35. Lily

78 14 2
                                    

"Hal kecil yang sering terlewatkan begitu saja adalah kesempatan."

••• ✏️•••

Selesai mandi, Clara menghempaskan tubuhnya di tempat tidur. Gadis itu mengambil ponselnya untuk menelepon seseorang.

"Ya?"

"Udah makan, belum?"

"Udah."

"Udah minum obat?"

"Udah."

"Aku ngerjain PR dulu, ya. Sejam lagi aku ke sana."

"Gak usah."

"Aku kangen seharian ini gak ketemu." Clara mengubah posisinya menjadi duduk. Dia tidak berkata bohong karena memang saat ini dia begitu merindukan Dimas.

Sebenarnya Clara berniat pulang sekolah langsung ke rumah Dimas. Akan tetapi, pulang sekolah tadi semua siswa kelas 12 dikumpulkan untuk mengumumkan kegiatan PKL yang akan dilaksanakan mulai minggu depan.

Semua siswa kelas 12 begitu bersemangat untuk kegiatan ini. Beda halnya dengan Clara. Jika dia sudah mulai melaksanakan PKL di salah satu perusahaan di Jakarta, dia mungkin akan memiliki sedikit waktu untuk Dimas.

"Kamu belajar aja."

"Iya, aku belajar dulu baru ke sana. Minggu depan aku udah mulai PKL, loh. Gak akan banyak waktu sama kamu."

"Gak apa-apa, fokus aja."

"Ih, kamu."

"Semangat, ya. Dadah."

"Dim, tung—"

Tut.

"Ih, kebiasaan." Setelah Dimas memutuskan sambungan telepon dengannya secara sepihak, Clara kembali menghempaskan tubuhnya. Beberapa menit dia menatap langit-langit kamarnya sebelum memilih untuk memejamkan matanya.

Tok ... tok!

"Ra, gue masuk, ya!"

Matanya kembali terbuka. Gadis itu beranjak dari tempat tidurnya untuk membuka pintu kamar yang dia kunci.

"Dikunci, ya?!"

"Sebentar, Gisel, sabar," katanya sambil membuka pintu kamar. Setelah pintu kamar itu terbuka, Gisel langsung menarik tangan Clara untuk ke ruang tamu.

"Ih, lo apaan, sih? Gue mau bel—" Clara tidak melanjutkan ucapannya ketika melihat Farel sedang duduk di sofa sambil memegang sebuket bunga lili. Sedetikpun Clara tidak berkedip menatap bunga lili itu.

Melihat kedatangan Clara, Farel meletakkan buket bunga lili itu di atas meja. Lengkap dengan sticky note berwarna kuning yang tertempel di buket bunga itu.

"Gimana bisa ...." Clara menatap Farel dan Gisel secara bergantian.

"Tadi pas gue mau ke sini, gue lihat Rava kasih ini ke petugas yang lagi jaga malam. Jadi, gue samperin dia," kata Farel menjelaskan.

Clara's LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang