26. Pacar 17 Jam

64 10 2
                                    

"Ketika semuanya akan berakhir,
aku baru sadar bahwa tiap detik bersamamu sangat berharga. Semenyebalkan apapun kamu, itulah yang nanti akan sangat kurindukan."

•••✏️•••

"Gisel cepetan!" teriak Clara yang sudah menunggu di teras rumah selama lebih dari lima menit.

"Iya, bentar! Buku gue yang satu gak tahu di mana, nih!" seru Gisel dari dalam rumah.

Baru saja Clara berniat masuk kembali ke dalam rumah untuk membantu Gisel, matanya tertuju pada buket bunga lili yang diletakkan di atas motornya. Clara langsung menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari siapa tahu ada yang bersembunyi, sebelum memutuskan untuk berlari menuju pintu gerbang rumah itu. Namun, dia tidak menemukan orang yang mencurigakan.

Dengan perasaan kecewa sekaligus bertanya-tanya, Clara kembali masuk ke halaman rumah itu. Dia mengambil buket bunga lili campuran warna putih dan merah muda.

Clara mengamati bunga itu. Bunga itu selalu menemani hari-harinya dan memunculkan pertanyaan-pertanyaan baru. Kenapa selalu bunga lili? Siapa pengirimnya? Kenapa cara dia berkomunikasi dan cara dia membantu Clara hanya dengan bunga lili dan surat atau sticky note?

Ketika pandangannya teralihkan, dia melihat sticky note yang tertempel di kaca spion. Clara mengambil sticky note itu untuk membaca tulisan yang tertulis di sana.

Semuanya belum berakhir.
Aku akan membantumu menemukan jawaban dari semua pertanyaanmu tentang Dimas. Jadi, jangan menyerah.
Tugasmu hari ini : habiskan harimu bersama Dimas dan kunjungi tempat-tempat yang menyimpan kenangan bagi kalian.

Tanpa pikir panjang, Clara mengeluarkan ponselnya untuk menelepon seseorang. Padahal Clara akan mencoba untuk ikhlas, tapi Lily memberinya semangat untuk tetap berjuang. Jadi, Clara akan mencobanya kali ini.

"Halo, Rava?"

"Iya, Clara?"

"Kamu di mana?"

"Masih di rumah. Lagi siap-siap mau ke sekolah. Ada apa?"

"Aku butuh bantuan kamu lagi."

"Saya bisa bantu apa?"

"Kamu bisa temani Tiffany hari ini? Aku mau menghabiskan waktu hari ini bersama Dimas. Kamu tahu, kan, besok dia berangkat?"

"Oke. Saya bisa."

"Makasih, Rava. Aku gak akan lupa sama semua bantuan kamu."

"Semua bantuan saya kamu bisa lupa, tapi jangan sampai kamu lupakan saya."

Clara terdiam sambil mengerjapkan matanya.

"Hahaha, becanda. Saya ke rumah Dimas sekarang."

Tut.

"Yuk, berangkat," ajak Gisel sambil memakai helm. Rencananya hari ini mereka berdua akan berangkat sekolah menggunakan Lily Dua.

Clara memasukkan ponselnya ke dalam tas, memakai helm, lantas berucap, "Lo berangkat sendiri aja, ya. Gue mau ke rumah Dimas."

Clara's LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang