tapi, mengingat hari ini adalah hari Minggu, ucapan Gisel mungkin saja benar.
"Sebentar, ya. Eonni keluar dulu. Kamu masuk kandang dulu, oke?" Clara memeluk Lily Dua, lalu memasukkannya ke dalam kandang. Setelah itu, Clara keluar dari kamarnya.
"Serius?"
"Lo cek aja sendiri. Om Farhan lagi ngobrol sama Papi di bawah," jawab Gisel.
Sepertinya Gisel tidak berbohong karena baru saja Clara mendengar suara gelak tawa dari Denny dan ayahnya.
Dia pun segera menuruni anak tangga agar bisa segera melihat ayahnya. Sudah kurang lebih dua bulan mereka tidak bertemu secara langsung hanya sekedar mengobrol via telepon. Itu pun sangat jarang karena Farhan sibuk bekerja sedangkan Clara sibuk belajar, tidak, sibuk memikirkan Dimas dan sibuk menyakiti diri sendiri hanya untuk memperjuangkan Dimas.
"Akhirnya anak Ayah keluar kamar juga." Farhan berdiri dari tempat duduk, lalu menyambut pelukan yang tiba-tiba dari anaknya.
"Makin kurus aja kamu," kata Farhan setelah Clara melerai pelukan.
Clara mengamati tubuhnya sendiri. "Bagus, dong. Kurus itu, kan, idaman semua wanita."
"Saya tidak pernah irit kasih makan ke Clara, loh. Jangan salahkan saya," ucap Denny yang membuat Farhan tertawa kecil.
"Clara-nya aja yang malas makan karena mungkin sibuk belajar." Farhan mengusap bahu anaknya.
Melihat Farhan tertawa seperti itu dan menganggap tubuhnya semakin kurus karena terlalu sibuk belajar, entah kenapa membuat hati Clara sakit. Dia merasa sudah mengecewakan Farhan, dan menjadi anak yang tidak bisa menjaga kepercayaan ayahnya.
Karena Clara tahu, Farhan sudah memberinya kepercayaan untuk bisa menjaga diri, termasuk menjaga mata yang sudah didonorkan ibunya. Tapi, Clara merasa gagal menjaga kepercayaan itu.
"Hm, Ayah, jalan-jalan keliling kompleks sebentar, yuk!" ajak Clara bersemangat.
"Pakai mobil?"
"Motor."
"Udah bisa? Kok Ayah gak tahu?" Farhan terkejut saat mengetahui bahwa anaknya sudah bisa naik motor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clara's Life
Teen Fiction[SELESAI-Sekuel Clara's Mission] Kisah selanjutnya tentang kehidupan Clara setelah menjalin hubungan dengan Dimas. Dimas selalu berubah seperti memiliki kepribadian ganda, Clara tahu. Semua orang juga tahu. Tapi, kali ini berbeda. Dimas benar-benar...